Sumber foto: Instagram

Tak Tahan Lagi! Sarwendah Berikan Ultimatum Atas Penyebaran Fitnah Mengenai Hubungan Dengan Betrand Peto.

Tanggal: 19 Mei 2024 20:49 wib.
Sudah cukup lama Sarwendah diam terhadap berbagai rumor yang menyatakan bahwa dirinya memiliki hubungan spesial dengan Betrand Peto. Namun, pada akhirnya, Sarwendah yang selalu terlihat tenang akhirnya mencapai titiknya yang paling ujung.

"Saya akhirnya memutuskan untuk mengambil tindakan tegas dalam masalah ini, karena ini sudah berlangsung terlalu lama," ujar Sarwendah.

"Kenapa tegas? Karena berita ini sudah berlarut-larut dan sangat mengganggu saya dan anak-anak saya," tambahnya.

Sebagai seorang ibu, Sarwendah ingin memberikan perhatian yang layak kepada Betrand Peto, meskipun dia adalah anak angkat. Namun, kedekatan mereka sebagaimana ibu dan anak suci, disalahartikan oleh banyak pihak.

"Misalkan niat baik dan kesucian hati seperti itu masih saja difitnah dan dianggap tidak benar, tentu saja itu membuat kita merasa sedih dan kecewa," lanjut Sarwendah.

Sarwendah pun telah lama membaca komentar negatif yang menyertai setiap momen bersama Betrand Peto. Ia khawatir bahwa komentar-komentar miring tersebut akan berdampak buruk pada psikologis anak-anaknya.

"Semua yang dikatakan adalah fitnah. Hal ini harus diselesaikan dengan baik agar ke depannya tidak mengganggu psikologis dan mental anak-anak saya," tegas Sarwendah.

Sarwendah mengungkapkan bahwa anak-anaknya bahkan sampai harus berkonsultasi dengan seorang psikolog karena konten hoaks dan fitnah di media sosial. Hasil dari konsultasi tersebut menunjukkan bahwa anak-anak Sarwendah ternyata mengalami gangguan psikis.

"Naik, turun, naik lagi, turun lagi. Bagaimana saya harus menghadapinya? Bagaimana caranya? Apa yang harus saya lakukan?" tanya Sarwendah dengan mantap.

Bersama dengan tim hukumnya, ibu tiga anak tersebut akhirnya mengirimkan surat somasi terbuka kepada beberapa akun yang telah memfitnahnya. Ia memberikan ultimatum kepada akun-akun tersebut untuk memberikan klarifikasi dalam waktu 3 x 24 jam.

"Mengapa kita menggunakan surat somasi terbuka? Karena sudah terlalu banyak komentar dan framing yang ditujukan kepada kami. Kalau hanya satu atau dua orang, mungkin kami akan menggunakan satu surat somasi," jelas Chris Sam Siwu, salah satu pengacara yang mendampingi Sarwendah.

Menurut Sarwendah, setiap tindakan dan kata-kata yang menghujani dirinya dan Betrand Peto adalah bentuk fitnah yang sangat merugikan. Sarwendah merasa bahwa tindakan hukum ini adalah langkah terakhir yang bisa diambil dalam rangka perlindungan terhadap dirinya dan juga anak-anaknya.

"Dalam situasi seperti ini, upaya hukum adalah langkah yang kami rasa perlu untuk dilakukan dalam membela diri dan melindungi anak-anak saya dari dampak fitnah yang merusak," tutur Sarwendah.

Tuduhan yang menyasar Sarwendah dan Betrand Peto bukan hanya meresahkan mereka secara pribadi, tetapi juga berdampak pada kondisi psikologis anak-anak mereka. Hal ini menunjukkan bahwa fitnah yang menyebar dapat merusak banyak aspek kehidupan seseorang dan meninggalkan dampak yang serius.

Kasus ini juga dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat dalam menggunakan media sosial dan perilaku di dunia maya. Dengan lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, kita dapat mencegah terjadinya fitnah atau pencemaran nama baik yang tak berdasar.

Dari kasus ini, kita dapat melihat bahwa fitnah dan hoaks bukan hanya merugikan secara individu, tetapi juga dapat menimbulkan dampak yang sangat besar bagi keluarga dan orang-orang terdekat. Oleh karena itu, perlindungan hukum terhadap isu-isu seperti ini sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran informasi yang merugikan dan melindungi hak-hak individu dari tuduhan yang tidak benar.

Dalam menghadapi fitnah dan hoaks, kesabaran Sarwendah patut diacungi jempol. Keberaniannya untuk mengambil tindakan hukum menunjukkan bahwa tidak ada yang boleh merendahkan harga diri dan martabat seseorang tanpa konsekuensi. Dengan demikian, diharapkan para pelaku fitnah dapat belajar dari kasus ini dan mengurangi penyebaran informasi yang tidak benar di media sosial.

Sebagai masyarakat, kita juga perlu mengambil peran dalam mencegah penyebaran fitnah dengan menyaring informasi yang kita terima dan tidak terburu-buru menyebarkan informasi yang belum terbukti kebenarannya. Dengan demikian, kita dapat mewujudkan ruang digital yang lebih aman dan positif bagi semua orang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved