AI China Mengguncang Dominasi AS: Gratis, Canggih, dan Mengubah Medan Perang Teknologi
Tanggal: 18 Des 2024 08:09 wib.
Kontroversi seputar teknologi kecerdasan buatan (AI) kembali muncul ketika disebutkan bahwa China telah melampaui Amerika Serikat dalam pengembangan AI yang lebih canggih. CNBC International bahkan menyatakan bahwa AI kini menjadi medan perang baru antara Amerika Serikat dan China. Kedua negara ini sama-sama menetapkan AI sebagai teknologi strategis yang sangat penting dalam persaingan global.
Meskipun AS telah memimpin sebagai pelopor teknologi AI melalui perusahaan seperti OpenAI dan Microsoft, model AI buatan China kini mendapat sorotan karena popularitasnya yang meningkat, serta kinerjanya yang dinilai lebih unggul dibandingkan dengan model AI buatan AS. Hal ini menunjukkan bahwa China telah membuat lompatan besar dalam menguasai teknologi AI yang sebelumnya didominasi oleh Amerika Serikat.
Dampaknya, AS telah menerapkan larangan terhadap penjualan teknologi AI termutakhir, termasuk chip khusus AI, kepada perusahaan China atas alasan keamanan nasional. Akibatnya, China pun harus mengandalkan pendekatan sendiri dalam pengembangan AI, termasuk melalui teknologi open source dan desain chip buatan lokal. Meskipun demikian, hal ini tidak menghentikan China dalam menciptakan terobosan baru dalam dunia AI.
Salah satu bukti kemajuan yang ditunjukkan oleh China adalah pengembangan model bahasa besar (large language model/LLM) yang diberi nama Qwen, yang telah mendapat banyak perhatian di kalangan pengguna dan pengembang AI. Model ini diciptakan oleh perusahaan China, Alibaba, dan menjadi salah satu contoh sukses dari pendekatan open source yang diambil oleh China dalam pengembangan teknologi AI.
Tiezhen Wang dari Hugging Face mengungkapkan bahwa Qwen berhasil meraih popularitas karena kinerjanya yang luar biasa dalam benchmark yang kompetitif. Selain itu, Qwen juga memiliki lisensi yang mudah untuk digunakan, sehingga pengguna tidak perlu terjebak dalam permasalahan hukum yang rumit. Model ini juga tersedia dalam berbagai ukuran, yang disebut sebagai parameter dalam dunia LLM. Kemampuannya yang berkualitas tinggi membuat Qwen menjadi model dengan kinerja terbaik saat ini, seperti yang diungkapkan oleh Wang.
Selain Qwen, perusahaan China yang dikenal dengan nama DeepSeek juga telah menghebohkan industri dengan model AI yang mereka ciptakan, yaitu DeepSeek-R1. Model ini dinilai mampu bersaing dengan model AI buatan OpenAI dalam menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks. Pasar AI China juga semakin menarik perhatian internasional dengan berbagai kontribusi berperforma kuat, biaya yang lebih terjangkau, dan throughput yang tinggi.
Dalam menghadapi persaingan dengan AS, China memiliki keunggulan tambahan dari kebijakan merilis LLM secara open source. Kebijakan ini memungkinkan model AI buatan China untuk digunakan secara global, lintas batas geopolitik. Hal ini menunjukkan ambisi China untuk menjadi pemain global dalam industri AI, sebagaimana diungkapkan oleh Paul Triolo dari DGA Group.
Di sisi lain, tentu saja keberhasilan China dalam menguasai teknologi AI tidak terlepas dari peran penting komunitas pengembang AI di negara tersebut. Adanya inovasi yang terus menerus di sektor AI juga menjadi faktor kunci yang menjadikan China semakin diakui dalam kancah global.
Dengan adanya persaingan sengit antara Amerika Serikat dan China dalam pengembangan teknologi AI, tentu hal ini juga memberikan dampak yang besar dalam arus ekonomi dan politik global. Keduanya saling berlomba untuk memegang kendali atas pasar teknologi AI, dan hal ini tidak hanya berdampak pada kedua negara tersebut, tetapi juga memberikan konsekuensi yang luas bagi pasarglobal.