Sumber foto: iStock

Amazon Kembangkan Robot Kurir Mirip Manusia: Masa Depan Pengiriman Tanpa Sopir Semakin Nyata?

Tanggal: 8 Jun 2025 14:37 wib.
Amazon, perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat, tengah memasuki era baru dalam dunia pengiriman paket. Dilaporkan oleh The Verge melalui sumber dari The Information, Amazon kini tengah mengembangkan robot humanoid cerdas yang dapat berfungsi sebagai kurir. Uniknya, robot-robot ini akan dikawal oleh van listrik Rivian milik Amazon, dan akan mengantarkan paket langsung ke pintu rumah konsumen.

Langkah ini menunjukkan keseriusan Amazon dalam mengotomatisasi sistem logistik mereka—tidak hanya di dalam gudang, tetapi juga pada tahapan akhir pengiriman. Jika proyek ini berhasil, maka masa depan pengiriman tanpa campur tangan manusia bukan lagi sekadar imajinasi fiksi ilmiah, melainkan menjadi kenyataan yang bisa hadir di depan rumah kita.

Menurut sumber anonim dari The Information, Amazon hampir merampungkan sebuah proyek internal bernama "Taman Humanoid" yang dibangun di salah satu kantor mereka di San Francisco. Meski ukurannya hanya seluas kedai kopi kecil, tempat ini menjadi laboratorium penting bagi eksperimen robotik masa depan. Di sana, tim teknisi dan ilmuwan data Amazon menguji kemampuan robot dalam menyelesaikan berbagai tantangan dunia nyata dalam pengiriman paket.

Yang menarik, para robot ini tidak hanya akan dilatih untuk mengantar paket, tetapi juga diprogram untuk mampu berinteraksi secara natural dengan manusia. Hal ini disampaikan langsung oleh Amazon dalam pernyataan resminya kepada SiliconValley.com. Mereka menjelaskan bahwa teknologi yang tengah dikembangkan bukanlah robot kaku yang hanya bisa mengikuti perintah monoton, melainkan robot dengan kecerdasan buatan yang mampu memahami dan menanggapi perintah bahasa alami.

"Kami tidak ingin menciptakan robot yang hanya bisa bergerak dari titik A ke B. Kami ingin membangun asisten yang fleksibel, mendengarkan instruksi dengan bahasa manusia, lalu menjalankan tugasnya secara mandiri," ujar perwakilan Amazon.

Sebagai bagian dari proyek besar ini, Amazon juga memperkenalkan sebuah divisi baru bernama Agentic AI team. Tim ini bertugas mengembangkan kecerdasan buatan generatif yang bisa diintegrasikan ke dalam sistem robotik Amazon. Teknologi ini diharapkan mampu mempercepat proses pelatihan dan penerapan robot-robot di berbagai lini bisnis Amazon, termasuk di pusat distribusi dan layanan logistik.

Sebenarnya, Amazon bukan pemain baru dalam dunia robotik. Sebelumnya, perusahaan ini telah menguji coba robot humanoid bernama Digit buatan Agility Robotics. Robot tersebut dirancang untuk menangani pekerjaan berat di gudang dan juga dapat ditempatkan di dalam kendaraan van untuk mengantarkan paket secara mandiri.

Tidak hanya mengandalkan satu jenis robot, laporan juga menyebutkan bahwa Amazon sedang mempertimbangkan berbagai pilihan lain. Salah satunya adalah robot humanoid buatan Unitree Robotics dari China, yang dibanderol sekitar 16.000 dolar AS atau setara Rp260 juta. Beragam jenis robot ini akan diuji dalam fasilitas khusus Amazon, guna melihat efektivitas dan efisiensi masing-masing dalam menyelesaikan proses pengiriman.

Namun, di balik inovasi canggih ini, muncul pertanyaan besar soal dampaknya terhadap lapangan kerja. Amazon saat ini mempekerjakan ratusan ribu orang di sektor logistik dan pengiriman. Jika robot benar-benar diimplementasikan dalam skala besar, bisa saja terjadi pergeseran besar-besaran dalam struktur tenaga kerja global Amazon. Otomatisasi yang semakin meluas ini memunculkan kekhawatiran akan terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), sebagaimana yang juga mulai dibahas di negara-negara lain, termasuk Tiongkok.

Menariknya, ambisi Amazon dalam dunia otomasi logistik sudah terlihat sejak beberapa tahun lalu. Pada 2020, mereka mengakuisisi perusahaan kendaraan otonom Zoox, yang fokus mengembangkan robotaxi tanpa pengemudi. Akuisisi ini menandakan niat Amazon untuk sepenuhnya menghilangkan kebutuhan manusia dalam rantai pengiriman, mulai dari gudang hingga ke rumah pelanggan.

Langkah Amazon ini mencerminkan arah perkembangan industri teknologi global: menuju sistem logistik yang 100% otomatis. Bagi konsumen, hal ini tentu menjanjikan efisiensi dan kecepatan. Namun bagi pekerja manusia, masa depan bisa menjadi lebih tak pasti.

Para ahli menyebutkan bahwa keberhasilan proyek ini akan menjadi tolok ukur penting bagi industri e-commerce di seluruh dunia. Jika robot-robot ini terbukti mampu mengirimkan paket dengan andal, aman, dan murah, maka perusahaan-perusahaan lain seperti Alibaba, Walmart, dan eBay kemungkinan akan mengikuti jejak serupa.

Bagi Amazon sendiri, proyek ini bukan hanya soal efisiensi bisnis, melainkan juga pertarungan dominasi teknologi global. Dengan menggabungkan kendaraan listrik, kecerdasan buatan, dan robotika humanoid, Amazon menempatkan dirinya sebagai pelopor dalam logistik masa depan.

Namun, satu hal yang pasti: masyarakat dunia akan terus memantau sejauh mana teknologi ini berkembang, dan bagaimana dampaknya terhadap struktur sosial dan ekonomi di era otomatisasi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved