Sumber foto: iStock

Alibaba Bangkit dari Krisis: Kolaborasi AI & RedNote Jadi Senjata Baru Lawan TikTok dan Pesaing E-Commerce

Tanggal: 30 Jun 2025 10:07 wib.
Setelah sempat nyaris tersingkir dari persaingan e-commerce yang kian ketat, Alibaba akhirnya menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Raksasa teknologi asal Tiongkok ini sebelumnya sempat limbung akibat tekanan persaingan dari pemain baru seperti PDD Holdings serta ketegangan antara pendirinya, Jack Ma, dan pemerintah China.

Ketegangan politik dan pengawasan ketat dari pemerintah menyebabkan perusahaan kehilangan arah. Bahkan, beberapa petinggi perusahaan hengkang pasca restrukturisasi besar-besaran. Namun kini, situasi perlahan mulai membaik.

Jack Ma Kembali ke Panggung dan Alibaba Naik Level

Setelah sempat menghilang dari publik, Jack Ma kini kembali terlihat di China. Ini menjadi sinyal positif bagi para investor dan publik bahwa hubungan antara dirinya dan pemerintah China mulai mencair. Hubungan yang lebih harmonis ini memberi ruang bagi Alibaba untuk menyusun ulang strategi dan fokus pada inovasi teknologi terbaru, terutama dalam bidang kecerdasan buatan (AI).

Alibaba Gandeng Apple dan RedNote untuk Bangkit

Dalam rangka mempercepat kebangkitan, Alibaba melakukan langkah taktis dengan menjalin kerjasama dengan Apple. Perusahaan ini dikabarkan terlibat dalam pengembangan Apple Intelligence untuk pasar China, yang akan disematkan pada iPhone keluaran terbaru di negara tersebut.

Tak berhenti di situ, Alibaba juga menggandeng RedNote (atau Xiaohongshu dalam versi lokal), sebuah platform konten populer yang mirip Instagram dan TikTok. Kolaborasi ini memungkinkan pengguna RedNote untuk langsung mengklik tautan produk dalam konten dan diarahkan ke Taobao, platform e-commerce milik Alibaba.

Langkah ini dianggap sebagai strategi cerdas dalam menghadapi tren belanja berbasis konten visual yang tengah marak di kalangan Gen Z dan milenial.

Menurut Liu Bo, Wakil Presiden Alibaba Group sekaligus Presiden Tmall, kolaborasi ini akan menggabungkan kekuatan konten gaya hidup dari RedNote dan ekosistem e-commerce dari Taobao dan Tmall, sehingga perusahaan dapat menjangkau konsumen dengan lebih efektif.

Strategi E-Commerce Berbasis Gaya Hidup

Kemitraan Alibaba dengan RedNote sejatinya merupakan bentuk penyesuaian terhadap tren e-commerce berbasis gaya hidup dan interaksi sosial. Kini, pengguna tidak hanya mencari produk, tapi juga ingin terinspirasi dari konten sebelum berbelanja.

Melalui fitur integrasi langsung antara aplikasi RedNote dan Taobao, Alibaba menciptakan pengalaman belanja yang lebih mulus (seamless) — dari melihat inspirasi, hingga langsung melakukan pembelian tanpa keluar dari ekosistem aplikasi.

Strategi ini juga menjadi cara Alibaba untuk memperkuat posisi di tengah menurunnya daya beli masyarakat China akibat ketidakpastian ekonomi.

Menyasar Pasar Ritel Instan: Barang Sampai Kurang dari 1 Jam

Di saat sebagian e-commerce masih fokus pada pengiriman standar, Alibaba melompat ke pasar ritel instan yang kini tengah booming di Tiongkok. Perusahaan ini menawarkan layanan pengiriman barang dalam waktu kurang dari satu jam, mencakup produk elektronik, fashion, hingga kebutuhan harian.

Pasar ini sebelumnya didominasi oleh Meituan, raksasa pengiriman makanan di Tiongkok. Alibaba, melalui layanan Ele.me, kini mulai mengancam dominasi Meituan di segmen pengiriman cepat.

Tak ketinggalan, kompetitor lain seperti JD.com pun telah masuk ke arena ini dengan meluncurkan layanan baru bernama JD Takeaway. JD bahkan berkomitmen untuk menggelontorkan lebih dari 10 miliar yuan pada 2025 demi mengembangkan infrastruktur ritel instan.

Alibaba Kembali Unjuk Gigi: 10 Juta Pesanan Dalam 5 Hari

Sebagai bukti bahwa strateginya mulai membuahkan hasil, Alibaba mencatat 10 juta transaksi ritel instan hanya dalam waktu lima hari. Angka ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap layanan pengiriman cepat semakin besar dan Alibaba siap memenuhinya dengan infrastruktur logistik yang mumpuni.

Program ini utamanya berfokus pada produk konsumen cepat habis (FMCG) dan barang-barang kesehatan, dua kategori yang terus mengalami peningkatan permintaan di masa pasca-pandemi.

Fungsi Aplikasi-ke-Aplikasi Jadi Andalan Pertumbuhan

Kolaborasi dengan RedNote tidak hanya soal sinergi konten dan belanja. Alibaba juga memanfaatkan fungsi integrasi aplikasi-ke-aplikasi (app-to-app integration) sebagai pendorong pertumbuhan. Hal ini memungkinkan navigasi pengguna yang lebih cepat dan efisien saat berbelanja setelah melihat konten inspiratif di platform media sosial.

Integrasi ini memberikan keunggulan kompetitif, mengingat konsumen saat ini cenderung tidak suka berpindah aplikasi terlalu banyak. Semakin mudah prosesnya, semakin tinggi kemungkinan transaksi terjadi.

Kesimpulan: Dari Terpuruk ke Tren Baru

Setelah sempat terpuruk karena tekanan politik dan persaingan pasar, Alibaba kini menunjukkan bahwa mereka belum habis. Dengan strategi yang memadukan kekuatan e-commerce, kolaborasi teknologi, serta integrasi sosial media, Alibaba sukses membaca arah perubahan perilaku konsumen.

Dari kolaborasi dengan Apple, sinergi dengan RedNote, hingga ekspansi besar-besaran ke ritel instan, Alibaba tengah membuktikan bahwa mereka siap kembali menjadi pemimpin dalam dunia e-commerce modern — bukan hanya di China, tapi juga sebagai referensi global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved