Sumber foto: Instagram

Nikita Mirzani Buka Suara: Kekerasan Mental dan Fisik dari Rizky Irmansyah

Tanggal: 15 Apr 2024 13:53 wib.
Nikita Mirzani akhirnya angkat bicara tentang hubungannya dengan pria yang selama ini diduga sebagai Rizky Irmansyah. Sebelumnya, Nikita Mirzani terlihat akrab dengan ajudan Prabowo Subianto. Namun, tiba-tiba ia menghapus semua foto bersama Rizky Irmansyah di akun Instagramnya, memunculkan dugaan bahwa hubungan keduanya sudah berakhir.

Dalam sebuah pengakuan yang mengejutkan, Nikita Mirzani mengungkapkan bahwa beberapa bulan belakangan ini ia harus mengalami perjalanan hidup yang tak terduga. Perjalanan itu tak membawa kebahagiaan, melainkan membuatnya merasakan sakit hati yang berdampak pada kesehatan mentalnya.

"Dalam beberapa bulan terakhir, saya telah menjalani perjalanan yang tak pernah saya bayangkan, perjalanan yang penuh rasa sakit dan ketahanan. Ini adalah kisah yang ingin saya bagi, bukan karena simpati atau penilaian, tetapi untuk tetap berpegang pada kebenaran di tengah rumor yang beredar," tulis Nikita Mirzani di Instagram pada Minggu, 14 April 2024.

Nikita Mirzani juga menyebut nama Rizky Irmansyah dengan inisial RI sebagai orang yang pernah dicintainya. "RI, seseorang yang pernah saya cintai, telah menjadi sumber kekerasan mental dan fisik dalam hidup saya. Luka yang ditinggalkannya sangat dalam, tetapi saya menolak untuk membiarkannya mendefinisikan diri saya," ungkap Nikita Mirzani.

"Seharusnya saat ini telah tiba untuk memecah keheningan dan menghadapi kenyataan dari apa yang saya alami. Saya telah terlalu lama memikul beban tindakannya dalam diam, takut akan penilaian atau ketidakpercayaan. Namun, tidak lagi. Keheninganku berakhir di sini, digantikan oleh tekad untuk mengungkapkan kebenaranku," jelas Nikita Mirzani.

"Bagi mereka yang mungkin meragukan atau mempertanyakan ceritaku, ketahuilah bahwa aku memiliki bukti, bukti yang bersuara lebih keras daripada kata-kata apa pun yang bisa aku ucapkan. Namun, aku memilih untuk tidak terlibat dalam pertarungan kata-kata. Sebaliknya, aku fokus pada penyembuhan dan membangun kembali hidupku," lanjut Nikita Mirzani.

Nikita Mirzani tampaknya tidak ingin hanya menyimpan penderitaan yang pernah dialaminya, melainkan ingin memberikan dukungan kepada orang-orang yang mungkin mengalami situasi serupa. Pengakuan ini pun menjadi sorotan publik dan melahirkan perdebatan di media sosial.

Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia masih cukup tinggi. Data menunjukkan bahwa sekitar 35% perempuan mengalami kekerasan fisik atau seksual oleh pasangannya. Masih banyak pula kasus kekerasan emosional yang seringkali tidak terdeteksi.

Dalam pandangan psikolog, kekerasan emosional memiliki dampak yang serius pada kesehatan mental individu. Hal ini dapat mengakibatkan depresi, kecemasan, rendahnya harga diri, dan trauma psikologis yang mendalam. Oleh karena itu, penting bagi individu yang mengalami kekerasan ini untuk segera mendapatkan bantuan dan dukungan, baik dari pihak keluarga, teman, maupun profesional di bidang psikologi dan kesehatan mental.

Pengalaman yang dialami oleh Nikita Mirzani mengingatkan kita untuk tidak meremehkan dampak kekerasan dalam hubungan. Bantuan dan dukungan bagi korban kekerasan perlu ditingkatkan, termasuk melalui pendirian pusat krisis, layanan konseling, dan advokasi bagi korban kekerasan.

Membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan pencegahan kekerasan dalam hubungan adalah langkah awal bagi masyarakat Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua individu. Bukti dukungan yang nyata dan empati bagi korban kekerasan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan dan memberikan perlindungan yang sangat diperlukan.

Ketika seseorang seperti Nikita Mirzani memberanikan diri untuk berbicara, kita sebagai masyarakat memiliki tanggung jawab untuk mendengarkan, memahami, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan. Kesabaran, empati, dan kesediaan untuk memahami setiap cerita adalah langkah awal bagi kita semua dalam membantu korban kekerasan untuk mengatasi rasa sakit dan trauma yang mereka alami.

Melalui pengakuan ini, diharapkan bahwa perdebatan dan pertanyaan yang muncul di ruang publik dapat mengarah pada pemahaman yang lebih luas tentang kekerasan dalam hubungan. Langkah-langkah konkret untuk melindungi dan mendukung korban kekerasan perlu terus dibangun demi menciptakan lingkungan yang aman bagi semua individu, tanpa terkecuali.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved