Denny Sumargo Minta Maaf, Tegaskan Masalah dengan Farhat Abbas Atas Nama Pribadi
Tanggal: 12 Nov 2024 10:53 wib.
Denny Sumargo dilaporkan oleh Aliansi Komunitas Bugis-Makassar ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (9/11/2024) karena ucapannya yang dianggap menyinggung suku tertentu. Kejadian ini bermula ketika Denny mendatangi rumah Farhat Abbas yang sempat mengancam akan memukulnya.
Dalam percakapan tersebut, Denny mengatakan, "Saya Makassar, Kau Bugis? Angkat pedangmu. Kau ada burung kan? Cabut pedangmu." Ungkapan inilah yang dinilai menyinggung suku Bugis dan berujung pada pelaporan ke pihak berwenang.
Denny Sumargo kini telah menanggapi laporan tersebut dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui akun TikTok pribadinya.
"Saya minta maaf kepada kalian semua, saudara-saudaraku Bugis-Makassar, kepada ketua suku dan kepala adat yang saya hormati," ucap Denny Sumargo di TikTok @dennysumargoreal, Senin (11/11/2024).
Pria yang akrab disapa Densu ini menjelaskan bahwa kalimatnya, "Saya Makassar, Kau Bugis? Angkat pedangmu. Kau ada burung kan? Cabut pedangmu," sebenarnya tidak bermaksud menyinggung suku Bugis atau merendahkan.
Menurut Denny, ucapannya ditujukan kepada Farhat Abbas karena sebelumnya Farhat mengatakan ingin menghajarnya.
"Saya memang punya masalah pribadi dengan Farhat. Kita sebagai orang Bugis-Makassar mengedepankan prinsip Sirri’ na Pacce, kalau memang mau hajar orang, ya buktikan," jelas Denny Sumargo.
"Jangan hanya bicara di depan orang, menantang, tapi akhirnya tidak berani membuktikan," tambahnya.
Denny juga menegaskan bahwa ia tidak bermaksud merendahkan sukunya sendiri. Ia hanya ingin menyelesaikan masalahnya dengan Farhat Abbas secara jantan.
"Saya pribadi tidak bermaksud merendahkan suku saya sendiri. Sekali lagi, ini adalah urusan saya dengan Farhat, saya tidak ingin ada perpecahan," tutup Denny Sumargo.
Kontroversi yang melibatkan Denny Sumargo dan Farhat Abbas menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Perbedaan pendapat antara keduanya menjadi perhatian, terutama setelah pihak Aliansi Komunitas Bugis-Makassar melaporkan Denny atas ucapannya yang dianggap merendahkan suku Bugis.
Bahkan, masyarakat luas ikut memberikan tanggapannya terhadap peristiwa ini melalui berbagai media sosial. Denny Sumargo sebagai figur publik diharapkan dapat menyelesaikan masalah ini dengan bijak dan tidak menimbulkan konflik umum.
Permasalahan ini membuka diskusi mengenai sensitivitas akan isu suku dan budaya di Indonesia. Menunjukkan bahwa kesadaran akan penggunaan bahasa yang inklusif dan menghormati keragaman budaya sangatlah penting, terutama bagi mereka yang berada di posisi publik.
Sebagai tokoh publik, Denny Sumargo memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap masyarakat penggemarnya, terutama generasi muda. Oleh karena itu, tindakan dan perkataannya dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pandangan masyarakat terhadap isu-isu sensitif ini.
Melalui permintaan maaf yang disampaikan secara terbuka, Denny Sumargo menunjukkan sikap tanggung jawabnya sebagai public figure dan berusaha untuk meredakan ketegangan yang muncul akibat kontroversi ini. Permintaan maaf tersebut diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam proses penyelesaian konflik antara Denny Sumargo dan Aliansi Komunitas Bugis-Makassar.
Selain itu, pengakuan bahwa ucapannya tidak ditujukan untuk merendahkan suku Bugis, tetapi lebih terkait dengan masalah pribadi antara dirinya dan Farhat Abbas, menjadi penjelasan yang penting untuk mengurai asumsi dan kesalahpahaman yang mungkin muncul dari peristiwa ini.
Kesadaran akan pentingnya mengedepankan prinsip-prinsip keberagaman dan saling menghormati antarsuku menjadi sebuah pelajaran yang dapat diambil dari kasus ini. Keterbukaan untuk berdialog dan mencari pemahaman yang lebih mendalam mengenai perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat, terutama dalam konteks suku dan budaya, dapat menjadi landasan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keragaman yang ada.
Sebagai negara dengan beragam suku dan budaya, Indonesia harus terus menggalakkan semangat untuk menjaga kerukunan antarsuku dan menghormati keberagaman yang ada. Diperlukan upaya bersama dari semua pihak, terutama tokoh-tokoh publik dan figur-figur penting dalam masyarakat, untuk memastikan bahwa persatuan bangsa tetap terjaga dan konflik-konflik yang mungkin timbul dapat diselesaikan secara bijaksana.
Denny Sumargo, dengan langkahnya untuk menegaskan bahwa konflik yang terjadi ini merupakan masalah pribadi antara dirinya dan Farhat Abbas, juga memberikan contoh penting bagi masyarakat dalam menangani perselisihan secara dewasa dan jantan. Menyelesaikan konflik secara langsung dan terbuka, tanpa terlibat dalam perpecahan antarsuku, merupakan bentuk kedewasaan dan tanggung jawab yang harus ditunjukkan oleh setiap individu dalam masyarakat.
Meskipun kontroversi ini menarik perhatian publik, namun diharapkan bahwa kedua belah pihak dapat menemukan titik temu dan menyelesaikan perbedaan pendapat mereka secara damai dan efektif. Konflik seperti ini seharusnya menjadi momentum bagi masyarakat untuk menumbuhkan sikap saling menghormati, berdialog, dan mencari solusi yang terbaik untuk kepentingan bersama.