Apakah Era HP Lipat Akan Berakhir? Fakta Mengejutkan di Balik Tren yang Mulai Melemah
Tanggal: 10 Apr 2025 20:16 wib.
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia teknologi gadget diramaikan oleh tren ponsel lipat atau foldable phone. Inovasi ini sempat digadang-gadang sebagai revolusi besar dalam dunia smartphone karena menggabungkan fleksibilitas desain dengan performa tinggi. Beberapa produsen besar seperti Samsung dan Huawei bahkan menjadikan ponsel lipat sebagai andalan mereka untuk bersaing di pasar global.
Namun, berdasarkan analisis terbaru, tren ini tampaknya mulai mengalami penurunan. Meski masih menarik perhatian banyak pengguna, pasar HP lipat diprediksi akan mengalami kemunduran signifikan pada tahun 2025. Apa yang sebenarnya terjadi di balik layar pasar teknologi ini?
Dari Puncak Popularitas ke Ancaman Penurunan
Samsung selama ini menjadi penguasa pasar HP lipat lewat lini Galaxy Z Flip dan Z Fold. Inovasi yang terus berkembang serta kampanye pemasaran yang agresif menjadikan merek ini identik dengan ponsel lipat. Namun, mereka bukan satu-satunya pemain. Huawei, yang sebelumnya sempat terpuruk akibat berbagai hambatan bisnis, bangkit kembali dan menunjukkan taringnya di pasar yang sama.
Pabrikan asal Tiongkok seperti Xiaomi, Honor, Vivo, dan Oppo juga menunjukkan ambisi besar untuk menguasai segmen ini. Bahkan, rumor mengenai peluncuran iPhone versi lipat oleh Apple pada 2026 semakin memanaskan persaingan.
Akan tetapi, tidak semua kabar terdengar menggembirakan. Firma riset pasar Counterpoint Research memperkirakan bahwa tahun 2025 akan menjadi masa suram bagi pasar ponsel lipat. Mereka memproyeksikan pertumbuhan negatif untuk pertama kalinya, yakni sekitar -4% dibandingkan tahun 2024.
Apa Penyebab Lesunya Pasar HP Lipat?
Menurut analis senior Counterpoint, Jene Park, tahun 2025 diprediksi tidak akan memberikan banyak perkembangan positif bagi pasar foldable. Ia menyatakan bahwa meskipun teknologi ini masih menarik, adopsi pengguna mengalami perlambatan karena berbagai faktor, seperti harga tinggi, ketahanan perangkat, dan kebutuhan konsumen yang belum benar-benar mendesak untuk beralih ke ponsel lipat.
"Untuk pertama kalinya, kami memperkirakan segmen ponsel lipat akan mencatat pertumbuhan negatif," kata Park dalam keterangannya. Hal ini menjadi sinyal bahwa pasar mungkin sedang memasuki masa transisi atau bahkan saturasi.
2026, Titik Balik yang Ditunggu?
Meskipun prediksi untuk tahun 2025 cukup suram, harapan besar justru disematkan pada 2026. Counterpoint meyakini bahwa tahun tersebut bisa menjadi momentum kebangkitan pasar HP lipat. Alasannya? Banyaknya vendor besar yang bersiap memasuki segmen ini, termasuk Apple yang kabarnya tengah mengembangkan iPhone lipat.
Calvin Lee, Direktur Penelitian Counterpoint, menambahkan bahwa rantai pasok telah menerima banyak pesanan untuk komponen ponsel lipat tahun 2026, yang menunjukkan kesiapan industri menyambut lonjakan permintaan. “Ini bukanlah tanda pasar jenuh, tetapi lebih kepada pasar yang tengah bersiap untuk transformasi besar. Kemunduran sementara di 2025 lebih karena faktor perencanaan ulang dan strategi,” ungkapnya.
Data Penjualan yang Menggambarkan Kesenjangan Kinerja
Berdasarkan laporan Counterpoint, sepanjang tahun 2024 pasar HP lipat hanya mencatat pertumbuhan 2,9% year-on-year (YoY). Beberapa vendor seperti Huawei, Motorola, Honor, Xiaomi, dan Vivo bahkan mengalami pertumbuhan dua hingga tiga digit.
Huawei tumbuh 54% YoY.
Motorola melonjak 253% YoY.
Honor tumbuh 106% YoY.
Xiaomi mencatat 108% YoY.
Vivo naik 23% YoY.
Namun, dominasi Samsung mengalami kemunduran dengan penurunan 33% YoY, menjadikan faktor ini sebagai penyebab utama lesunya pertumbuhan keseluruhan. Oppo juga mengalami nasib buruk, dengan penurunan tajam hingga 72% YoY, terutama karena mereka mengurangi produksi lini HP lipat dengan harga lebih terjangkau.
Samsung Masih Mendominasi, Tapi Butuh Strategi Baru
Meskipun penjualannya merosot, Samsung masih memimpin pasar ponsel lipat secara global. Namun, dominasi ini jelas sedang terancam jika tidak segera melakukan inovasi besar-besaran atau penyesuaian strategi, terutama dalam menghadapi kompetitor yang mulai bangkit.
Huawei kini menjadi penantang serius, terlebih setelah berhasil keluar dari tekanan global dan memperkenalkan produk lipat dengan fitur yang bersaing. Motorola juga mencuri perhatian dengan pertumbuhan pesat, menjadikannya sebagai nama yang perlu diwaspadai di tahun-tahun mendatang.
Kesimpulan: Masa Depan HP Lipat Masih Tergantung Inovasi
Walau tampak sedang mengalami penurunan, masa depan ponsel lipat belum bisa dianggap redup sepenuhnya. Tahun 2025 mungkin akan menjadi masa evaluasi dan penyesuaian, tapi 2026 berpotensi menjadi tahun penuh gebrakan, terutama jika Apple benar-benar meluncurkan iPhone lipat.
Konsumen kini lebih selektif dan kritis. Mereka tidak lagi sekadar tergoda oleh bentuk futuristik, tetapi juga mempertimbangkan harga, daya tahan, dan fungsionalitas. Jika para produsen bisa menjawab tantangan ini dengan produk yang benar-benar relevan dan terjangkau, bukan tidak mungkin tren ponsel lipat kembali bersinar lebih terang.