Willem Dafoe Masih Terkejut dengan Kontroversi Panjang "The Last Temptation of Christ"

Tanggal: 25 Agu 2025 22:03 wib.
Lebih dari tiga dekade sejak perilisannya, aktor Willem Dafoe mengaku masih terkejut dengan gelombang reaksi keras terhadap film kontroversial garapan Martin Scorsese, The Last Temptation of Christ (1988). Dalam film tersebut, Dafoe memerankan sosok Yesus Kristus, sebuah peran yang kemudian menempatkannya di tengah badai kritik, boikot, hingga aksi protes besar-besaran di berbagai negara.

Berbicara di Festival Film Sarajevo, Dafoe menilai kemarahan publik kala itu bukan murni persoalan isi film, melainkan lebih dipicu oleh agenda politik kelompok sayap kanan yang memanfaatkan isu agama untuk kepentingan mereka. Ia menambahkan, banyak pihak yang melontarkan kecaman bahkan tanpa pernah menonton filmnya. “Kritik ini didorong oleh kelompok sayap kanan yang membutuhkan sesuatu untuk mendukung perjuangan mereka,” ungkap Dafoe, dikutip dari Relevant Magazine, Kamis (21/8).

Menurut sang aktor, ironisnya film tersebut justru merupakan karya yang tulus dalam menggali sisi kemanusiaan dan keimanan Yesus. Dibandingkan dengan maraknya film-film eksploitasi berisi pornografi maupun kekerasan ekstrem pada era 1980-an, The Last Temptation of Christ sejatinya hadir dengan semangat spiritualitas yang lebih mendalam. Namun, kontroversi yang tercipta justru merembet menjadi isu antisemitisme, memunculkan stigma terhadap komunitas Yahudi di Hollywood.

Meski sempat menuai badai penolakan, Dafoe justru menempatkan film itu sebagai salah satu karya favorit sepanjang kariernya. Ia mengenang proses produksinya yang penuh keterbatasan justru melahirkan estetika yang murni dan jujur. “Kami memiliki dana yang sangat sedikit, kami mengambil gambar dengan sangat cepat, tanpa uang, tetapi itulah cara untuk syuting karena kami tidak terganggu oleh penampilan. Ada keindahan, keanggunan, dan kesederhanaan di dalamnya,” ujarnya.

Kini, seiring waktu, film tersebut dianggap sebagai salah satu karya penting yang menggugah diskusi tentang seni, iman, dan kebebasan berekspresi dalam sinema. Bagi Dafoe sendiri, pengalaman itu menjadi pengingat betapa film bisa menjadi medium yang kuat sekaligus rawan dipolitisasi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved