Sumber foto: dok. Quijote Films/The Settlers

The Settlers, Film Puitis nan Brutal soal Genosida di Chile.

Tanggal: 1 Apr 2024 07:43 wib.
Film The Settlers atau Los Colonos telah diajukan Chile sebagai submisi resmi untuk nominasi Film Fitur Internasional Terbaik Oscar 2024. Meskipun tidak berhasil meraih nominasi, film ini layaknya The Zone of Interest memiliki kesamaan isu dan agenda, yakni untuk menyakinkan manusia agar tidak lagi mengulang tragedi genosida.

Perbedaan utama dari The Settlers adalah latar belakangnya, Tierra del Fuego, sebuah hamparan rumput luas yang ditemukan oleh koloni Eropa pada abad ke-16. Meskipun terlihat kosong atau tidak berpenghuni, lahan ini sebenarnya telah dihuni oleh penduduk asli Amerika Selatan sebelum kedatangan kolonis Eropa. Nama lahan ini terinspirasi dari sejumlah api unggun yang dinyalakan oleh penduduk asli Amerika Selatan yang tinggal menyebar dalam format koloni-koloni kecil.

Namun, seperti yang diduga, untuk melancarkan agenda eksploitasi alam mereka, kolonial Eropa melakukan tindakan brutal untuk menyingkirkan penduduk asli. Inilah yang kemudian digambarkan oleh Felipe Gálvez Haberle dalam karyanya yang terbaru. Seberapa brutalnya? Berikut adalah ulasan tentang film The Settlers (2023).

1. Suasana Mencekam dan Horor yang Tersebar di Film The Settlers

The Settlers dimulai dengan suasana mencekam pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Film ini dibuka dengan pemandangan hamparan lahan yang luas dan tak terbatas yang berangin. Fokus kamera kemudian perlahan mengarah ke sekelompok orang yang sedang bekerja di sebuah lahan yang dikelilingi oleh pagar kawat. Mereka ternyata adalah pekerja yang dipekerjakan oleh seorang pengusaha Spanyol, Jose Menendez, untuk mengelola salah satu lahan miliknya.

Tak lama setelahnya, suasana horor langsung menyelimuti penonton. Para pekerja tidak hanya harus bekerja keras, tetapi mereka dinilai berdasarkan kesehatan jasmaninya. Ketika salah satu dari mereka terluka dan kehilangan lengan, seorang utusan Menendez datang dan menembak mati pekerja tersebut. Hal ini menjadi awal dari suasana mencekam yang akan terus menghantui tanpa jeda.

2. Gambaran Keserakahan Manusia yang Tidak Terbatas

Utusan tersebut kemudian menemui Menendez di tendanya. Dia tampak mengenakan jas merah (seragam tentara Kerajaan Inggris) dan berbicara dengan logat Inggris yang kental. Dia menyebut namanya MacLennan, mengaku terakhir berpangkat letnan. Ia kini bekerja untuk Menendez dan mendapatkan tugas untuk "mengamankan" lahan-lahan di Tierra del Fuego. Dalam konteks ini, "mengamankan" termasuk memastikan tidak ada orang asli yang akan mengganggu rencana bisnisnya di lahan-lahan tersebut.

Dia ditemani oleh seorang tentara bayaran bernama Bill (Benjamín Westfall) yang berbicara dengan logat Texas, dan seorang penunjuk arah bernama Segundo (Camilo Arancibia), pemuda dengan kemampuan menembak brilian dan berlatar belakang mestizo (campuran orang asli dan keturunan kulit putih). Dari situ, perburuan mereka pun dimulai. Selama proses tersebut, penonton akan menyaksikan beberapa adegan kekerasan yang menyayat hati. MacLennan dan Bill tampak menikmati itu semua, sementara hanya Segundo yang masih waras dan tampak jijik dengan perilaku keji dari kedua orang tersebut.

3. Perjalanan Lambat dan Puitis, Tanpa Menghilangkan Elemen Brutalisme

Menariknya, tidak semua detail aksi genosida ditampilkan di layar oleh Galvez. Pada babak terakhir film, pemerintah Chile mulai gencar melakukan upaya nation building (pembentukan identitas suatu bangsa). Saat itu, pemerintah Chile tampak berusaha menyelesaikan dosa masa lalu pendatang Eropa mereka dan mendorong para penduduk asli Amerika Selatan untuk berasimilasi.

Pada saat itulah utusan pemerintah mendatangi Segundo yang kini hidup tenang di rumah sederhana bersama istrinya, terbebas dari atasannya. Ia diminta untuk memberikan kesaksian tentang apa yang dilakukannya bersama MacLennan beberapa tahun silam. Pada momen ini, beberapa detail mengerikan lainnya terungkap yang akan menghantui penonton. Meski terlihat seperti niat baik, adegan pemungkas ini secara efektif memastikan penonton tidak melewatkan fakta bahwa pada saat itu pemerintah Chile didominasi oleh pendatang Eropa.

Tidak seperti film perang yang fokus pada aksi, darurat waktu, dan kekerasan, The Settlers dikemas dengan gaya puitis. Film ini berjalan lambat dan para protagonisnya seolah memiliki banyak waktu untuk merenung dan berdiam diri. Jika dibandingkan, The Settlers memiliki kesamaan dengan The Zone of Interest. Kengerian tidak selalu ditampilkan melalui adegan grafis, tetapi bisa dibangun melalui detail audio yang mengesankan dan ketajaman dialognya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved