Sumber foto: ABC.com

Elon Musk Janji Beri Uang Rp 15,5 Miliar Setiap Hari, Ini Caranya

Tanggal: 25 Okt 2024 19:20 wib.
Bos perusahaan teknologi terkenal Elon Musk melakukan aksi "give away" dengan menjanjikan US$ 1 juta (sekitar Rp 15,5 miliar) setiap hari kepada satu warga Amerika Serikat yang menandatangani petisi online yang dibuatnya. Aksi bagi-bagi uang tersebut akan berlangsung hingga hari pencoblosan di Amerika Serikat.

Petisi online yang digagas oleh Musk memuat ajakan untuk "mendukung konstitusi AS". Orang pertama yang beruntung mendapatkan uang dari Musk adalah John Dreher, yang menerima cek senilai US$ 1 juta secara langsung dari Musk di acara kampanye Donald Trump di Harrisburg, Pennsylvania. Musk secara pribadi menyerahkan cek tersebut kepada Dreher, yang pada saat itu tidak mengetahui bahwa ia akan menjadi penerima hadiah dari Musk.

Menurut CNBC International, aksi "give away" yang dilakukan oleh Musk merupakan bagian dari upayanya untuk memengaruhi hasil pertarungan antara Trump dan Wakil Presiden AS, Kamala Harris, dalam pemilihan presiden AS. Selain melakukan aksi "give away", Musk juga mendirikan America PAC, sebuah organisasi politik yang mendukung kampanye presiden Donald Trump. America PAC turut membantu memfasilitasi pendaftaran pemilih di negara bagian yang diperkirakan akan menjadi ajang pertarungan sengit antara Harris dan Trump. Hingga saat ini, Musk telah menyumbangkan dana sebesar US$ 75 juta ke America PAC.

Upaya kampanye yang dilakukan oleh Musk terlihat dalam partisipasinya di acara kampanye politik di negara bagian Pennsylvania. Selama acara tersebut, Musk sering kali mengeluarkan pernyataan yang menakutkan untuk menggambarkan pentingnya pemilu AS yang akan berlangsung pada bulan November.

Pada salah satu kesempatan, Musk bahkan menyatakan bahwa pemilu bulan depan akan menjadi "pemilu terakhir" jika Harris berhasil memenangkan pertarungan. Ia juga menegaskan bahwa upaya pembunuhan yang pernah dilakukan terhadap Trump adalah bukti bahwa Trump memiliki kemampuan untuk mengubah status quo, yang berbeda dengan Harris. Oleh karena itu, tidak akan ada upaya pembunuhan yang dilakukan terhadap Harris menurut Musk, yang menyatakan bahwa "membunuh boneka sia-sia".

Petisi yang dibuat oleh Musk secara online menyerukan agar masyarakat mendukung "Amandemen Pertama dan Amandemen Kedua yang menjamin kebebasan berpendapat dan hak untuk memiliki senjata". Instruksi tambahan tersebut menjadi bagian dari upaya Musk untuk memengaruhi opini publik guna memenangkan kampanye presiden Donald Trump.

Aksi "give away" yang dilakukan oleh Elon Musk merupakan bagian dari strategi politik yang menguntungkan kampanye presiden Donald Trump. Dalam menghadapi pertarungan sengit dengan Kamala Harris, Musk tidak hanya menggunakan kekayaannya, tetapi juga memanfaatkan pengaruhnya sebagai tokoh terkenal di dunia teknologi untuk membantu memenangkan kandidat yang ia dukung.

Aksi "give away" tersebut mendapat perhatian yang luas dari masyarakat dan media, yang turut memengaruhi opini publik terkait dengan pemilu presiden AS. Dari sisi politik, hal ini menunjukkan bahwa kekayaan dan pengaruh sosial dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika politik suatu negara.

Dengan adanya aksi "give away" yang dilakukan oleh Musk, hal ini juga memunculkan pertanyaan terkait etika politik dan dampaknya terhadap kehidupan demokrasi. Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat untuk lebih memahami peran dan pemengaruh tokoh-tokoh terkenal dalam politik, sehingga keputusan yang diambil dalam pemilu dapat didasarkan pada informasi yang akurat dan komprehensif.

Dalam hal ini, setiap tindakan politik, termasuk aksi "give away" yang dilakukan oleh Musk, harus dilihat dalam konteks regulasi dan etika politik yang berlaku. Transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan kekayaan dan pengaruh sosial merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga integritas sistem demokrasi.

Melalui aksi "give away" ini, Elon Musk juga mengangkat isu-isu politik yang relevan, seperti perlindungan hak-hak konstitusional dan peran media sosial dalam pengaruh politik. Hal ini dapat menjadi peluang bagi masyarakat untuk lebih terlibat dalam diskusi dan refleksi terkait dengan dinamika politik serta peran individu dalam proses demokrasi.

 

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved