Alibaba Bangkit! Gandeng Manus AI untuk Saingi OpenAI & DeepSeek
Tanggal: 15 Mar 2025 20:57 wib.
Raksasa teknologi asal China, Alibaba, telah mengalami perjalanan menakjubkan yang penuh liku-liku dalam beberapa tahun terakhir. Setelah ditinggalkan oleh pendirinya, Jack Ma, akibat hubungan yang tegang dengan pemerintah China, Alibaba merasakan dampak besar dari kehilangan sosok visioner tersebut.
Tidak hanya menghadapi kritik dari regulasi yang ketat, tetapi perusahaan juga harus melakukan restrukturisasi besar-besaran yang menyebabkan beberapa petingginya mundur dari posisinya. Selain itu, persaingan yang semakin ketat di sektor e-commerce dengan munculnya pendatang baru seperti PDD Holdings membuat posisi Alibaba semakin terpuruk.
Namun, sejak akhir tahun lalu, lambat laun Alibaba mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang menggembirakan. Semangat baru ini didorong oleh upaya kuat untuk mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kian berkembang. Keberanian tersebut membawa Alibaba untuk menjalin kemitraan strategis yang signifikan, termasuk dengan perusahaan teknologi global terkemuka, Apple.
Baru-baru ini, Alibaba diumumkan sebagai mitra resmi Apple untuk mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang diharapkan dapat mengoptimalkan produk-produk yang dijual di pasar China. Langkah ini tidak hanya menjadi batu loncatan bagi Alibaba untuk mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di industri, tetapi juga memberikan kepercayaan pada kualitas dan inovasi yang dapat ditawarkan oleh perusahaan.
Satu lagi kejutan datang dari pe-launching-an Manus AI, sebuah teknologi AI yang baru diluncurkan dan disebut-sebut sebagai penerus DeepSeek dari China. Manus AI segera mengumumkan kemitraan strategis dengan model AI Qwen milik Alibaba, menandakan bahwa kedua belah pihak berkomitmen untuk saling mendukung dalam mengatasi tantangan di pasar yang semakin kompetitif.
Kemitraan antara Manus AI dan Alibaba diperkirakan akan menjadi solusi win-win bagi kedua belah pihak. Manus AI berpotensi semakin mendalami peranannya dalam menciptakan agen AI general pertama di dunia, sementara Alibaba juga akan mendapatkan dukungan yang sangat dibutuhkan untuk tetap bersaing di variabel sektor AI. Berbeda dari chatbot yang umumnya berfungsi untuk menjawab pertanyaan, agen AI general dirancang untuk beroperasi layaknya karyawan digital yang dapat menyelesaikan tugas secara mandiri dengan interaksi manusia yang minimal.
Berdasarkan laporan terbaru, Manus AI telah menunjukkan kapabilitas yang melebihi agen AI lainnya yang ada saat ini, termasuk DeepResearch dari OpenAI. Diluncurkan pada minggu lalu, Manus AI langsung mencuri perhatian di media sosial China dan menjadi viral, dengan banyak pengguna yang sangat antusias membahas potensi inovasi yang dibawa oleh teknologi ini.
Kedua perusahaan, Manus dan Alibaba, merencanakan kolaborasi yang lebih lanjut untuk mengintegrasikan kemampuan Manus sebagai agen AI dengan sumber daya dan platform komputasi yang dimiliki Alibaba. Hal ini akan memperkuat posisi Alibaba di ekosistem AI global yang semakin padat dan memunculkan berbagai kemungkinan baru dalam pengembangan teknologi.
“Seluruh tim kami sangat bersemangat untuk berkolaborasi dengan lebih banyak inovator AI global,” ungkap juru bicara Alibaba dalam sebuah pernyataan resmi. Pada gilirannya, langkah ini diharapkan akan terus memperkuat posisi Alibaba di pasar yang penuh tantangan.
Manus AI sendiri adalah bagian dari Beijing Butterfly Effect Technology, yang berkantor pusat di Beijing dan Wuhan. Perusahaan ini telah mempromosikan produknya sambil memberikan layanan gratis kepada pengguna di platform sosial media X. Keberhasilan ini telah mendorong pertumbuhan yang pesat, dengan banyak pengguna berbondong-bondong mencoba akses ke teknologi ini.
Namun, perlu dicatat bahwa akses ke Manus AI saat ini terbatas. Hanya kalangan tertentu yang bisa menikmatinya dengan sistem undangan atau invitation only, yang telah menyebabkan website resmi Manus mengalami lonjakan pengunjung yang signifikan dan bahkan sempat mengalami malfungsi. Hal ini menunjukan betapa tingginya antusiasme di kalangan netizen China terhadap inovasi yang ditawarkan oleh Manus AI.
Dengan berbagai perkembangan yang terus terjadi, industri teknologi di China, yang saat ini sedang terguncang, mengantisipasi dampak dari kemitraan ini. Integrasi dari dua kekuatan yang berbeda, yakni Manus AI dan Alibaba, diharapkan mampu membawa angin segar bagi sektor teknologi negara tersebut. Melihat perjalanan Alibaba yang penuh gejolak dan komitmennya untuk bangkit kembali, publik menunggu dengan penuh harapan apa yang akan terjadi di masa depan.