Komika Eky Priyagung Ungkap Kekerasan Seksual di Masjid Makassar
Tanggal: 27 Apr 2025 10:52 wib.
Tampang.com | Komika asal Bandung, Eky Priyagung, baru-baru ini mengungkapkan pengalaman pahitnya menjadi korban kekerasan seksual melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Pengakuan Eky ini mengejutkan banyak orang, terutama karena kejadian tersebut melibatkan seorang ustaz yang sekaligus merupakan guru mengaji di salah satu masjid di Kota Makassar, pada tahun 2009. Pengungkapan ini bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga tentang potensi adanya korban lain yang mungkin mengalami hal serupa.
Dalam video yang diunggahnya, Eky menceritakan bagaimana kekerasan seksual itu terjadi saat dirinya masih remaja, yang menjadi kenangan buruk dalam hidupnya. Menurutnya, kejadian tersebut terjadi di lingkungan yang seharusnya memberikan rasa aman dan pengajaran moral, yaitu di sebuah masjid yang dikenal di Makassar. Sebagai seorang remaja yang saat itu masih mencari jati diri dan berada dalam lingkungan yang penuh dengan aturan agama, Eky mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui bagaimana cara melawan atau berbicara tentang kejadian tersebut.
“Pada tahun 2009, saya menjadi korban kekerasan seksual oleh seorang ustaz yang juga guru mengaji di masjid. Ini adalah pengalaman pahit yang selama bertahun-tahun saya pendam,” ungkap Eky dalam video tersebut. Ia menambahkan bahwa meskipun saat itu dirinya merasa bingung dan terpojok, ia tidak tahu bagaimana cara untuk meminta bantuan atau berbicara tentang kejadian tersebut.
Setelah mengungkapkan pengalamannya di media sosial, Eky mengaku mendapatkan banyak pesan pribadi dari orang-orang yang mengaku pernah menjadi korban pelaku yang sama. Hal ini membuatnya semakin yakin bahwa kejadian serupa bisa saja menimpa orang lain, dan pelaku tersebut mungkin sudah melakukan kekerasan seksual terhadap beberapa korban lain sebelumnya. Keberanian Eky untuk berbicara ini bukan hanya bertujuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, tetapi juga untuk memberi suara kepada mereka yang mungkin merasa takut atau tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan pengalaman pahit yang sama.
Kejadian yang dialami Eky menyoroti masalah besar yang sering kali disembunyikan dalam masyarakat, terutama di lingkungan keagamaan. Meskipun agama dan tempat ibadah seperti masjid seharusnya menjadi tempat yang aman dan penuh dengan nilai moral, kenyataannya kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja, bahkan di tempat yang dianggap suci sekalipun.
Setelah pengakuan Eky ini, banyak pihak yang memberikan dukungan dan solidaritas, baik dari komunitas komika maupun pengikut di media sosial. Banyak juga yang mendorong agar pihak berwajib segera menindaklanjuti kasus ini untuk memastikan bahwa tidak ada korban lain yang mengalami hal serupa dan agar pelaku bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Mengungkapkan kekerasan seksual adalah langkah yang tidak mudah, dan sering kali dihadapkan pada stigma atau ketakutan akan konsekuensi sosial. Namun, dengan keberanian Eky, diharapkan akan lebih banyak korban yang merasa diberdayakan untuk berbicara dan mendapatkan keadilan. Hal ini juga membuka mata banyak orang bahwa kekerasan seksual bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial yang harus diselesaikan bersama.
Diharapkan, pengungkapan ini dapat menjadi titik awal bagi perubahan dalam cara kita memandang dan menangani masalah kekerasan seksual, baik di masyarakat umum maupun di lingkungan keagamaan. Keberanian Eky untuk berbicara bisa menjadi inspirasi bagi korban lainnya untuk keluar dari bayang-bayang ketakutan dan mendapatkan hak mereka untuk didengar dan diperlakukan dengan adil.