Terungkap, Liam Payne Konsumsi Kokain Sebelum Meninggal Dunia
Tanggal: 22 Okt 2024 17:40 wib.
Liam Payne, yang dulunya merupakan anggota boyband One Direction, diketahui tengah mengonsumsi berbagai jenis narkoba sebelum beliau meninggal dunia. Autopsi pun mengungkapkan bahwa tubuhnya terkandung kokain, crack, dan benzodiazepine, jenis obat penenang, yang kemudian menjadi pemicu dari tindakan tragis yang menyebabkan kematiannya.
Pada 16 Oktober 2024, Payne jatuh dari balkon sebuah hotel di Buenos Aires, Argentina. Hasil autopsi menunjukkan bahwa beliau mengonsumsi kokain merah muda, narkoba rekreasional yang sering kali mengandung campuran methamphetamine, ketamine, dan MDMA.
Informasi yang diterima dari ABC News juga menyatakan bahwa Payne, yang pada saat itu berusia 31 tahun, ditemukan tewas setelah jatuh dari balkon lantai tiga kamarnya di CasaSur Palermo Hotel. Petugas medis yang tiba di tempat kejadian tidak dapat menyelamatkannya.
Selain itu, laporan awal autopsi juga menunjukkan bahwa Payne mengalami berbagai luka traumatik akibat jatuh, yang menyebabkan pendarahan internal dan eksternal.
Di dalam kamar hotelnya, pipa aluminium improvisasi yang diduga digunakan untuk menghisap narkoba ditemukan, bersama dengan alkohol dan zat terlarang lainnya. Para saksi mata mengungkapkan bahwa Payne menunjukkan perilaku aneh di lobi hotel tak lama sebelum kematiannya, termasuk menghancurkan laptop miliknya.
Sebelumnya, pihak berwenang setempat menduga bahwa Payne mungkin sedang berada di bawah pengaruh "cristal," zat yang menyebabkan euforia ekstrem dan perubahan suasana hati yang drastis, bahkan sering kali membuat pengguna menjadi agresif.
Sebelum insiden tragis ini, Payne diketahui sedang berlibur ke Argentina bersama kekasihnya, Kate Cassidy. Cassidy menyampaikan rasa duka mendalam melalui Instagram, menulis, "Liam, malaikatku. Kamu adalah segalanya. Aku akan selalu mencintaimu sepenuh hati."
Mantan anggota One Direction lainnya, Harry Styles, Niall Horan, Louis Tomlinson, dan Zayn Malik, juga merilis pernyataan bersama untuk mengenang Payne. Mereka menyatakan bahwa kenangan mereka bersama Payne akan selalu diingat dan bahwa mereka akan sangat merindukannya.
One Direction sendiri dibentuk pada acara The X Factor pada tahun 2010 dan kemudian bubar enam tahun kemudian.
Menurut sumber yang dapat dipercaya, sangat disayangkan bahwa kehidupan Liam Payne harus berakhir dengan tragedi yang melibatkan penggunaan narkoba. Hal ini merupakan pengingat bahwa bahaya narkoba bukanlah sesuatu yang boleh dianggap remeh, terutama bagi seseorang yang berada di bawah tekanan publik dan media selama beberapa tahun.
Para artis dan selebriti sering kali menghadapi tekanan yang besar dalam menjalani kehidupan mereka di depan publik. Beban dari ekspektasi masyarakat dan tekanan untuk selalu tampil sempurna bisa membuat mereka mencari pelarian dengan menggunakan narkoba, alkohol, atau zat terlarang lainnya. Ini merupakan peringatan bahwa ketenaran dan kesuksesan tidak menjamin kebahagiaan atau kestabilan mental seseorang.
Diharapkan bahwa insiden ini dapat menjadi momentum bagi para artis, selebriti, dan masyarakat umum untuk lebih memperhatikan masalah kesehatan mental dan menghindari penggunaan narkoba sebagai pelarian dari tekanan hidup. Kesehatan mental harus diutamakan bagi siapa pun, tanpa terkecuali, dan dukungan serta perhatian dari lingkungan sekitar sangat penting dalam mencegah tragedi serupa terjadi di masa mendatang. Semoga insiden ini turut memberikan pembelajaran bagi kita semua tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan menghindari penggunaan narkoba.