Hannah Al Rashid: Mimpi Keberagaman dan Keadilan di Usia 80 Tahun RI
Tanggal: 18 Agu 2025 08:17 wib.
Dalam suasana haru yang mengiringi perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, aktris berbakat, Hannah Al Rashid, menyampaikan harapannya akan terciptanya keadilan yang lebih merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam wawancara yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Jakarta, Hannah menegaskan, "Saya berharap Indonesia bisa menjadi semakin adil untuk semua lapisan masyarakat yang tinggal di kepulauan ini."
Melalui momen bersejarah kemerdekaan, Hannah juga menjelaskan pentingnya pemerataan dukungan bagi perkembangan industri perfilman Tanah Air. Menurutnya, banyak program luar biasa seperti lab seni dan festival film yang telah berhasil memfasilitasi pertumbuhan industri perfilman di Indonesia. Ia berharap inisiatif ini dapat terus dilanjutkan, khususnya dengan perhatian lebih terhadap daerah-daerah di luar Pulau Jawa.
Salah satu contoh nyata yang diceritakan Hannah adalah Flobamora Film Festival, sebuah event film yang ia kunjungi di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Festival ini menjadi wadah bagi para sineas muda untuk menampilkan karya-karya luar biasa mereka. "Namun, sayangnya, tanpa dukungan pendanaan yang memadai, akan sulit untuk mempertahankan festival-festival kecil seperti ini di luar Pulau Jawa," jelasnya dengan penuh harap.
Lebih jauh lagi, Hannah berharap agar daerah-daerah lain dengan segala potensi yang mereka miliki tidak hanya mendapat perhatian lokal, tapi juga dukungan dalam skala regional dan internasional demi memajukan industri film mereka. Pandangannya mengenai makna kemerdekaan sangatlah mendalam. Bagi Hannah, kemerdekaan berarti memiliki kebebasan untuk menjadi diri sendiri.
Sebagai seorang yang memiliki latar belakang budaya yang kaya, dia percaya bahwa identitas dan keberanian untuk mengekspresikannya adalah suatu "privilege." Menurutnya, ketika individu-individu mampu merasa bangga akan identitas mereka, hal itu dapat memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan di masyarakat. "Ketika kita bisa dengan bangga menerima apa yang kita miliki, serta tahu siapa diri kita, itu justru bisa memperkuat solidaritas dan nasionalisme kita," ujarnya dengan penuh percaya diri.
Namun, Hannah juga memberikan catatan penting mengenai sikap terbuka terhadap kritik. Ia percaya bahwa kritik seharusnya dilihat sebagai alat untuk perbaikan diri. "Kita perlu menyadari kekurangan yang ada, baik dalam diri kita maupun bangsa ini, agar kita bisa terus berbenah. Jangan sampai kritik itu dianggap negatif, karena kritik yang konstruktif justru bisa menjadi pendorong untuk kita menjadi lebih baik," tambahnya.
Hannah kemudian tidak lupa membagikan kisah masa kecilnya semasa tinggal di Inggris, di mana ia turut merasakan nuansa perayaan kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. "Saya ikut upacara, saat itu di Inggris. Bapak, sebagai seorang diaspora, sangat memperhatikan peringatan 17 Agustus ini. Kami bahkan harus berdiri di depan bendera dan berbaris dengan khidmat," kenangnya dengan mata berbinar-binar.
Melalui pandangannya yang luas dan pengalamannya yang kaya, Hannah Al Rashid tidak hanya menunjukkan kecintaannya terhadap industri film, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih menghargai kemerdekaan dan keberagaman yang dimiliki Indonesia.