Sumber foto: Unsplash

Apa Itu CrowdStrike dan Peran Pentingnya dalam Pemadaman Teknologi Global

Tanggal: 21 Jul 2024 20:27 wib.
Pemadaman teknologi global pada Jumat (19/7/2024) telah menimbulkan dampak besar di berbagai sektor, mulai dari penerbangan yang terhenti, layanan kesehatan yang terganggu, sistem pembayaran yang tak berfungsi, hingga akses layanan Microsoft yang diblokir. Di balik gangguan ini, terdapat perusahaan keamanan siber, CrowdStrike, yang menjadi biang kerok dari kekacauan tersebut.

CrowdStrike adalah perusahaan keamanan siber Amerika Serikat (AS) yang didirikan pada tahun 2011 dan berbasis di Austin, Texas. Sejak berdiri, perusahaan ini telah tumbuh pesat dengan menawarkan berbagai layanan keamanan menggunakan perangkat lunak berbasis cloud. Perusahaan ini juga berhasil mengumpulkan dana dari berbagai pusat keuangan di Silicon Valley, termasuk cabang modal ventura Google. Hal ini mencerminkan kepercayaan yang kuat dari para investor terhadap potensi CrowdStrike dalam mencegah ancaman keamanan siber.

Menurut laporan, CrowdStrike telah menjadi langganan bagi ribuan perusahaan di seluruh dunia, termasuk 538 dari 1000 perusahaan Fortune. Dukungan pada skala besar ini menunjukkan betapa pentingnya peran CrowdStrike dalam melindungi data dan sistem informasi bagi para pelanggan bisnisnya.

Nilai pasar CrowdStrike pada penutupan bursa Kamis (18/7/2024) mencapai sekitar US$83 miliar atau sekitar Rp1.345 triliun. Meskipun mengalami penurunan harga saham hingga 13 persen pada Jumat (19/7/2024) pagi akibat pemadaman teknologi global, hal ini tidak menyurutkan dominasi perusahaan dalam pasar keamanan siber.

Selain produk utama yang ditujukan untuk memblokir peretas dan malware, CrowdStrike juga terlibat dalam penyelidikan terhadap pelanggaran data besar. Perusahaan ini pernah ditugaskan untuk menyelidiki peretasan server DNC oleh Rusia pada tahun 2016 dan juga terlibat dalam penyelidikan serangan siber 2014 yang terkait dengan Korea Utara terhadap Sony Pictures.

Namun, keberhasilan perusahaan ini juga diimbangi dengan kontroversi. Terkait dengan penyelidikan peretasan DNC, CrowdStrike telah menjadi subjek teori konspirasi yang secara tidak masuk akal menuduh perusahaan terlibat dalam upaya menutup-nutupi DNC. Bahkan, tuduhan tersebut mencakup keterlibatan dalam tindakan politik eksternal seperti penyelidikan terhadap presiden AS, yang telah menimbulkan banyak perdebatan dan kontroversi lebih lanjut.

Pemadaman global pada Jumat (19/7/2024) disebabkan oleh malfungsi pembaruan pada perangkat lunak utama CrowdStrike, yakni Falcon Sensor. Pembaruan ini berinteraksi dengan berbagai bagian sistem komputer dan perangkat lunak, termasuk Microsoft Windows, yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan fungsi dan berdampak pada sistem komputer yang mengoperasikan perangkat lunak tersebut di seluruh dunia. Meskipun tujuan utama CrowdStrike adalah untuk melindungi sistem komputer dari ancaman, malfungsi pembaruan yang terjadi justru menyebabkan dampak sebaliknya, yaitu ketidakfungsian sistem yang berdampak luas.

CEO CrowdStrike, George Kurtz, telah meminta maaf atas kegagalan tersebut dan menegaskan bahwa masalah ini bukan berasal dari serangan siber, melainkan disebabkan oleh kesalahan kode. Meskipun pemadaman telah mengakibatkan kerugian signifikan di berbagai sektor, upaya perbaikan terus dilakukan untuk mengatasi dampak pemadaman yang terjadi.

Dampak dari pemadaman ini juga turut dirasakan oleh layanan cloud Azure Microsoft yang mengalami kegagalan tambahan. Namun, Microsoft menyatakan bahwa kedua pemadaman tersebut tidak terkait satu sama lain dan layanan Azure telah kembali online setelah mengatasi masalah yang terjadi.

Pemadaman teknologi global yang disebabkan oleh CrowdStrike pada Jumat (19/7/2024) memberikan pelajaran penting mengenai ketergantungan dunia pada teknologi modern dan risiko yang terlibat dalam memelihara dan memperbarui sistem keamanan. Perusahaan keamanan siber seperti CrowdStrike memegang peran penting dalam mencegah ancaman keamanan yang semakin canggih, namun sekaligus membutuhkan tanggung jawab yang besar dalam memastikan bahwa teknologi yang dikembangkan tidak malah menjadi sumber kerusakan yang lebih besar.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved