Sumber foto: iStock

Ancaman Ransomware 2031: Prediksi Kerugian Hingga Rp 4.343 Triliun dan Tips Melindungi Data Anda

Tanggal: 19 Jan 2025 20:30 wib.
Ancaman ransomware semakin meluas dan mengkhawatirkan, dengan dampak yang diprediksi akan semakin besar di tahun-tahun mendatang. Menurut laporan dari Cybersecurity Ventures, pada tahun 2031, ransomware diperkirakan dapat menyebabkan kerugian global sebesar US$265 miliar atau sekitar Rp 4.343 triliun per tahun. Malware jenis ini telah berkembang pesat sejak kemunculannya pada 1980-an, menjadi alat kejahatan siber yang sangat merugikan.

Ransomware bekerja dengan mengunci file pada komputer korban dan meminta tebusan untuk membuka aksesnya. Serangan seperti ini tidak hanya menargetkan individu tetapi juga organisasi dan pemerintah, dengan tujuan utama mencuri data penting atau melumpuhkan sistem operasional.

Serangan Ransomware di Indonesia

Pada pertengahan 2024, Indonesia menghadapi serangan ransomware yang serius, yang melumpuhkan operasional Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Menurut firma keamanan siber Kaspersky, kawasan Asia Tenggara menjadi target utama serangan ransomware, dengan Indonesia mencatatkan jumlah serangan tertinggi dibanding negara-negara tetangga.

Kaspersky melaporkan bahwa 32.803 serangan ransomware berhasil terdeteksi dan diblokir di Indonesia pada paruh pertama tahun 2024. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Filipina yang mencatat 15.208 serangan, Thailand dengan 4.841 kasus, Malaysia dengan 3.920 serangan, Vietnam dengan 692 serangan, dan Singapura yang memiliki 107 kasus.

Jenis Ransomware dan Bahayanya

Ransomware memiliki dua kategori utama:


Ransomware Locker: Mengganggu fungsi dasar komputer sehingga perangkat tidak dapat digunakan.
Ransomware Crypto: Mengenkripsi file individual sehingga tidak dapat diakses oleh pemiliknya.


Varian ransomware semakin canggih dengan munculnya tren Ransomware-as-a-Service (RaaS), di mana pelaku kejahatan siber dapat membeli malware sesuai kebutuhan mereka. Dengan model ini, penyerang dapat mengatur metode penyebaran jaringan dan cara untuk melewati sistem keamanan.

Menurut Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, serangan ransomware menjadi lebih berbahaya ketika penyerang memiliki kredensial istimewa yang valid untuk mengakses infrastruktur target. Hal ini memungkinkan mereka meluncurkan serangan yang lebih efektif dan sulit dideteksi.

Pentingnya Teknologi Keamanan Siber

Untuk melawan ancaman ransomware, perusahaan perlu mengadopsi teknologi keamanan siber yang efektif. Tidak semua solusi keamanan memiliki tingkat efektivitas yang sama, sehingga bisnis harus memilih teknologi yang telah terbukti mampu menghadapi ancaman ransomware dalam pengujian independen.

Yeo Siang Tiong menambahkan, “Memastikan infrastruktur bisnis terlindungi dari ancaman ransomware adalah langkah krusial, terutama dengan meningkatnya tren RaaS yang memungkinkan siapa saja menjadi pelaku kejahatan siber.”

Cara Melindungi Diri dari Serangan Ransomware

Untuk mengurangi risiko terkena serangan ransomware, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:



Amankan Layanan Jarak Jauh
Hindari mengekspos layanan desktop jarak jauh seperti RDP (Remote Desktop Protocol) atau MSSQL ke jaringan publik. Pastikan menggunakan kata sandi yang kuat, autentikasi dua faktor, dan atur firewall untuk membatasi akses.


Perbarui Perangkat Lunak Secara Berkala
Perangkat lunak yang tidak diperbarui sering kali menjadi celah masuk ransomware. Pastikan semua perangkat lunak di lingkungan kerja Anda selalu memiliki pembaruan terbaru.


Lakukan Backup Data Secara Rutin
Data penting harus dicadangkan secara rutin menggunakan metode offline untuk memastikan ketersediaan data meskipun terjadi serangan ransomware. Strategi pencadangan ini harus mencakup pengujian berkala agar data dapat dipulihkan dengan cepat saat dibutuhkan.


Edukasi Karyawan Tentang Keamanan Siber
Kesalahan manusia sering menjadi faktor utama keberhasilan serangan siber. Melakukan pelatihan keamanan siber secara berkala dapat membantu mencegah karyawan melakukan tindakan yang membahayakan, seperti membuka tautan mencurigakan atau mengunduh file dari sumber yang tidak terpercaya.



Masa Depan Ancaman Ransomware

Tren ancaman ransomware diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan strategi baru yang digunakan pelaku kejahatan siber. Kemampuan ransomware untuk berkembang menjadi ancaman yang lebih kompleks, seperti melalui RaaS, menunjukkan perlunya pendekatan keamanan yang lebih serius di semua sektor.

Dengan kerugian yang diprediksi mencapai Rp 4.343 triliun per tahun pada 2031, ransomware tidak hanya menjadi ancaman bagi individu, tetapi juga bagi ekonomi global. Oleh karena itu, semua pihak, baik pemerintah, perusahaan, maupun individu, perlu meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi ancaman ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved