Sumber foto: iStock

AI Pemicu PHK Massal? Fakta Mengejutkan di Balik Revolusi Teknologi

Tanggal: 14 Feb 2025 21:50 wib.
Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) membawa berbagai dampak signifikan dalam dunia kerja. Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah potensi pengurangan tenaga kerja manusia akibat otomatisasi yang semakin canggih. Diskusi mengenai ancaman ini sudah lama menjadi perdebatan hangat, dengan banyak pihak mengkhawatirkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal akibat AI.

Di satu sisi, perusahaan yang mengadopsi AI berargumen bahwa teknologi ini tidak akan menggantikan peran manusia sepenuhnya. Mereka menegaskan bahwa AI masih memiliki keterbatasan, terutama dalam aspek inovasi dan kreativitas yang menjadi keunggulan manusia. Namun, di sisi lain, bukti nyata mulai bermunculan yang menunjukkan bahwa AI memang berkontribusi terhadap pemangkasan tenaga kerja dalam skala besar.

PHK Massal di Workday: AI Sebagai Pengganti Manusia?

Salah satu contoh paling nyata dari fenomena ini adalah yang terjadi di Workday, sebuah perusahaan software yang fokus pada solusi manajemen keuangan dan sumber daya manusia (HR). Baru-baru ini, Workday melakukan PHK terhadap 1.750 karyawannya atau sekitar 8,5% dari total tenaga kerja perusahaan.

Yang mengejutkan, tidak lama setelah pemangkasan besar-besaran ini, Workday mengumumkan peluncuran sistem baru berbasis AI yang diberi nama ‘Agent System of Record’. Sistem ini dirancang untuk mengoptimalkan tenaga kerja digital dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Pengumuman ini menimbulkan spekulasi bahwa PHK yang dilakukan Workday erat kaitannya dengan integrasi AI yang mereka kembangkan.

AI dan Efisiensi Perusahaan: Tren yang Tak Terbendung

Workday bukan satu-satunya perusahaan yang mulai beralih ke AI untuk mengelola tenaga kerja mereka. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, semakin banyak perusahaan yang mengadopsi AI sebagai bagian dari strategi bisnis mereka.

Workday sendiri menyatakan bahwa penggunaan AI akan meningkatkan efisiensi dan mendorong pertumbuhan perusahaan. Dengan semakin banyak perusahaan yang mengadopsi AI, tren ini diprediksi akan semakin berkembang di masa depan. Integrasi AI memungkinkan perusahaan untuk mengelola pekerjaan lebih cepat dan akurat, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan produktivitas.

Namun, dampaknya terhadap tenaga kerja manusia tidak bisa diabaikan. Banyak pekerja yang khawatir bahwa semakin luasnya penggunaan AI akan mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia, yang pada akhirnya bisa memicu gelombang PHK massal di berbagai industri.

Apakah AI Akan Menggantikan Semua Pekerjaan?

Meskipun AI terbukti mampu menggantikan beberapa tugas yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia, CEO sekaligus co-founder Workday, Aneel Bhusri, menegaskan bahwa tenaga kerja manusia tetap dibutuhkan. Menurutnya, masa depan dunia kerja akan melibatkan kombinasi antara manusia dan AI, bukan sekadar menggantikan pekerja manusia secara total.

Ia menekankan bahwa perusahaan yang tidak belajar untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini akan tertinggal di era digital. Dengan kata lain, pekerja harus mulai menyesuaikan diri dan meningkatkan keterampilan mereka agar tetap relevan di tengah transformasi industri yang dipicu oleh AI.

Namun, pernyataan ini tidak serta-merta menghapus kekhawatiran banyak pihak. Sebab, meskipun manusia masih dibutuhkan, jumlah tenaga kerja yang diperlukan bisa jadi jauh lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. AI memungkinkan perusahaan untuk mengotomatiskan banyak tugas yang sebelumnya membutuhkan tenaga manusia, sehingga mengurangi kebutuhan akan pegawai dalam jumlah besar.

Pekerjaan yang Berisiko Tergusur oleh AI

Berdasarkan berbagai riset dan tren yang terjadi, beberapa jenis pekerjaan diprediksi akan mengalami dampak paling besar akibat otomatisasi AI, antara lain:


Pekerjaan di bidang administrasi - Banyak tugas administratif seperti pengolahan data, entri data, dan pengarsipan kini bisa dilakukan dengan lebih cepat oleh AI.
Layanan pelanggan - Chatbot dan asisten virtual semakin canggih dalam menangani pertanyaan pelanggan tanpa perlu campur tangan manusia.
Akuntansi dan keuangan - AI mampu mengelola analisis keuangan dan pembukuan dengan akurasi tinggi, mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia di bidang ini.
Jurnalisme dan konten digital - AI seperti ChatGPT sudah mulai digunakan untuk menulis artikel, laporan berita, dan bahkan membuat konten kreatif.
Manufaktur dan logistik - Robot dan sistem otomatisasi semakin banyak digunakan dalam proses produksi dan distribusi barang.


Namun, bukan berarti semua pekerjaan akan hilang begitu saja. Profesi yang melibatkan kreativitas, pemikiran strategis, serta interaksi sosial yang kompleks masih sulit digantikan oleh AI sepenuhnya. Pekerjaan di bidang inovasi, seni, desain, serta kepemimpinan tetap memiliki peluang besar di masa depan.

Bagaimana Pekerja Bisa Beradaptasi dengan Perubahan Ini?

Dengan semakin luasnya penggunaan AI dalam dunia kerja, penting bagi pekerja untuk beradaptasi dan mengembangkan keterampilan yang relevan agar tetap kompetitif. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:


Mengembangkan keterampilan digital – Memahami cara kerja AI dan menguasai teknologi yang berkaitan dengan industri masing-masing akan menjadi nilai tambah yang besar.
Meningkatkan kreativitas dan kemampuan problem-solving – AI masih memiliki keterbatasan dalam berpikir kreatif dan menyelesaikan masalah kompleks, sehingga keterampilan ini tetap dibutuhkan.
Belajar keterampilan baru – Mengikuti kursus atau pelatihan dalam bidang yang berkembang pesat, seperti analisis data, pemrograman, atau manajemen proyek berbasis teknologi.
Memanfaatkan AI sebagai alat bantu – Daripada melihat AI sebagai ancaman, pekerja bisa menggunakannya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam pekerjaan mereka.


Meskipun AI memberikan banyak manfaat dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan, dampaknya terhadap tenaga kerja manusia tidak bisa diabaikan. Kasus PHK massal di Workday menjadi contoh nyata bagaimana integrasi AI bisa menggantikan sebagian besar pekerjaan manusia.

Namun, bukan berarti AI akan sepenuhnya menggantikan tenaga kerja manusia. Kombinasi antara manusia dan AI diprediksi akan menjadi model kerja masa depan, di mana manusia tetap memegang peran penting dalam inovasi dan pengambilan keputusan.

Yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai pekerja mampu beradaptasi dengan perubahan ini. Mereka yang bisa mengembangkan keterampilan baru dan memanfaatkan AI sebagai alat bantu akan tetap relevan di era digital yang semakin maju.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved