Galiech Ridha Rahardja Ceritakan Kesedihan Anak Usai Sepakat Bercerai dengan Asri Welas
Tanggal: 26 Des 2024 18:51 wib.
Tampang.com | Proses perceraian antara Asri Welas dan Galiech Ridha Rahardja membawa kesedihan bagi anak-anak mereka, terutama putra sulung mereka, Rajwa Gilbram Ridha Rahardja atau Ibam.
Sebagai anak sulung, Ibam yang kini berusia 15 tahun sempat merasa sedih dan takut kehilangan salah satu orang tuanya saat mengetahui kedua orang tuanya akan berpisah. Hal ini diungkapkan oleh Galiech saat ditemui di Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat.
"Awalnya, Ibam merasa sangat sedih dan takut kehilangan salah satu dari kami. Tapi karena ini keputusan bersama, lama kelamaan dia mulai mengerti bahwa ini adalah jalan terbaik bagi kami sebagai orang tuanya," ujar Galiech.
Meski awalnya berat, Ibam kini telah menerima keputusan tersebut. Menurut Galiech, hal ini tidak lepas dari komunikasi yang baik antara dirinya dan Asri dalam menjelaskan situasi kepada anak-anak mereka.
"Dia sudah cukup dewasa untuk memahami. Saya selalu menganggap dia sebagai teman. Dia tahu proses yang sedang berjalan. Misalnya, hari ini saya bilang 'Nanti Papi sidang ya,' dia jawab 'Iya.' Jadi, dia mengikuti progresnya," tambah Galiech.
Berbeda dengan Ibam, anak bungsu mereka, Renzo Gibrar Ridha Rahardja yang masih berusia lima tahun, sempat kebingungan dan menanyakan keberadaan ayahnya yang tidak lagi tinggal di rumah.
Galiech pun berusaha memberikan penjelasan yang sesuai dengan usia sang anak agar ia tidak merasa kehilangan.
"Renzo pernah bertanya, 'Jangan nginep di rumah Eyang lagi ya.' Tapi saya menjelaskan kepadanya bahwa 'Papi lagi kerja, makanya harus ke rumah Eyang.' Meski begitu, saya selalu datang setiap akhir pekan," jelasnya.
Galiech memahami bahwa usia Renzo yang masih kecil membuatnya belum sepenuhnya memahami situasi. Ia berencana untuk memberi penjelasan lebih rinci ketika anaknya sudah cukup besar.
"Mungkin ketika dia mencapai usia 16 atau 17 tahun, saya akan memberikan penjelasan yang lebih rinci. Tetapi, saya selalu menekankan bahwa meskipun kami berpisah, saya tetap menjadi Papinya dan dia tetap menjadi Maminya. Perhatian dan kasih sayang akan selalu ada untuk dia," tutup Galiech.
Dalam proses perceraian, dukungan emosional dan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak-anak sangatlah penting. Keterlibatan yang baik dari kedua orang tua dapat membantu anak-anak untuk mengatasi kesedihan dan rasa kehilangan akibat perpisahan orang tua mereka. Selain itu, juga ditemukan bahwa dukungan dari lingkungan sosial, termasuk keluarga dan teman-teman, juga berperan penting dalam membantu anak-anak dalam menghadapi perceraian orang tua mereka.
Menurut data dari Kementerian Sosial Republik Indonesia, perceraian dapat memberikan dampak secara emosional, psikologis, dan sosial pada anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan perhatian dan dukungan yang lebih dalam menghadapi konsekuensi perceraian, terutama pada anak-anak.
Tidak hanya itu, perlunya pendekatan secara berbeda terhadap anak-anak berdasarkan usia mereka dalam memberikan penjelasan tentang situasi perceraian orang tua juga menjadi penting. Anak-anak yang lebih muda memerlukan penjelasan yang lebih sederhana dan sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, sementara anak-anak yang lebih tua dapat diberikan penjelasan yang lebih rinci.