Sumber foto: Fortune India

Bill Gates Ungkap Masa Kecilnya: Diagnosa Autisme yang Tak Terpikirkan di Zaman Itu

Tanggal: 26 Jan 2025 11:05 wib.
Tampang.com | Bill Gates, pendiri Microsoft dan salah satu orang terkaya di dunia, baru-baru ini mengungkapkan pemikiran menarik mengenai masa kecilnya dan kemungkinan diagnosa autisme jika ia tumbuh di zaman sekarang.

Dalam bukunya yang akan segera dirilis berjudul "Source Code", Gates berbagi pengalaman pribadi dari masa kecilnya yang penuh tantangan hingga perjalanan awal berdirinya Microsoft.

Gates mengungkapkan bahwa jika ia dibesarkan pada era sekarang, ia mungkin akan didiagnosis dengan autisme. Pernyataan ini ia ungkapkan dalam wawancara dengan Emma Tucker, Pemimpin Redaksi The Wall Street Journal.

Dalam wawancara tersebut, Gates menceritakan bagaimana definisi autisme pada masa kecilnya sangat berbeda dengan yang ada sekarang. Saat itu, autisme dipandang dengan definisi yang lebih sempit dan lebih mudah diidentifikasi secara jelas.

Menurut Gates, pada saat ia kecil, berbagai perilaku yang sekarang kita kenal sebagai tanda-tanda autisme, seperti kesulitan dalam berinteraksi sosial dan cenderung lebih fokus pada hal-hal tertentu, dianggap sebagai perilaku anak-anak pada umumnya "Gagasan bahwa jika Anda lambat dalam bersosialisasi atau memiliki perilaku tertentu, seperti mengganggu orang lain, itu dianggap sebagai perilaku yang merangsang diri sendiri," ungkapnya dalam wawancara tersebut.

Gates mengakui bahwa saat itu, ia tidak memiliki perilaku yang sama seperti anak-anak lainnya. Sejak kecil, ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar, terutama dalam bidang matematika dan sains.

Fokus dan dedikasinya yang mendalam terhadap pelajaran ini akhirnya membawanya ke dunia pemrograman komputer, yang menjadi dasar bagi pendirian Microsoft, perusahaan teknologi raksasa yang kini menjadikannya salah satu miliarder terbesar di dunia.

Melihat kembali masa kecilnya, Gates menyadari bahwa ketertarikannya yang mendalam pada hal-hal yang spesifik dan kesulitan dalam berinteraksi sosial mungkin akan mengarah pada diagnosa autisme jika ia tumbuh di zaman modern.

"Saya menyadari, wow, ada pola tertentu di sana," tambahnya, menggambarkan bagaimana perilaku dan kecenderungannya mungkin akan dikenali sebagai tanda-tanda autisme jika dilihat dari perspektif medis sekarang.

Gates juga menceritakan bagaimana orang tuanya khawatir tentang kemampuan dirinya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Sebagai respons terhadap kekhawatiran itu, orang tuanya memutuskan untuk mengirimnya ke terapis yang membantunya untuk lebih memahami bagaimana cara mengelola energinya dengan lebih baik. Selain itu, ia juga dimasukkan ke sekolah yang sangat baik, yang menurutnya memiliki pengaruh besar dalam mengembangkan potensi dirinya.

"Terapis itu membantu saya berpikir tentang bagaimana saya menggunakan energi saya, dan sekolah yang saya masuki memberikan lingkungan yang sangat mendukung bagi perkembangan saya," ujar Gates, mengenang betapa pentingnya dua intervensi tersebut dalam hidupnya. Tanpa dukungan tersebut, mungkin saja ia tidak akan menemukan jalannya menuju dunia teknologi yang akhirnya mengubah hidupnya.

Di masa kecilnya, Gates tidak merasa dirinya berbeda, meskipun perilaku dan minatnya agak menyimpang dari norma anak-anak lain. Ia menghabiskan banyak waktu dengan membaca dan belajar hal-hal yang lebih dewasa, yang mungkin membuatnya terlihat lebih introver dan kurang tertarik pada kegiatan sosial seperti teman-temannya. Namun, kini ia menyadari bahwa perilakunya itu dapat dikenali sebagai tanda-tanda autisme, yang pada masa kecilnya tidak terlalu diperhatikan.

Pernyataan Gates ini membuka percakapan tentang bagaimana kita mendefinisikan autisme dan bagaimana persepsi kita terhadapnya telah berubah seiring berjalannya waktu.

Pada era sekarang, autisme lebih dikenal sebagai gangguan perkembangan yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Namun, pada masa lalu, gangguan ini kurang dipahami dan sering kali tidak terdeteksi.

Gates mengungkapkan bahwa dirinya merasa beruntung karena pada masa kecilnya, ia mendapatkan dukungan yang dibutuhkan tanpa diberi label tertentu yang mungkin bisa membatasi potensinya.

Dukungan orang tua, terapi yang tepat, dan sekolah yang mendukung menjadi faktor penting dalam perjalanan hidupnya, yang akhirnya membawanya untuk membangun Microsoft dan mencapai kesuksesan yang luar biasa.

Masa kecil Bill Gates mungkin tidak pernah menjadi cerita yang dibicarakan banyak orang jika bukan karena pencapaiannya yang luar biasa dalam dunia teknologi. Namun, pengakuannya tentang kemungkinan diagnosa autisme memberikan pandangan baru tentang bagaimana kita seharusnya lebih memahami dan mendukung anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Ini juga menunjukkan betapa pentingnya peran orang tua dan lingkungan sekitar dalam membantu anak-anak mengembangkan potensi mereka, meskipun mereka mungkin memiliki perilaku yang berbeda dari anak-anak lainnya.

Kisah Gates ini menjadi pengingat bahwa kesuksesan tidak selalu datang dari mengikuti norma atau berperilaku seperti kebanyakan orang. Terkadang, perbedaan justru menjadi kekuatan yang mendorong seseorang untuk mencapai hal-hal luar biasa.

Kisah hidupnya mengajarkan kita untuk lebih menghargai keunikan setiap individu dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi terbaik mereka.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved