Sumber foto: Google

Gaya Hidup Menantu dan Anak Presiden Jokowi Disorot warganet, Mengapa KPK Dituntut Menyelidiki Kemungkinan Adanya Dugaan Gratifikasi?

Tanggal: 31 Agu 2024 10:22 wib.
Tampang.com - Pergerakan warganet yang membedah unggahan Erina Gudono istri dari anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep di media sosial berujung ke desakan aktivis antikorupsi agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) proaktif dalam melacak kemungkinan adanya dugaan gratifikasi. Apa tanggapan Kantor Kepresidenan?

Keluarga Presiden Joko “Jokowi” Widodo khususnya putra bungsunya, Kaesang Pangarep dan sang menantu, Erina Gudono menjadi sorotan di media sosial dalam satu minggu terakhir.

Analisis jaringan sosial Drone Emprit menyebut postingan-postingan Erina ketika dia dan Kaesang sedang berada di Amerika Serikat dinilai memamerkan gaya hidup mewah pada Rabu (21/08) lalu.

Unggahan Erina, menurut Drone Emprit, dianggap tidak peka karena dilakukan pada saat adanya gelombang protes terhadap manuver Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berupaya menjegal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) termasuk ihwal batas umur calon kepala daerah.

Pada Rabu (28/08) siang, juru hubung Erina, Mega, melalui pesan singkat mengatakan saat ini yang bersangkutan "belum berkenan untuk wawancara".

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan yang baru dilantik, Hasan Nasbi, mengatakan pihaknya “tidak ada komentar soal” soal dugaan gaya hidup keluarga Jokowi yang menjadi sorotan. Sementara itu, ketika ditanya para wartawan terkait sorotan warganet tentang gaya hidup keluarga Kaesang yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sekjen PSI Raja Juli Antoni tak mau berkomentar banyak, Dia menilai kritik tersebut bagian dari demokrasi.

“Ya, itu bagian dari dinamika demokrasi. Itu adalah kebebasan warga negara yang bisa kita nikmati, untuk saran, kritik, ya kadang tajam, terlalu tajam ya monggo. Itu bagian dari demokrasi,” kata Raja Juli, Minggu (25/08).

Nama Erina Gudono masih menjadi kata kunci paling dicari di jagad maya Indonesia dalam satu minggu terakhir. Gerakan di media sosial pun mencermati foto dan video yang disebarkan keluarga Presiden Jokowi meski kekhususan tetap pada Erina. Drone Emprit mencatat gaya hidup mewah Kaesang dan Erina, selain dibandingkan dengan kemiskinan di Indonesia, juga dibandingkan dengan branding hidup sederhana yang konsisten dilakukan keluarga Jokowi selama ini.

Temuan-temuan warganet yang menggunakan Open Source Intelligence (OSINT) alias ketrampilan mengumpulkan data dari sumber terbuka untuk analisis, antara lain, dugaan penggunaan pesawat sewaan oleh Kaesang dan Erina serta dugaan adanya perlakuan khusus dari Bea Cukai setelah mereka mendarat di satu bandar udara. OSINT adalah informasi yang tersedia secara bebas dan bahan intelijen sumber terbuka dapat diakses oleh siapa saja. Tentang apakah informasi tersebut dapat dipercaya itu tergantung banyak faktor. Informasi yang kita mau gunakan harus melalui proses yang disebut 'verifikasi' untuk memastikan integritasnya,” jelas Myers. Sejumlah aktivis antikorupsi dari Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) menyebut aparat penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dapat secara proaktif menelaah temuan-temuan warganet yang sudah masuk ke ruang publik.

“KPK bisa inisiatif menelusuri kalau peristiwa yang diindikasikan ada korupsi sudah menjadi perhatian publik,” ujar Wakil Koordinator ICW Agus Sunaryanto pada Selasa (27/08).

Sementara Koordinator MAKI Boyamin Saiman menekankan gratifikasi juga bisa diterima melalui keluarga atau orang terdekat penyelenggara negarabukan semata-mata langsung ke penyelenggara negara itu sendiri. Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, menyoroti penggunaan internet dengan intensitas tinggi dari masyarakat Indonesia yang menjadikan adanya CCTV sosial di mana-mana.

“Di negeri ini jumlah gawai itu 353 juta sedangkan jumlah manusianya hanya 277 juta. Data itu bisa diperoleh dari mana saja ini yang seharusnya mendorong semua orang untuk berperilaku positif dan produktif,” ujar Devie.

Bagaimana kronologi berkembangnya gerakan kritik melalui media sosial sampai ke pelacakan dugaan gaya hidup mewah keluarga Presiden? Sejauh apa dampaknya apakah otoritas hukum terkait akan menindak lanjutinya? 

Mita, 30 tahun, pengacara korporat yang tinggal di Jakarta dan merupakan pemilik akun @mitastic, tidak menyangka postingannya yang mempertanyakan pesawat itu akan menjadi viral. Dia mengaku awalnya hanya sedang membahas postingan Erina bersama seorang temannya.

“Terus saya lihat jendelanya bulat, enggak kayak jendela commercial airlines pesawat komersil. Kalau di penelusuran gambar Google mirip jendela pesawat jet pribadi Gulfstream. Niat saya bertanya minta klarifikasi dari mereka,” ujar Mita. 

Mita menautkan akun Instagram milik Erina dan Kaesang, tetapi tidak mendapat respons. Setelah Mita, Drone Emprit menyebut akun-akun lain mulai membahasnya dan terbitlah investigasi lanjutan dari publik. Akun-akun ini pun turut melemparkan pertanyaan terkait pesawat tersebut.

Shally Pristine, 38 tahun, yang juga tinggal di Jakarta, mengaku sebagai pembayar pajak yang prihatin ingin ikut mengomentari diskursus publik ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Supaya publik juga tidak apatis sama perilaku korupsi pejabat karena banyak yang hopeless putus asa soal penegakan hukum dalam negeri, ujar Shally ketika dihubungi pada Selasa (27/08).

"Semakin banyak yang verifikasi, semakin baik tapi untuk gratifikasi harus ada bukti-bukti jelas, Kenapa yakin? Karena memang mencari menggunakan metode OSINT,salah satunya geolocation,” klaimnya .

Ketua analis Drone Emprit Rizal Nova Mujahid mengatakan temuan analisis lembaganya melihat perjalanan dan aktivitas Erina yang juga mantan kontestan Putri Indonesia di Instagramnya menjadi gunjingan publik karena dinilai tidak peka dengan kondisi di Indonesia.Gaya hidup mewah Kaesang dan Erina, selain dibandingkan dengan kemiskinan di Indonesia, juga dibandingkan dengan branding hidup sederhana yang konsisten dilakukan keluarga Jokowi selama ini. Data Drone Emprit menunjukkan nada percakapan pengguna X (sebelumnya Twitter) kebanyakan negatif dalam membicarakan isu ini dengan persentase 82%. Sementara di TikTok justru berimbang antara percakapan yang bernada negatif (44%) terhadap Kaesang dan Erina sementara yang bernada positif sebanyak 42%.

Analisis jejaring sosial Drone Emprit juga menemukan adanya unggahan Kaesang dan Erina turun dari jet pribadi pada September 2023 yang kembali ramai. Publik mempertanyakan apakah mereka melalui prosedur kepabeanan yang lazim dihadapi masyarakat Indonesia. Kita ingat, Bea Cukai sempat menjadi bulan-bulanan publik dalam beberapa bulan silam karena kerjanya yang dinilai tidak berperikemanusiaan.

Dilansir kantor berita Antara, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai Nirwala Dwi Heriyanto mengatakan akan mengecek status penerbangan di video tersebut pada Senin (26/08).

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar mengatakan ada “langkah-langkah internal” yang akan dilakukan Korps Adhyaksa untuk mengklarifikasi hal tersebut.

"Ini ranahnya sudah publik. Kita ada [bagian] pengawasan internal. Harus dicek dulu, misalnya ini menantumu bilang seperti ini, betul enggak?"ujar Harli mencontohkan.

Klaim-klaim yang muncul di warganet juga merembet surat kabar Strait Times juga mengecek klaim itu ke perusahaan yang terdaftar di bursa saham Singapura setelah muncul dugaan pesawat jet pribadi yang dinaiki Kaesang dan Erina adalah milik perusahaan itu.

Terpisah, Agus Sunaryanto, Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seharusnya proaktif dalam menganalisa pihak-pihak yang namanya sudah disebutkan termasuk pemanggilan untuk klarifikasi apabila diperlukan. Dalam konteks Kaesang, Agus menekankan status putra bungsu Presiden Jokowi itu sekalipun bukan penyelenggara negara ataupun status aparatur sipil negara (ASN), tetap saja memiliki relasi dengan kekuasaan.

“Masalahnya mampu dan berani enggak KPK mencari keterkaitan hubungan sampe situ,” ujar Agus.

Koordinator Masyarakat Antikorupsi Boyamin Saiman menyampaikan hal yang sama ihwal status Kaesang anggota keluarga dari penyelenggara negara.

“Gratifikasi itu sebenarnya mencakup seluruh yang diterima oleh keluarganya atau hubungan dekatnya apalagi anak, suami, istri itu jelas termasuk bagian yang dilarang,” ujar Boyamin.

Dihubungi terpisah, juru bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto mengatakan masih mengumpulkan bukti-bukti terkait dugaan penerimaan fasilitas sebagaimana yang didengungkan dan sedang viral. Nah, sebagai penegak hukum KPK harus berhati-hati untuk memperoleh bukti yang relevan dan memadai sebelum melakukan langkah-langkah hukum sampai ke Penindakan.

Tessa menyebut KPK senantiasa menindaklanjuti dan memperdalam kasus-kasus yang viral dan menjadi atensi publik. Dia mengonfirmasi salah satunya adalah pejabat pajak Rafael Alun yang akhirnya dipenjara setelah dinyatakan bersalah atas gratifikasi pada tahun 2023. Di sisi lain, Tessa mengakui perlu pendalaman dan telaah apabila menyangkut keluarga untuk memastikan adanya konflik kepentingan.

Dia menambahkan orang-orang yang merasa menerima fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara termasuk keluarga punya kesempatan 30 hari ke depan untuk melaporkan gratifikasi ke KPK secara daring.

“Apabila 21 Agustus tanggal viralnya unggahan Erina, maka dia memiliki kesempatan 30 hari ke depan untuk melaporkan,” ujar Tessa.

“Kalau memang ada kaitannya dengan penyelenggaraan negara dalam hal ini adalah orang tuanya, saya pikir akan lebih nyaman kalau seandainya dilaporkan, tetapi kalau tidak ada kaitannya saya pikir tidak ada masalah,” ujarnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved