Apakah Tren Bullish Bitcoin di Awal 2025 Berakhir? Simak Analisis Praktisi Kripto
Tanggal: 14 Jan 2025 05:39 wib.
Pasar kripto memulai 2025 dengan koreksi harga, terutama pada Bitcoin yang sebelumnya menembus level US$100.000 pada akhir 2024. CEO Indodax, Oscar Darmawan, menilai bahwa kondisi ini merupakan hal yang wajar dalam dinamika pasar aset kripto, terutama setelah kenaikan signifikan selama setahun terakhir. Menurut Oscar, kebijakan moneter global yang ketat turut menjadi faktor utama dalam pergerakan ini.
Ia juga menambahkan bahwa potensi Bitcoin untuk kembali ke level US$100.000 pada 2025 sangat bergantung pada beberapa elemen, seperti kebijakan moneter global, peluncuran produk baru seperti ETF spot Bitcoin, dukungan regulasi global, dan tingkat adopsi kripto di sektor institusional.
Pendapat serupa diungkapkan oleh Rieka Handayani, VP PR & Marketing Tokocrypto. Ia menekankan bahwa koreksi ini tidak berarti tren bullish telah berakhir, melainkan bagian dari volatilitas pasar kripto. Penurunan harga dipicu oleh tekanan jual dan ekspektasi terhadap kebijakan The Fed, yang menunda rencana penurunan suku bunga pada 2025.
Rieka menjelaskan bahwa pasar masih menunjukkan kekuatan, dengan Bitcoin mencatat kenaikan kapitalisasi sebesar 123,4% pada 2024. Hal ini didukung oleh persetujuan ETF spot, momentum Bitcoin Halving, serta optimisme terhadap regulasi pro-kripto dari pemerintahan Trump.
Namun, data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja di AS semakin ketat, dengan klaim pengangguran awal mencapai 201 ribu pada Januari 2025—angka terendah sejak awal 2024. Kondisi ini meningkatkan risiko inflasi berbasis permintaan yang dapat memaksa The Fed untuk mengambil kebijakan lebih agresif.
Selain itu, imbal hasil Treasury AS 10 tahun meningkat menjadi 4,73%, mengindikasikan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga lebih lanjut. Secara teknikal, Bitcoin menunjukkan momentum bearish dengan RSI harian di level 47, di bawah ambang batas netral 50. Saat ini, Bitcoin sedang menguji level support di US$92.493. Jika harga mampu pulih dan ditutup di atas US$100.000, peluang untuk mencapai rekor tertinggi di US$108.353 kembali terbuka.
Strategi Investasi di Tengah Volatilitas
Dalam menghadapi kondisi pasar yang fluktuatif, strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) menjadi salah satu pendekatan populer di kalangan investor. Strategi ini dilakukan dengan membeli aset secara rutin dalam jumlah tertentu, tanpa memedulikan harga pasar. Menurut Oscar, pendekatan ini dapat membantu investor mengurangi risiko dari fluktuasi harga yang tajam.
Meski begitu, ia mengingatkan pentingnya pemahaman mendalam terhadap pasar kripto sebelum mengambil keputusan investasi. Indodax terus mendorong edukasi bagi pengguna agar memahami risiko yang ada. Oscar juga optimistis bahwa minat terhadap kripto akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya adopsi institusional dan inovasi produk di sektor ini.
Rieka juga mengingatkan pentingnya strategi yang bijak di tengah volatilitas pasar. Investor diimbau untuk memperhatikan indikator teknikal, data makroekonomi, serta faktor-faktor seperti kebijakan The Fed, aliran dana dari ETF, dan inisiatif seperti Strategic Bitcoin Reserve.
Transisi Pengawasan Aset Kripto ke OJK
Mulai 10 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi mengambil alih pengaturan dan pengawasan perdagangan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aset digital.
Regulasi baru dari OJK mencakup tata cara perdagangan aset kripto, evaluasi daftar aset, hingga rencana bisnis penyelenggara perdagangan. Menurut Wan Iqbal, CMO Tokocrypto, transisi ini memerlukan dukungan dari regulator serta kolaborasi antara semua pihak terkait untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan aset kripto.
Pergerakan Harga Bitcoin dan Token Lainnya
Bitcoin yang sempat bertahan di level US$100.000 pada akhir Desember 2024 mulai menunjukkan pelemahan. Pada minggu pertama Januari 2025, Bitcoin sempat mencapai level tertinggi di US$102.290 sebelum kembali mengalami tekanan.
Laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan data positif di sektor layanan AS, yang memperkuat ekspektasi pasar terhadap kebijakan agresif The Fed. Hal ini memberikan tekanan tambahan pada aset kripto, termasuk Bitcoin. Token utama lainnya seperti Ethereum, XRP, Dogecoin, dan Cardano juga mencatatkan penurunan dalam sepekan terakhir.
Optimisme terhadap kebijakan pro-kripto dari pemerintahan Trump sempat mendorong Bitcoin ke level tertinggi sepanjang masa di US$108.315 pada Desember 2024. Namun, tekanan dari aksi profit taking investor membuat reli ini kehilangan momentum di awal 2025.