Review Film Kingdom of the Planet of the Apes: Dominasi Kera Atas Peradaban Manusia di Bumi
Tanggal: 24 Jul 2024 21:19 wib.
Film Kingdom of the Planet of the Apes yang disutradarai oleh Wes Ball merupakan salah satu bagian dari saga Planet of the Apes yang telah lama dinantikan oleh para penggemar film. Film ini melanjutkan kisah trilogi kehidupan kera yang sulit berdampingan dengan manusia. Konflik utama dalam film ini berkaitan dengan spesies kera yang berkembang menjadi lebih pintar sehingga berhasil menjajah manusia dengan ambisi untuk menguasai dunia.
Dalam film ini, kita dibawa ke dalam dunia 300 tahun setelah lumpuhnya kepemimpinan Caesar (Andy Serkis) dalam War of the Planet of the Apes (2017). Keadaan manusia mulai mengalami kemunduran, bahkan menjadi liar dan primitif. Sebaliknya, bumi mulai diambil alih oleh peradaban bangsa kera yang berevolusi dengan kecerdasan dan teknologi yang tak kalah canggih dari manusia.
Pada saat yang sama, terpecahnya bangsa kera menjadi beberapa klan turut memberikan warna baru dalam pengembangan karakter dalam film Kingdom of the Planet of the Apes. Salah satu karakter baru yang diperkenalkan adalah Proximus Caesar (Kevin Durand), seorang pemimpin otoriter yang terobsesi untuk menguasai bumi. Ia memutarbalikkan ajaran Caesar demi memperbudak bangsa kera lain untuk membangun peradaban layaknya manusia.
Tidak semua bangsa kera sepakat dengan cara kepemimpinan Proximus Caesar. Noa (Owen Teague), seorang kera muda dari klan Elang, mengambil langkah berani untuk melawan tirani yang telah meluluh-lantakkan kaum kera dari tempatnya berasal. Selama perjalanannya, ia ditemani oleh Raka (Peter Marcon), seorang kera yang mengingat akan ajaran Caesar yang menganjurkan toleransi dan perdamaian dengan umat manusia. Bersama-sama, mereka berusaha membangun kembali kebebasan antara kera dan manusia.
Dalam petualangannya, Noa bertemu dengan Mae (Freya Allan), seorang manusia yang memegang peranan penting dalam jalannya cerita. Pertemuan mereka menjadi poin krusial dalam plot film Kingdom of the Planet of the Apes. Namun, akankah perjuangan Noa mewujudkan visi tersebut membuahkan hasil?
Film ini menawarkan plot segar dan penuh petualangan. Konflik menegangkan dibalut dengan interaksi kikuk antara kera dan manusia yang disajikan dalam film ini beberapa kali menggelitik. Pertemuan antara Noa, Raka, dan Mae menjadi salah satu titik klimaks dalam film ini. Penonton disuguhkan dengan penggambaran apa jadinya apabila manusia diperlakukan sebagai kera?
Pertempuran antara kebaikan dan kejahatan, antara kera dan manusia, disajikan dengan visual yang menawan. Gerakan dan ekspresi wajah kera terasa senyata mungkin dengan bantuan teknologi CGI yang canggih. Hal ini membuat dunia kera dan interaksi antarkarakter terjalin lebih alami.
Film ini memiliki durasi sekitar 145 menit, menjadikannya salah satu film terpanjang dalam franchise Planet of the Apes. Meski demikian, adegan di awal film terasa agak lamban namun efek visual yang memukau dilengkapi dengan rentetan pertarungan dan aksi menegangkan membuat film ini menjadi tontonan yang sayang untuk dilewatkan.