Sumber foto: iStock

6 Prediksi Mengejutkan Desain Smartphone Masa Depan: Layar Gulung hingga HP Modular Kembali?

Tanggal: 8 Apr 2025 19:55 wib.
Tampang.com | Industri smartphone terus mengalami transformasi, tidak hanya dari sisi teknologi internal, tapi juga dari bentuk fisik dan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Meski tampilan luar ponsel pintar saat ini cenderung seragam, sejumlah produsen mulai menunjukkan arah baru dalam desain, terutama lewat penempatan kamera, penggunaan kecerdasan buatan (AI), dan form factor yang semakin futuristik.

Mengutip Android Police pada Senin (24/3/2025), ada enam prediksi menarik yang diyakini akan mewarnai desain ponsel di masa depan. Inovasi-inovasi ini diprediksi bukan sekadar tren sesaat, melainkan arah baru bagi industri yang sudah sangat kompetitif ini. Berikut adalah ulasannya.

1. Era Baru Ponsel: Lipat Tiga dan Layar yang Bisa Digulung

Setelah kehadiran ponsel lipat yang mengusung desain seperti buku dan kerang, evolusi berikutnya akan mengarah pada desain ponsel lipat tiga dan layar yang dapat digulung. Inovasi ini tak hanya mengubah cara kita berinteraksi dengan layar, tetapi juga membuka kemungkinan penggunaan ponsel untuk multitasking lebih luas.

Huawei telah menjadi pelopor dengan meluncurkan Mate XT, ponsel pertama yang mengusung desain lipat tiga. Selain itu, teknologi layar gulung disebut akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat. Konsep ini memungkinkan layar diperpanjang atau dipendekkan sesuai kebutuhan, layaknya menggulung kertas digital.

Meski demikian, kedua desain ini memiliki tantangan besar seperti daya tahan engsel dan panel layar, serta harga yang belum tentu terjangkau bagi semua kalangan.

2. Ponsel Super Tipis, Portless, dan Ringan

Desain ponsel tipis kembali menjadi incaran, terutama karena tren menuju perangkat yang lebih ringan dan ramping. Salah satu rumor paling menarik datang dari Apple, yang dikabarkan tengah mengembangkan iPhone 17 Air—ponsel tipis tanpa port pengisian daya.

Menurut Mark Gurman dari Bloomberg, ini bisa menjadi langkah awal Apple menuju masa depan ponsel tanpa kabel dan lebih minimalis. Di sisi lain, Tecno juga mencuri perhatian di ajang MWC 2025 dengan ponsel ultra-tipis hanya setebal 5,75 mm, namun tetap dilengkapi baterai 5.200 mAh. Ini menandakan bahwa ketipisan kini tak lagi mengorbankan performa baterai.

3. Kembalinya Tombol Fisik dengan Fungsi Tambahan

Meski era touchscreen telah mendominasi, ternyata tombol fisik belum sepenuhnya ditinggalkan. Tren baru menunjukkan bahwa tombol fisik dengan fungsi tambahan justru akan kembali meramaikan pasar.

Apple memulainya dengan menambahkan tombol aksi khusus pada seri iPhone 15. Sony Xperia juga melakukan hal serupa pada beberapa modelnya. Android Police memperkirakan bahwa lebih banyak produsen Android akan mengikuti langkah ini, dengan menambahkan tombol-tombol yang dirancang untuk keperluan gaming, kamera, atau akses cepat ke aplikasi tertentu.

4. Modul Kamera yang Semakin Tipis dan Canggih

Salah satu aspek desain yang sering menjadi perhatian adalah modul kamera belakang. Selama ini, kamera dengan sensor besar memerlukan ruang yang lebih, sehingga menciptakan tonjolan (camera bump). Namun tren ini sedang bergeser.

Samsung, melalui edisi khusus Galaxy X Fold, menghadirkan kamera 200 MP yang hanya menonjol 10 mm dari bodi. Hal ini dimungkinkan berkat teknologi "all lens on prism" yang memungkinkan penggunaan lensa periskop dengan desain lebih tipis.

Artinya, pengguna tak perlu lagi memilih antara desain ramping atau kemampuan fotografi tinggi—keduanya bisa hadir dalam satu perangkat.

5. HP Bisa Diperbaiki Sendiri, Berkat Regulasi dan Desain Baru

Isu hak untuk memperbaiki perangkat menjadi topik yang semakin penting, terutama di Eropa. Uni Eropa telah mengesahkan aturan yang mewajibkan produsen menghadirkan baterai yang dapat diganti secara mandiri oleh pengguna.

Regulasi ini memaksa para produsen untuk mendesain ponsel yang lebih modular dan mudah diperbaiki, tanpa memerlukan keahlian teknis atau alat khusus. Dampaknya, konsumen tidak hanya mendapatkan pengalaman penggunaan yang lebih panjang, tapi juga membantu mengurangi limbah elektronik.

6. Proyek Modular Kembali Mengintip Panggung

Salah satu ide revolusioner yang dulu gagal berkembang adalah Proyek Ara, yaitu konsep smartphone modular yang memungkinkan pengguna mengganti sendiri komponen seperti prosesor, RAM, hingga kamera. Meskipun proyek tersebut dihentikan sebelum sempat diluncurkan, kini harapan baru muncul kembali.

Teknologi pengisian daya nirkabel Qi2 diyakini bisa mendorong pengembangan perangkat modular lebih lanjut. Qi2 tidak hanya menyediakan metode pengisian yang lebih efisien, tetapi juga menyelaraskan proses transfer daya ke berbagai perangkat yang terhubung secara nirkabel.

Dengan munculnya lebih banyak ekosistem terintegrasi, ponsel modular bisa kembali menjadi solusi masa depan yang memungkinkan peningkatan performa tanpa harus membeli perangkat baru.


Penutup

Melihat perkembangan ini, jelas bahwa desain smartphone masa depan tak lagi hanya soal estetika, tapi juga fungsionalitas, keberlanjutan, dan personalisasi. Dari layar yang bisa digulung hingga perangkat yang bisa diperbaiki sendiri, industri smartphone siap menghadapi masa depan dengan inovasi yang lebih berani dan adaptif.

Jika semua prediksi ini menjadi kenyataan, kita mungkin akan menyaksikan era baru di mana ponsel tak hanya sekadar alat komunikasi, tapi benar-benar menjadi pusat kendali gaya hidup digital yang fleksibel dan efisien.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved