Sumber foto: Unsplash

361 Juta Akun Email dan Password Dijual di Telegram: Ancaman dan Langkah Pencegahan

Tanggal: 19 Jul 2024 12:53 wib.
Kabar mengenai 361 juta data email yang dijual di Telegram telah menarik perhatian banyak pihak, khususnya para pengguna internet. Data yang disebutkan terdiri dari email, nama pengguna, dan password unik, dan dihargai sebesar US$500 atau sekitar Rp 8,1 juta. Hal ini tentu menjadi alarm bagi banyak individu dan organisasi terkait masalah keamanan data pribadi, terutama dalam dunia maya.

Menurut informasi yang diambil dari Cyber Security News, keseluruhan data yang ditemukan mencapai 122 GB dengan 2 miliar baris data tersebar dalam 1.700 file. Pihak berwenang dan para peneliti keamanan siber secara intensif telah memverifikasi keaslian data yang disebutkan. Cyber Press mencatat bahwa sebagian besar data tersebut masih aktif dan dapat digunakan untuk mengakses berbagai platform.

Penemuan tersebut menjadi sorotan mengingat luasnya dampak yang dapat ditimbulkannya. Diperkirakan data ini diperoleh dari kompilasi berbagai sumber termasuk daftar yang telah dikumpulkan sebelumnya dan juga melalui perilaku malware infostealer. Teknik yang digunakan oleh malware tersebut, seperti keylogging, memory scraping, dan bypassing autentikasi multifaktor, memberikan akses terhadap informasi sensitif dari sistem yang telah terinfeksi.

Bahkan, data yang bocor melibatkan berbagai platform terkemuka dan populer seperti Gmail, Amazon, Facebook, Spotify, dan Netflix. Dengan besarnya data yang terdampar, pakar keamanan siber menyarankan para pengguna untuk mengambil langkah-langkah perlindungan diri secara serius. Salah satunya adalah dengan mengganti password pada semua akun daring yang mereka miliki, terutama yang diyakini terdampak oleh insiden ini.

Selain itu, para pakar juga mengingatkan untuk menciptakan password baru yang unik dan kuat. Selalu aktifkan fitur otentikasi dua faktor untuk menambahkan lapisan perlindungan ekstra terhadap akun online. Penting juga untuk waspada terhadap upaya penipuan (phishing) yang dapat mengeksploitasi informasi pribadi yang telah bocor. Pengguna juga disarankan untuk secara rutin memantau aktivitas mencurigakan pada akun daring mereka, termasuk akses yang tidak sah.

Sebenarnya, para pengguna juga dapat memeriksa kebocoran data secara langsung melalui beberapa situs yang menyediakan layanan tersebut. Have I Been Pawned? adalah salah satu situs yang dapat digunakan untuk mengecek apakah data kita telah terbocor. Dengan memasukkan nomor telepon atau email pada situs tersebut, pengguna dapat melihat daftar aplikasi mana yang terdampak oleh kebocoran data tersebut.

Laman lain seperti Avast, Firefox Monitor, dan Periksa Data juga menyediakan layanan serupa, dimana pengguna dapat memeriksa kebocoran data serta mendapatkan tips dari pengamanan data pribadi di ruangmaya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved