Celine Dion Ingatkan Penggemar Akan Potensi Lagu "Palsu" yang Dihasilkan AI
Tanggal: 11 Mar 2025 09:57 wib.
Penyanyi berbakat Celine Dion baru-baru ini memberikan peringatan tegas kepada para penggemarnya mengenai kehadiran lagu-lagu "palsu" yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI), yang saat ini cukup marak di berbagai platform digital. Melalui sebuah unggahan di Instagram pada Jumat (7 Maret), tim dari pelantun legendaris lagu "It's All Coming Back To Me Now" tersebut membagikan ungkapan keprihatinan mereka terkait beredarnya karya-karya yang mengklaim sebagai hasil karya asli Celine, padahal sebenarnya tidak.Dalam pernyataannya, mereka menegaskan, "Kami menyadari bahwa ada musik yang diproduksi oleh AI, tanpa izin, yang mengaku memuat penampilan Celine Dion serta menggunakan nama dan citranya, kini beredar di internet dan berbagai platform layanan digital." Lebih lanjut, mereka mengingatkan bahwa rekaman-rekaman tersebut adalah hasil palsu yang tidak disetujui dan tidak ada kaitan dengan katalog resmi Celine Dion.Meskipun tidak menyebutkan lagu tertentu, baru-baru ini beredar cover lagu gospel "Heal Me Lord" yang dinyanyikan dengan teknologi AI, dan video tersebut telah menarik perhatian dengan jumlah tampilan yang melampaui satu juta di YouTube. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat dengan mudah mengubah karya seni tanpa keterlibatan atau izin dari sang pencipta.Ketidakpuasan terhadap praktik seperti ini bukan hanya dirasakan oleh Celine Dion. Banyak musisi di seluruh dunia juga menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap pemanfaatan AI dalam industri musik. Di Inggris, sekelompok artis telah menyuarakan protes mereka terhadap langkah pemerintah yang berencana merombak undang-undang hak cipta, sehingga perusahaan pengembang AI dapat menggunakan konten milik kreator secara lebih leluasa, khususnya melalui proses data mining atau penambangan data.Usulan ini dikritik karena dianggap memberikan "hak istimewa" terlalu kuat kepada seniman untuk memilih apakah mereka ingin berpartisipasi atau tidak. Namun, banyak yang meragukan apakah mungkin bagi individu untuk mengawasi penggunaan karya mereka di ribuan platform layanan AI yang berbeda.Brian May, gitaris legendaris dari band Queen, juga angkat bicara tentang kekhawatirannya atas situasi ini. "Ketakutan saya adalah kita mungkin sudah terlambat; pencurian semacam ini telah terjadi dan tampaknya tidak dapat dihentikan. Banyak tindakan yang dilakukan oleh pemilik miliarder AI dan platform media sosial tampaknya arogan terhadap kehidupan kita. Masa depan telah berubah selamanya," ujarnya.Selain itu, Paul McCartney memberikan penilaian kritis terkait perubahan yang diusulkan, menekankan bahwa langkah tersebut dapat memicu penipuan terhadap seniman dan berisiko menghilangkan unsur kreatif dalam musik. Sementara itu, Jimmy Page dari Led Zeppelin juga memberikan tanggapan keras. "Ketika AI mengeksploitasi kreativitas manusia untuk menciptakan konten, seringkali hal itu dilakukan tanpa izin, atribusi, atau imbalan. Ini bukan inovasi; ini adalah eksploitasi," katanya.Protes terhadap undang-undang yang membawa dampak ini semakin meluas. Lebih dari seribu artis, termasuk nama-nama terkenal seperti Damon Albarn, Kate Bush, dan Annie Lennox, ikut berpartisipasi dalam aksi protes dengan merilis album tanpa suara sebagai langkah penolakan terhadap rencana perubahan undang-undang hak cipta terkait AI yang diusulkan oleh pemerintah Inggris.