Ancaman Tersembunyi DeepSeek: Teknologi AI China yang Mengancam Keamanan Nasional AS
Tanggal: 28 Apr 2025 06:35 wib.
Amerika Serikat (AS) kembali merasakan ketegangan besar akibat kemajuan teknologi dari China, khususnya yang melibatkan kecerdasan buatan (AI) bernama DeepSeek. Chatbot AI ini kini dianggap sebagai ancaman serius terhadap keamanan nasional AS, dan laporan terbaru dari Komite Khusus Kongres AS memperjelas bahwa DeepSeek bukan sekadar perangkat canggih biasa. Laporan tersebut menggambarkan DeepSeek sebagai alat strategis yang dapat menyimpan potensi ancaman besar terhadap data pribadi dan keamanan warga Amerika.
Menurut laporan Kongres AS yang dirilis pada akhir April 2025, DeepSeek diketahui mengumpulkan data secara agresif, mulai dari riwayat percakapan pengguna hingga detail perangkat dan pola mengetik. Data yang terkumpul ini ternyata diduga dialirkan langsung ke pemerintah China melalui infrastruktur yang terhubung ke China Mobile, salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di China yang sudah lebih dulu dilarang beroperasi di AS karena dianggap membahayakan keamanan nasional.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa DeepSeek berpotensi menjadi ancaman besar, karena selain mengumpulkan data pengguna, aplikasi ini juga diduga memiliki hubungan erat dengan militer China. Informasi ini semakin diperkuat oleh temuan dari perusahaan keamanan siber Feroot, yang menemukan adanya tautan tersembunyi di halaman login DeepSeek yang mengarah langsung ke sistem milik China Mobile. Hal ini menunjukkan bahwa DeepSeek kemungkinan besar tidak hanya berfungsi sebagai chatbot biasa, melainkan sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengirim data sensitif ke pihak luar.
Selain itu, DeepSeek dilaporkan juga memanfaatkan berbagai alat pelacak dari perusahaan teknologi besar China, seperti ByteDance (induk dari aplikasi TikTok), Baidu, dan Tencent. Ketiga perusahaan ini sudah lama menjadi sorotan pemerintah AS karena keterlibatannya dalam isu sensor dan pengawasan massal. "Bersama-sama, perusahaan-perusahaan ini membentuk ekosistem pengawasan, penyensoran, dan eksploitasi data yang sangat terstruktur, yang diperkuat oleh DeepSeek," tulis para ahli dalam laporan tersebut.
Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah AS terhadap teknologi yang berhubungan dengan pengawasan dan pengumpulan data dari negara-negara tertentu sudah menjadi perdebatan yang panjang. Pemerintah AS sudah beberapa kali melarang perusahaan-perusahaan seperti China Mobile untuk beroperasi di negara tersebut, dengan alasan bahwa keberadaan perusahaan-perusahaan tersebut dapat menjadi ancaman terhadap data pribadi dan privasi warga Amerika. Keputusan ini semakin dipertegas dengan kehadiran DeepSeek yang diduga kuat dapat memperburuk masalah keamanan siber di AS.
Dalam respons terhadap temuan ini, Komite Khusus Kongres AS mendorong perluasan kontrol ekspor teknologi AI yang melibatkan negara-negara yang dianggap berisiko, khususnya China. Mereka juga meminta pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mempersiapkan langkah-langkah antisipatif terhadap potensi ancaman strategis yang muncul akibat perkembangan teknologi AI China. Komite tersebut menyarankan agar AS melakukan evaluasi ulang terhadap teknologi-teknologi baru yang berkembang pesat, khususnya yang memiliki keterkaitan dengan pihak-pihak yang dianggap mengancam keamanan nasional.
Keberadaan DeepSeek menunjukkan bagaimana teknologi AI dapat digunakan dengan cara yang sangat canggih untuk mempengaruhi dan bahkan mengancam keamanan data di tingkat global. Pengumpulan data yang dilakukan oleh aplikasi ini sangat sistematis dan terorganisir, memungkinkan pihak-pihak tertentu untuk mengakses informasi pribadi yang sangat berharga. Ini memicu kekhawatiran bahwa teknologi AI, meskipun menawarkan kemudahan dalam berinteraksi dan memperoleh informasi, dapat disalahgunakan untuk tujuan yang merugikan.
Selain itu, keberadaan DeepSeek juga semakin mempertegas kekhawatiran bahwa pengawasan massal, yang sebelumnya dilakukan melalui media sosial dan aplikasi komunikasi lainnya, kini telah merambah ke penggunaan teknologi AI. Aplikasi seperti DeepSeek, yang mengumpulkan data dalam skala besar, dapat digunakan untuk membangun profil pengguna yang sangat mendetail. Data tersebut, jika jatuh ke tangan yang salah, bisa dimanfaatkan untuk kepentingan politik, ekonomi, atau bahkan militer.
Dengan ancaman ini yang semakin nyata, banyak pihak yang meminta agar kebijakan ekspor teknologi dari AS dan negara-negara sekutunya lebih ketat dan selektif. Mengingat kecepatan perkembangan teknologi AI, kontrol terhadap ekspor dan penggunaan teknologi ini menjadi sangat penting untuk menjaga agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Pemerintah AS diharapkan dapat mengadopsi kebijakan yang lebih proaktif untuk menghadapi perkembangan teknologi yang semakin kompleks ini.
Dalam menghadapi ancaman yang dibawa oleh DeepSeek, penting bagi AS untuk memperkuat sistem keamanannya, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga dalam kerjasama internasional untuk mengawasi dan mengatur penggunaan teknologi AI. Pemahaman yang lebih baik mengenai potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh teknologi ini sangat diperlukan untuk menciptakan regulasi yang tepat dan efektif.
Dengan adanya bukti-bukti yang menunjukkan hubungan DeepSeek dengan China Mobile dan perusahaan-perusahaan besar China lainnya, masalah ini kini menjadi isu yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Pemerintah AS dan lembaga-lembaga terkait di seluruh dunia harus segera mengambil langkah-langkah yang lebih serius untuk menangani potensi ancaman yang ditimbulkan oleh penggunaan teknologi AI yang tidak terkontrol.