Istri Bintang Emon Dinyatakan Positif Narkoba Setelah Mengonsumsi Obat Flu, Bagaimana Hal Ini Terjadi?
Tanggal: 29 Apr 2024 08:14 wib.
Komika Bintang Emon sangat terkejut ketika mengetahui bahwa istrinya, Alca Octaviani, dinyatakan positif menggunakan narkoba setelah mengonsumsi obat flu. Hal ini terungkap ketika Alca menjalani pemeriksaan medis di sebuah laboratorium.
Alca memberitahu Bintang Emon melalui pesan singkat bahwa dirinya positif menggunakan narkoba karena obat flu. Percakapan mereka itu direkam dan dibagikan di akun Instagram Bintang Emon pada Kamis, 25 April 2024. Alca yang juga terkejut dengan hasil pemeriksaan tersebut ikut mentertawakannya. "Ngakak banget sumpah. Kek (kayak) tersangka di lab," tulis Alca kepada Bintang Emon. Juara Stand Up Comedy Academy musim ketiga itu sampai memastikan kembali, "Positif narkoba?" kemudian Alca membalas dengan emotikon tertawa dan menuliskan, "Iyaaaaa ngakak."
Alca Octaviani menjelaskan sedikit tentang obat flu yang mengandung narkoba tersebut. Dia mengatakan bahwa obat tersebut dibeli atas saran dari apoteker. Beruntungnya, Alca membawa obat tersebut sebagai bukti. "Itu obat flu yang disarankan apoteker. Nalgestan atau apa yang disarankan bersama Actifed. Saat diperiksa, ternyata mengandung narkoba," tulis Alca kepada Bintang Emon.
Alca kemudian diminta untuk kembali melakukan pemeriksaan di lab pekan depan. Alca menggambarkan situasi di laboratorium sangat panik ketika dia dinyatakan positif narkoba. "Aku bener-bener bikin satu lab kebakaran jenggot," tulis Alca. "Kalo ngga (bawa obatnya) pasti digiring ke rehab."
Bintang Emon, yang dikenal sering bercanda, menjadikan momen ini sebagai bahan lawakan untuk pengikutnya di Instagram. "Hari ini Alca perlu medcheckup, dan dari situ diketahui bahwa Alca terkena pergaulan bebas tangerang kota. Tolong dibina pak @infobnn_prov_ntt," tulis Bintang Emon. Seorang apoteker memberikan penjelasan tentang kejadian tersebut di kolom komentar. Bintang Emon memajukan komentar tersebut menjadi yang paling atas agar dapat dibaca oleh netizen.
"Beberapa senyawa obat bahkan obat bebas (logo hijau) dan terbatas (biru) memang memiliki kemiripan struktur kimia dengan senyawa narkotika bang Bintang. Alhasil bagian yang sama itu akan memberikan hasil positif jika diuji narkotika," tulis akun @apoteker_rahmato.
Apoteker juga menyarankan untuk menghentikan konsumsi obat setidaknya 2x48 jam sebelum melakukan pemeriksaan medis. Beberapa contoh obat yang mengandung narkotika adalah Dekstrometorfan di obat flu dan batuk, Pseudoefedrin untuk hidung tersumbat, Phentermine di obat obesitas, Ibuprofen di obat nyeri, Sertralin di obat depresi, dan lainnya.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih cermat dalam mengonsumsi obat-obatan. Tidak hanya obat flu, banyak obat lain yang mengandung senyawa bermuatan narkotika. Oleh karena itu, para konsumen harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang obat-obatan yang mereka konsumsi.
Selain itu, penjelasan dari apoteker juga menunjukkan pentingnya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terkait apapun yang akan dikonsumsi, baik obat resep maupun obat bebas. Konsultasi yang tepat dapat membantu mencegah kejadian tidak diinginkan seperti yang dialami oleh Alca Octaviani.
Situasi ini juga menunjukkan betapa besarnya dampak dari kecerobohan dalam penggunaan obat-obatan. Masyarakat perlu lebih waspada terhadap bahan-bahan yang terdapat dalam obat-obatan, terutama mereka yang memiliki interaksi dengan senyawa narkotika. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, oleh karena itu, kesadaran akan kandungan obat-obatan yang dikonsumsi sangatlah penting.
Dalam hal ini, pemerintah juga perlu melakukan langkah-langkah edukasi kepada masyarakat terkait bahaya obat-obatan yang mengandung senyawa narkotika. Hal ini penting untuk menjaga kesadaran masyarakat dalam menggunakan obat-obatan yang diperlukan untuk kesehatan mereka.
Kesadaran akan penggunaan obat-obatan, khususnya yang memiliki potensi bahaya, juga perlu ditingkatkan, baik oleh lembaga kesehatan maupun lembaga pemerintah yang terkait dalam pengawasan dan pengaturan obat-obatan. Dengan demikian, kasus seperti yang dialami oleh Alca Octaviani bisa terhindari di masa yang akan datang.