Alibaba Bangkit dengan Memperlihatkan Kinerja Kuat pada Kuartal Ketiga
Tanggal: 19 Nov 2024 09:22 wib.
Alibaba, raksasa e-commerce asal China, memberikan laporan kinerjanya selama kuartal ketiga tahun 2024. Perusahaan ini akhirnya berhasil bangkit setelah ditinggal sang pendiri, Jack Ma.
Alibaba melaporkan kinerja yang melebihi ekspektasi pasar atas laba pada kuartal September tahun ini. Meski begitu, penjualan mereka mengalami penurunan akibat lesunya ekonomi China yang berdampak pada belanja konsumen.
Laba bersih Alibaba naik 58% tahun ke tahun (year-on-year/YoY) menjadi 43,9 miliar yuan (setara dengan Rp 96 triliun) pada kuartal yang berakhir pada 30 September. Hal ini berhasil dicapai berkat kinerja investasi ekuitas perusahaan.
Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan LSEG yang sebesar 25,83 miliar yuan. "Peningkatan dari tahun ke tahun terutama disebabkan oleh perubahan mark-to-market dari investasi ekuitas kami, penurunan penurunan nilai investasi kami, dan peningkatan pendapatan dari operasi," kata perusahaan dalam laporan laba rugi yang dikutip dari CNBC Internasional.
Di sisi lain, pendapatan Alibaba mencapai 236,5 miliar yuan, naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya, namun masih di bawah perkiraan analis. Meskipun begitu, saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek New York telah menguat sepanjang tahun ini, naik lebih dari 13%.
Para investor memperhatikan kinerja unit bisnis utama Alibaba, Taobao dan Tmall Group, yang melaporkan kenaikan pendapatan tahunan sebesar 1% menjadi 98,99 miliar yuan pada kuartal September. Hal ini terjadi di tengah waktu sulit bagi bisnis perdagangan di China, mengingat pasar ritel yang lesu di negara tersebut.
Pasar kini tengah menunggu apakah serangkaian langkah stimulus terkini dari Beijing, termasuk paket senilai 1,4 triliun yuan selama lima tahun yang diumumkan minggu lalu, akan membantu menghidupkan kembali pertumbuhan negara dan mengekang kemerosotan pasar real estat yang sudah berlangsung lama.
Dampaknya pada sektor ritel sejauh ini terlihat menjanjikan, dengan penjualan meningkat lebih baik dari yang diharapkan sebesar 4,8% tahun ke tahun pada Oktober.
Dari sisi belanja online, raksasa e-commerce seperti Lazada dan Aliexpress juga membukukan kenaikan penjualan yang signifikan. Bisnis belanja online luar negeri milik Alibaba mencatat kenaikan penjualan sebesar 29% YoY menjadi 31,67 miliar yuan.
Tak hanya itu, bisnis cloud Alibaba juga mengalami pertumbuhan yang positif. Cloud Intelligence Group milik Alibaba melaporkan pertumbuhan penjualan YoY sebesar 7% menjadi 29,6 miliar yuan pada kuartal September.
Pendapatan dari produk cloud publik meningkat dua digit, sementara pendapatan produk terkait kecerdasan buatan (AI) menghasilkan pertumbuhan tiga digit. CEO Alibaba, Eddie Wu, menyatakan keyakinannya dalam bisnis inti perusahaannya dan akan terus berinvestasi dalam mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Hasil kinerja Alibaba ini memberikan sinyal positif terutama dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sulit di China. Meskipun demikian, perusahaan harus tetap waspada terhadap dinamika pasar global yang terus berubah. Positifnya, dengan kinerja yang kuat pada kuartal ketiga ini, Alibaba membuktikan bahwa mereka dapat bertahan dan bahkan tumbuh di tengah tantangan yang dihadapi.
Hal ini juga mengindikasikan bahwa Alibaba masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar, terutama di sektor e-commerce dan cloud di China dan luar negeri. Meski begitu, perusahaan tentu harus tetap mengantisipasi perubahan dan bersaing secara sehat dalam industri yang terus berkembang.