“Pelangi di Mars”: Fantasi Anak-anak yang Terinspirasi Astronot Perempuan Pertama Indonesia
Tanggal: 18 Agu 2025 08:10 wib.
Rumah produksi Mahakarya Pictures mempersembahkan sebuah karya layar lebar berjudul “Pelangi di Mars”, film petualangan fantasi yang unik karena terinspirasi dari kisah sosok nyata: Pratiwi Sudarmono, astronot perempuan pertama dari Indonesia sekaligus yang pertama di Asia Tenggara. Dalam film ini, muncul tokoh fiksi bernama Pratiwi atau “Ibu Pelangi” yang dibuat untuk menghormati dan mengenalkan kembali figur luar biasa tersebut kepada generasi muda.
Produser Dendi Reynando menjelaskan, pemilihan nama karakter bukan hanya sekadar bumbu cerita, melainkan juga sebuah kesempatan memperkenalkan sosok bersejarah Indonesia yang kiprahnya belum banyak diketahui anak-anak. “Kami merasa terhormat mendapatkan restu untuk menjadikan nama Ibu Pratiwi sebagai inspirasi karakter penting di film ini,” ujar Dendi dalam pernyataannya.
Meskipun karakter Pratiwi dalam film bersifat fiksi, semangatnya benar-benar diambil dari sosok nyata Pratiwi Sudarmono. Pada tahun 1985, Pratiwi berhasil terpilih menjadi astronot NASA setelah menyisihkan lebih dari 200 kandidat lain dari seluruh Indonesia. Ia bahkan sempat menjalani berbagai pelatihan ekstrem: latihan gravitasi nol dalam kolam raksasa, simulasi keluar masuk wahana luar angkasa, hingga uji coba bertahan di ruang hampa udara. Statusnya sebagai calon astronot pun diakui secara internasional, terbukti dengan diberikannya NASA Astronaut Pin resmi.
Sayangnya, perjalanan bersejarah itu tak sempat terlaksana. Beberapa hari menjelang keberangkatan, pesawat Challenger yang rencananya akan ditumpangi mengalami tragedi ledakan saat peluncuran, membuat seluruh misi dibatalkan. Meski tak pernah benar-benar terbang ke luar angkasa, nama Pratiwi tetap tercatat di sejarah dunia sebagai simbol dedikasi, kecerdasan, dan ketangguhan perempuan Indonesia dalam sains.
Selain sebagai calon astronot, Pratiwi adalah seorang dokter, peneliti kedokteran ruang angkasa, dosen, sekaligus Guru Besar Ilmu Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Keberadaannya menjadi bukti nyata bahwa perempuan Indonesia mampu menembus batas, baik di bidang akademik maupun dalam mimpi sebesar menjelajah luar angkasa. “Kalau dulu Ibu Pratiwi tidak sempat benar-benar terbang ke luar angkasa, lewat film ini namanya mendarat di Mars. Ini bentuk penghormatan kami kepada beliau,” ungkap Upie Guava, sutradara “Pelangi di Mars”.
Film ini sendiri akan mengikuti kisah Pelangi, manusia pertama yang lahir di Mars, dalam petualangannya mencari mineral ajaib bernama Zeolit Omega zat yang dipercaya dapat memurnikan air. Misinya bukan sekadar penjelajahan, melainkan perjalanan penuh harapan agar ia bisa pulang dan bertemu kembali dengan sang ayah. Dengan balutan visual fantasi dan kisah yang hangat, “Pelangi di Mars” mencoba menghadirkan tontonan keluarga yang sarat makna.
Bekerja sama dengan Guava Film, DossGuava Studio, dan PFN, film ini ingin menghadirkan lebih dari sekadar petualangan anak-anak. Ada pesan besar yang ingin disampaikan: bahwa mimpi yang tertunda bisa tetap menjadi inspirasi, dan kisah tentang keberanian mengejar cita-cita tidak pernah lekang oleh waktu.
Dijadwalkan tayang di bioskop tahun depan, “Pelangi di Mars” diharapkan mampu menghibur sekaligus menginspirasi, mengajak anak-anak Indonesia untuk bermimpi setinggi langit bahkan setinggi Mars sambil tetap menapak pada semangat tokoh nyata yang sudah lebih dulu membuka jalan.