Sal Priadi Sajikan Senandung Hangat untuk Kota Kelahirannya Lewat “Malang Suantai Sayang”

Tanggal: 18 Agu 2025 08:09 wib.
Musisi sekaligus solois asal Malang, Sal Priadi, kembali menorehkan karya yang sarat emosi dan nostalgia lewat single terbarunya yang bertajuk “Malang Suantai Sayang.” Lagu ini lahir dari keresahan sederhana namun tulus: ketika dirinya berkunjung ke kota Malang, ia merasa tidak menemukan satu pun lagu yang benar-benar mewakili perasaan cintanya pada kota tersebut. Dari situlah, Sal memutuskan untuk menciptakan sendiri sebuah anthem yang menggambarkan kota Apel dari sudut pandang personalnya.

“Kalau kita pergi ke Yogya, banyak banget lagu yang bisa jadi latar cerita tentang kota itu. Nah, Malang ini nggak punya. Jadi akhirnya aku bikin sendiri lagu yang bisa jadi suara Malang,” ujar Sal dalam keterangannya.

Malang bukan sekadar tempat singgah bagi Sal Priadi. Kota ini adalah rumah yang membesarkan dirinya, tempat masa muda dihabiskan, sekaligus ruang awal di mana jejak karier musiknya ditorehkan. Ikatan emosional itulah yang membuat “Malang Suantai Sayang” terasa intim, bukan hanya bagi dirinya, tapi juga bagi siapa pun yang pernah bersinggungan dengan Malang: warga asli, perantau, mahasiswa baru yang baru menjejakkan kaki, bahkan turis yang hanya mampir sejenak.

Momentum perilisan lagu ini terasa pas. Bertepatan dengan musim liburan panjang serta gelombang kedatangan mahasiswa baru di kota Malang, lagu ini seolah hadir sebagai sambutan hangat. Sebuah pengingat bahwa kota ini punya denyut “slow living” yang khas, berbeda jauh dari riuh Jakarta. “Kota ini memang betul-betul santai, sayang. Banyak orang yang bilang itu slow living. Itu baru benar-benar terasa kalau kita pernah tinggal di Jakarta dengan pace cepat, lalu pulang ke Malang. Beda banget,” tutur Sal.

Secara musikal, “Malang Suantai Sayang” diramu dengan penuh kasih. Sal sendiri menulis lirik dan komposisinya, lalu menggandeng beberapa rekannya untuk memperkaya aransemen: Nino Bukir mengisi kendang, Juan Mandagie bertindak sebagai string arranger, sementara Mario Lasar, Nonni Betania, Galih Yoga, dan Jonathan William menghidupkan string section dengan violin, viola, hingga cello. Sementara itu, nuansa vokal diperindah dengan harmoni dari Natania Karin dan Agustin Oendari. Proses rekaman dilakukan di Roemah Iponk, dengan mixing dan mastering dipercayakan kepada Ivan Gojaya dan Irene Edmar.

Tak hanya berhenti pada audio, Sal juga memberi ruang istimewa bagi visual. Video lirik “Malang Suantai Sayang” digarap di kawasan Kayutangan, salah satu ikon kota Malang. Dengan atmosfer hangat dan intim, video ini melibatkan banyak anak muda Malang lintas latar belakang: fotografer, videografer, hingga tim kreatif promosi semuanya dikerjakan oleh Arek-arek Malang. “Aku pengin libatkan banyak anak Malang karena aku lihat kapasitas mereka sudah mumpuni. Ini juga jadi wadah buat kita bareng-bareng bikin sesuatu yang indah,” jelas Sal.

Proyek visual ini digawangi oleh Rizky Boncell sebagai sutradara, dengan Anya Anggarda dan Revi Prasetyo sebagai produser, serta Rexi Tegar Pratama sebagai Director of Photography. Deretan kawan dekat Sal juga turut tampil sebagai talent dalam video, mulai dari Agus Moron (Primitive Chimpanzee), Galih Babi (Brigade07), Izad (skateboarder), Amin Sumantri (aktor/seniman), Jeje Kwan (solois), hingga komunitas FUFUFU FRIENDS MALANG RAYA. Suasana video pun terasa akrab, diwarnai momen nongkrong, guyonan, hingga interaksi di depan mural dan grafiti karya McEvan dkk.

Dengan segala detail itu, “Malang Suantai Sayang” bukan sekadar lagu cinta pada kota. Ia adalah surat terbuka dari seorang anak untuk rumah yang membesarkannya. Sebuah senandung hangat yang mengabadikan Malang sebagai kota penuh kasih, santai, dan tak lekang oleh waktu.

Lagu ini resmi dirilis di berbagai Digital Streaming Platform mulai 15 Agustus 2025, sementara video liriknya sudah bisa dinikmati di kanal YouTube resmi Sal Priadi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved