Sumber foto: Google

AI Pantau Kinerja Karyawan, Inovasi atau Awal dari Pengawasan Berlebihan?

Tanggal: 15 Mei 2025 19:52 wib.
Tampang.com | Sejumlah perusahaan di Indonesia mulai menerapkan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk menilai performa karyawan. Dengan menggunakan sistem pemantauan otomatis, kinerja pegawai bisa dievaluasi berdasarkan data real-time—mulai dari waktu kerja aktif, respons email, hingga output pekerjaan.

Namun, kemudahan ini justru menimbulkan tanda tanya: Apakah AI membawa efisiensi, atau justru memperluas pengawasan hingga ke ruang pribadi pekerja?

Data Pekerja Jadi Komoditas
Dalam beberapa sistem yang telah digunakan, AI mampu menganalisis produktivitas berdasarkan pola aktivitas digital. Namun, banyak pihak khawatir data yang dikumpulkan berpotensi disalahgunakan.

“Pekerja tidak selalu diberi tahu data apa saja yang direkam dan bagaimana itu digunakan. Ini melanggar prinsip transparansi,” ujar Reni Fadilah, peneliti etika digital dari Digital Ethics Forum Indonesia.

Tanpa Mekanisme Keberatan
Sejumlah pekerja mengaku merasa tidak nyaman karena tidak ada ruang untuk menyanggah hasil evaluasi otomatis. AI bisa saja salah menilai konteks pekerjaan atau mengabaikan faktor eksternal seperti gangguan teknis atau beban kerja tidak merata.

“Kami tidak punya mekanisme banding, padahal sistem bisa bias dan tidak paham situasi manusiawi,” ujar Arman, salah satu karyawan startup teknologi di Jakarta.

Efisiensi vs Hak Pekerja
Dari sisi manajemen, penggunaan AI dinilai bisa mempercepat penilaian performa dan menghemat biaya operasional. Namun, jika tidak disertai kebijakan etis dan hak keberatan, teknologi ini bisa jadi alat represi modern.

Solusi: Regulasi Etis dan Transparansi Prosedur
Pakar menyarankan perlunya regulasi yang jelas tentang batasan pemanfaatan AI di dunia kerja, termasuk kewajiban pemberitahuan kepada karyawan, hak atas peninjauan hasil evaluasi, dan pembatasan pengumpulan data yang invasif.

“Teknologi harus membantu manusia, bukan menekan. Tanpa kerangka etik, AI justru bisa merusak relasi kerja yang sehat,” tegas Reni.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved