Kimberly Ryder Lega Cerai dari Edward Akbar: Aku sudah Coba Bertahan
Tanggal: 22 Des 2024 14:55 wib.
Kimberly Ryder mengaku tak menyesal bercerai dari Edward Akbar dan mengakhiri 6 tahun pernikahan mereka. Alih-alih menyesal, ibu dua anak ini justru merasa lega sudah lepas dari keponakan Tamara Bleszynski tersebut.
Dalam sebuah wawancara di saluran YouTube Melaney Ricardo, Kimberly mengungkapkan perasaannya terkait perceraiannya dengan Edward Akbar. Ia menyatakan bahwa kelegaannya bukan berarti bahwa ia tidak mencoba untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Sebelumnya, orang-orang di sekitarnya heran mengapa ia masih bertahan dalam hubungan yang penuh konflik tersebut dengan Edward Akbar. Namun, Kimberly menjelaskan bahwa segala upaya tersebut dilakukannya demi kebaikan anak-anak mereka.
Selain itu, ia juga mencoba untuk menjaga nama baik keluarga, serta merasa khawatir dengan masa depannya dan anak-anak jika tanpa kehadiran Edward. Namun, setelah berjuang dan merenung dalam jangka waktu yang cukup lama, Kimberly menyadari bahwa bertahan dalam rumah tangga yang penuh konflik tidaklah bijaksana. Ketika akhirnya perceraian terjadi, ia tidak lagi merasa sedih.
Pada akhirnya, keputusan untuk bercerai diambil saat Edward mengucapkan talak tiga. Hal ini menjadi dorongan yang kuat bagi Kimberly untuk mengakhiri pernikahannya. Kimberly Ryder kemudian menggugat cerai Edward Akbar setelah 6 tahun menikah di Pengadilan Agama Jakarta Pusat, pada 12 Juli 2024. Dalam gugatannya, Kimberly hanya menuntut hak asuh atas kedua anaknya tanpa menyinggung masalah harta.
Dalam persidangan, Kimberly menyoroti aksi KDRT yang dilakukan Edward dan ketidakmampuan mantan suaminya untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga. Edward Akbar hanya mampu memberi nafkah sebesar Rp2 juta per bulan. Akhirnya, Pengadilan Agama Jakarta Pusat mengesahkan perceraian mereka pada 29 November 2024. Hakim menyerahkan hak asuh anak kepada Kimberly Ryder dan mewajibkan Edward menafkahi dua anaknya sebesar Rp6 juta per bulan.
Kisah perceraiannya pun menarik perhatian banyak orang. Pasalnya, kasus KDRT yang dilaporkan Kimberly Ryder menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi masyarakat. Masalah ini menunjukkan perlunya kesadaran akan pentingnya perlindungan terhadap korban KDRT dan betapa pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam memberikan dukungan kepada korban.
Perceraian Kimberly juga memicu perdebatan tentang hak asuh anak dan nafkah dalam perceraian. Hal ini menunjukkan pentingnya pemenuhan hak-hak anak dalam kasus perceraian serta urgensi peran lembaga hukum dalam memastikan terpenuhinya hak-hak tersebut.
Kendati ini adalah kisah pribadi, namun dampaknya menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat tentang pentingnya mempertimbangkan keputusan besar seperti pernikahan, serta urgensi dalam perlindungan hak-hak keluarga, terutama hak-hak anak. Dari kisah Kimberly Ryder, dapat disimpulkan bahwa upaya untuk menjaga rumah tangga yang penuh konflik tidak selalu merupakan pilihan terbaik, dan perlunya perhatian pada hak-hak keluarga dalam kasus perceraian.