Dwiki Dharmawan: Empat Dekade Menjalin Harmoni Lewat Musik 🎶✨

Tanggal: 25 Agu 2025 23:23 wib.
Empat puluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk seorang musisi bertahan sekaligus terus relevan di industri musik, dan Dwiki Dharmawan adalah salah satu bukti nyata. Meski telah menaklukkan ribuan panggung di lebih dari 80 negara, musisi kelahiran Bandung, 19 Agustus 1966 itu tetap merasakan rasa gugup jelang konser besarnya bertajuk The Musical Journey of Dwiki Dharmawan. Konser ini menjadi penanda perjalanan panjangnya dalam dunia musik, sebuah refleksi spiritual, cinta tanah air, serta dedikasi tak tergoyahkan terhadap harmoni.

Dalam pergelaran tersebut, Dwiki tak hanya akan menampilkan karya ciptaannya sendiri, melainkan juga menghadirkan kolaborasi dengan para musisi lintas generasi. Nama-nama besar seperti Krisdayanti, Ruth Sahanaya, Once Mekel, Sandhy Sondoro, hingga Andien dan Dira Sugandi akan ikut ambil bagian. Tidak hanya itu, konser juga akan menghadirkan Krakatau Band, World Peace Orchestra, serta para talenta muda berbakat. Bagi Dwiki, perpaduan ini bukan sekadar hiburan, melainkan wujud eksperimen artistik yang terus berevolusi, menyatukan energi muda dengan pengalaman musisi senior.

Karier Dwiki bermula ketika ia bergabung dengan Elfa Secioria pada 1982, lalu mendirikan band Krakatau pada 1984. Sejak itu, ia dikenal sebagai musisi yang tak pernah terpaku pada satu genre. Jazz memang menjadi kecintaannya, namun ia juga menjelajahi musik etnik, klasik, pop urban, hingga tradisional. Perjalanan panjangnya telah melahirkan berbagai album internasional, dari So Far, So Close di Los Angeles, Pasar Klewer di London, hingga Anagnorisis yang direkam di Athena dan dijadwalkan rilis pada 2025.

Di luar musik, Dwiki juga dikenal sebagai sosok yang memadukan seni dengan diplomasi budaya. Meski kecilnya bercita-cita menjadi diplomat, ia justru menemukan jalannya untuk “berdiplomasi melalui musik”. Bagi pendiri World Peace Orchestra itu, musik memiliki kekuatan lunak untuk menyatukan bangsa-bangsa dan membangun kepercayaan, terutama di masa-masa sulit. Tak heran jika kiprahnya juga merambah ke dunia organisasi, pernah menjabat Ketua AMI Awards, anggota DKJ, hingga kini Sekretaris Jenderal PAPPRI.

Perjalanan Dwiki bukan tanpa tantangan. Dari era kaset yang dibajak habis-habisan hingga kini menghadapi kehadiran kecerdasan buatan (AI), ia tetap teguh pada keyakinan bahwa proses kreatif manual adalah bagian tak tergantikan dari jiwa bermusik. Baginya, mencari nada, menulis lirik, hingga menyempurnakan aransemen adalah tahapan penuh makna yang harus dijalani, bukan digantikan. Dukanya hadir ketika jauh dari keluarga yang dicintai, namun musik pula yang memberinya kebahagiaan dan pengakuan.

Kini, sebagai mentor sekaligus inspirator, Dwiki Dharmawan terus menyalakan semangat generasi baru. Melalui lembaga pendidikan musik Farabi, ia berharap dapat melahirkan lebih banyak talenta muda yang tidak hanya piawai bermusik, tetapi juga membawa misi kebudayaan. Bagi Dwiki, musik bukan sekadar bunyi, melainkan bahasa universal yang mampu merajut harmoni, memperkenalkan identitas bangsa, sekaligus menebarkan pesan perdamaian ke seluruh dunia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved