Ancaman Baru di Inbox: Penipuan Email Kian Canggih, Ini 7 Cara Cerdas Lindungi Data Pribadi Anda!
Tanggal: 13 Apr 2025 18:28 wib.
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) memang membawa banyak manfaat, namun di sisi lain juga membuka celah baru bagi kejahatan digital, khususnya penipuan melalui email. Modus ini semakin meningkat dan kian sulit dikenali, bahkan oleh pengguna yang cukup tech-savvy sekalipun.
Menurut Google, perusahaan raksasa teknologi ini telah memblokir lebih dari 99,9% email phishing dan malware di Gmail. Meskipun demikian, jumlah pengguna Gmail yang mencapai lebih dari 2,5 juta tetap menjadi target empuk para penipu dunia maya. Para pelaku memanfaatkan AI untuk membuat email palsu yang sangat meyakinkan hingga bisa menembus sistem keamanan dan mengecoh korban agar memberikan data pribadi, termasuk akses ke rekening bank.
Untuk mengatasi hal ini, Google kini mengandalkan teknologi AI terbaru, termasuk Large Language Model (LLM), guna meningkatkan sistem keamanan Gmail. LLM ini secara khusus dirancang untuk mengenali dan memblokir email berisi phishing, malware, dan spam yang sulit dideteksi secara manual. Dalam laporan yang dikutip dari Forbes pada 12 April 2025, Google menyatakan bahwa sistem baru ini diharapkan mampu memperkuat pertahanan mereka secara signifikan.
Namun, perusahaan keamanan siber ternama, McAfee, memperingatkan bahwa perkembangan AI bisa menjadi pedang bermata dua. Sama seperti Google yang mengembangkan AI untuk memperkuat sistem pertahanan, para penipu juga menggunakan teknologi serupa untuk menciptakan email penipuan yang makin meyakinkan dan bersifat personal, sehingga lebih sulit dibedakan dari email yang sah.
Dalam laporan Mailmodo pada Maret 2025, disebutkan bahwa spam menyumbang lebih dari 46,8% dari total trafik email global. Ini menyebabkan banyak perusahaan mulai beralih menggunakan platform komunikasi yang lebih aman seperti Microsoft Teams, Slack, atau bahkan aplikasi perpesanan instan seperti WhatsApp dan Telegram untuk berkomunikasi secara internal.
Solusi Cerdas: Email Alias & Fitur Privasi
Salah satu langkah efektif untuk mencegah penipuan adalah dengan menyembunyikan alamat email asli dari publik. Meskipun ini terdengar sederhana, nyatanya sulit dilakukan karena banyak layanan online mengharuskan pengguna memberikan email untuk verifikasi.
Apple, sebagai pelopor privasi pengguna, telah meluncurkan fitur Hide My Email. Dengan fitur ini, pengguna dapat membuat alamat email acak yang akan meneruskan pesan ke email utama mereka tanpa perlu mengungkapkan identitas sebenarnya. Ini sangat berguna ketika pengguna harus mendaftar newsletter, mengisi formulir, atau berkomunikasi dengan situs yang belum terpercaya.
Fitur serupa juga sedang dikembangkan oleh Google untuk pengguna Gmail. Berdasarkan laporan dari Android Authority, Google sedang menguji fitur baru bernama Shielded Email yang berfungsi menciptakan alamat email alias untuk satu kali penggunaan atau penggunaan terbatas. Pesan yang masuk ke alamat alias ini kemudian diteruskan ke inbox utama tanpa mengungkapkan alamat asli.
Beberapa pengguna bahkan sudah mulai melihat opsi "Shielded Gmail" ketika hendak masuk ke akun mereka. Fitur ini memberikan lapisan perlindungan tambahan karena memungkinkan pengguna membuat email khusus hanya untuk kebutuhan verifikasi, tanpa harus mengorbankan email utama mereka.
Proteksi Berlapis: Tips Tambahan untuk Pengguna
Bagi pengguna Apple yang memiliki akses ke Hide My Email, disarankan segera mengaktifkan dan memanfaatkannya. Apple menyebutkan bahwa fitur ini memungkinkan pengguna menciptakan alamat palsu dalam jumlah tak terbatas, yang bahkan tidak perlu dicek secara rutin. Hal ini dapat menurunkan risiko interaksi dengan penipuan digital secara signifikan.
Tak hanya itu, sistem AI LLM milik Google juga telah menunjukkan peningkatan performa, dengan kemampuan mendeteksi spam 20% lebih baik dan memproses laporan spam dari pengguna hingga seribu kali lipat lebih banyak setiap harinya. Namun, menurut McAfee, inovasi ini masih belum cukup. Diperlukan langkah lebih ekstrem seperti menandai email berbahaya secara eksplisit agar pengguna bisa langsung waspada.
Selain mengandalkan fitur-fitur keamanan canggih, pengguna juga harus mengambil langkah proaktif. Salah satunya adalah dengan membuat alamat email khusus yang dibagikan ke publik, tetapi tidak terhubung ke akun penting. Sebaliknya, buat email utama yang hanya digunakan untuk layanan krusial dan jangan pernah menyebarkannya secara terbuka.
Jika dirasa terlalu merepotkan, cara paling sederhana yang bisa dilakukan adalah tidak mengklik tautan apa pun yang mencurigakan di dalam email, sekalipun terlihat dikirim oleh lembaga resmi. Biasakan untuk memverifikasi alamat email pengirim dan hindari memberikan informasi pribadi melalui email, terutama jika tidak diminta secara resmi.
Penipuan lewat email bukanlah hal baru, namun kini menjadi jauh lebih berbahaya seiring kemajuan teknologi. Dengan kolaborasi antara AI dan kesadaran pengguna, kita bisa menciptakan ekosistem digital yang lebih aman. Fitur seperti Hide My Email dari Apple dan Shielded Email dari Google merupakan langkah awal yang sangat baik dalam melindungi privasi dan menghindari penipuan digital.
Ingat, di dunia digital saat ini, menjaga data pribadi sama pentingnya dengan menjaga harta benda fisik. Jadi, selalu waspada dan bijak dalam menggunakan email.