Sumber foto: Instagram

Marshal Widianto, Calon Wakil Walikota Tangerang Selatan Yang Menuai Kontroversi, Nikita Mirzani Membantah

Tanggal: 23 Jun 2024 18:51 wib.
Partai Gerindra kini tengah mengusung Marshel Widianto untuk menjadi calon Wakil Walikota Tangerang Selatan. Hal ini pun menjadi sorotan di tengah masyarakat dengan munculnya pro dan kontra terhadap penunjukan Marshel sebagai calon kandidat.

Salah satu tokoh yang menentang Marshel Widianto menjalani posisi tersebut adalah Nikita Mirzani, seorang artis sensasional yang turut mempertanyakan kualitasnya dalam mengemban tugas sebagai wakil walikota. Menurutnya, kedalaman latar belakang politik Marshel menjadi pertimbangan yang penting dalam merespons penunjukkan tersebut. Dalam pernyataannya, Nikita tidak segan menyampaikan kekecewaannya terhadap keputusan Partai Gerindra.

Menurut Nikita Mirzani, dilansir dari beberapa sumber, Marshel belum terbukti memiliki kemampuan yang memadai untuk menduduki posisi tersebut. Sebagai mantan warga Tangerang Selatan, Nikita menyatakan bahwa perhatian utamanya terletak pada kepentingan warga Tangsel. Ia menegaskan bahwa sebagai warga Tangsel, keberadaan Marshel dalam pemerintahan dapat membahayakan keamanan dan kestabilan wilayah ini.

"Nggak punya masalah sama Marshel Widianto, tapi karena kecil dan besar di Tangsel, gue harus ngomong untuk mengamankan warga Tangsel. Jangan dipilih guys, untung gue udah Jaksel (Jakarta Selatan) KTPnya, kalau Tangsel Marshel nggak akan gue pilih," ujar Nikita Mirzani dengan tegas.

Nikita menyampaikan keprihatinannya terhadap kualitas dan pengalaman Marshel dalam dunia politik. Ia menyoroti bahwa perjalanan politik Marshel masih minim dan lebih dikenal sebagai seorang komika. Belum lagi, masalah tingkah laku yang kerap kontroversial di dunia hiburan menjadi catatan serius dalam penolakannya terhadap calon wakil walikota tersebut.

Menurut Nikita Mirzani, Marshel secara konsisten terlihat memiliki kelambatan dalam menjalankan tugasnya di berbagai kesempatan. Hal ini dianggapnya sebagai tanda kurangnya komitmen dan profesionalisme, yang tak seharusnya dimiliki oleh seorang pejabat publik, terutama dalam menjalankan tugas sebagai wakil walikota.

Menanggapi situasi tersebut, Nikita juga menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap perilaku Marshel yang dinilai terlalu berlebihan dalam membuat gimmick atau setting. Dalam konteks politik, perilaku tersebut dianggapnya tidak mencerminkan sikap yang serius dalam menjalankan tugas pemerintahan yang sesungguhnya.

Lebih jauh, Nikita juga menyinggung sisi personal Marshel yang diyakini selalu mendekati orang-orang kaya dan berpengaruh di Jakarta demi kepentingan pribadinya. Hal ini ia anggap sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip integritas dan loyalitas terhadap kepentingan rakyat jika nanti ia terpilih sebagai wakil walikota.

Selain itu, Nikita berharap Partai Gerindra turut mempertimbangkan calon kandidat yang lebih memenuhi kriteria serta mampu memberikan pengabdian terbaik bagi Tangerang Selatan. Nikita menyebutkan bahwa ia menjadikan warga Tangsel sebagai prioritas utama, dan hal tersebut seharusnya menjadi harapan bersama dalam memilih pemimpin.

Dalam hal ini, Nikita mengungkapkan harapannya agar calon lain yang memiliki kualitas dan dedikasi yang lebih teruji dapat diusung untuk menggantikan posisi Marshel. Ia menilai bahwa peran seorang wakil walikota tidak dapat diremehkan dan harus diemban oleh individu yang memiliki kualitas dan kapasitas yang solid untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Kritikan dari Nikita Mirzani terkait penunjukan Marshel sebagai calon wakil walikota pun menarik perhatian publik. Dalam konteks demokrasi, partisipasi masyarakat dalam penentuan pemimpin merupakan hal yang esensial. Oleh karena itu, pemilihan calon yang akan mewakili kepentingan masyarakat seharusnya dilakukan dengan seksama dan melibatkan berbagai elemen di dalamnya.

Tidak hanya dari segi kompetensi dan pengalaman, respons dari tokoh publik seperti Nikita Mirzani dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan arah politik dan pemilihan pemimpin di suatu daerah. Kritik yang disampaikan secara konstruktif dapat menjadi pemantik untuk evaluasi mendalam terkait kualitas seorang calonpemimpin.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved