Tradisi Maulid Nabi di Berbagai Daerah Indonesia
Tanggal: 16 Jul 2024 17:04 wib.
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi memiliki beragam tradisi yang khas di setiap daerah, mencerminkan keragaman budaya dan cara umat Islam Indonesia dalam menghormati dan merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah beberapa tradisi Maulid Nabi yang unik dari berbagai daerah di Indonesia.
1. Grebeg Maulud di Yogyakarta
Yogyakarta dikenal dengan tradisi Grebeg Maulud, yang merupakan bagian dari perayaan Sekaten. Sekaten sendiri adalah festival yang berlangsung selama sepekan, dimulai dengan bunyi gamelan Sekaten di halaman Masjid Gede Kauman. Puncak dari perayaan ini adalah Grebeg Maulud, di mana gunungan atau tumpeng raksasa yang terbuat dari berbagai hasil bumi diarak dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gede Kauman. Gunungan ini kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol keberkahan.
2. Maulid Nabi di Aceh
Di Aceh, perayaan Maulid Nabi dikenal dengan nama Maulod Nabi atau Meugang. Tradisi ini melibatkan penyembelihan hewan seperti sapi atau kambing, yang dagingnya kemudian dibagikan kepada masyarakat, terutama yang kurang mampu. Selain itu, masyarakat juga mengadakan kenduri atau jamuan makan bersama di masjid atau meunasah (surau), di mana mereka membaca syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai Shalawat Badar.
3. Muludhen di Madura
Di Madura, tradisi Maulid Nabi disebut Muludhen. Perayaan ini biasanya diadakan dengan mengadakan pengajian dan membaca kitab Al-Barzanji, sebuah kitab yang berisi riwayat hidup dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Masyarakat juga mengadakan arak-arakan atau pawai yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, sambil membawa miniatur kapal sebagai simbol perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.
4. Maudu Lompoa di Sulawesi Selatan
Maudu Lompoa adalah tradisi Maulid Nabi yang dirayakan oleh masyarakat Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. Dalam tradisi ini, masyarakat mengadakan prosesi arak-arakan yang membawa sesajen atau persembahan yang dikenal dengan nama "Pabitte Passolo." Pabitte Passolo ini berisi berbagai hasil bumi dan makanan, yang kemudian dibagikan kepada masyarakat setelah prosesi selesai. Tradisi ini juga melibatkan pembacaan Al-Qur'an dan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
5. Baayun Maulid di Kalimantan Selatan
Baayun Maulid adalah tradisi unik dari Kalimantan Selatan, di mana bayi dan anak-anak diayun dalam ayunan yang dihias dengan berbagai hiasan warna-warni. Tradisi ini dilakukan di masjid atau langgar (surau), dengan tujuan untuk mendapatkan berkah dan doa keselamatan bagi anak-anak. Selain itu, acara ini juga diisi dengan pembacaan Al-Barzanji dan doa bersama.
6. Perayaan Maulid di Banten
Di Banten, Maulid Nabi dirayakan dengan mengadakan pengajian dan dzikir bersama di masjid-masjid. Salah satu tradisi khas di Banten adalah "Debus Maulid," yaitu pertunjukan debus yang diadakan setelah acara pengajian. Debus adalah seni bela diri tradisional yang menampilkan kekuatan fisik dan kemampuan supranatural, sebagai bentuk penghormatan dan perayaan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
7. Mulud Sanga di Cirebon
Mulud Sanga adalah perayaan Maulid Nabi di Cirebon yang berlangsung selama sembilan hari. Tradisi ini melibatkan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pembacaan Al-Barzanji, pengajian, dan dzikir bersama. Puncak dari perayaan ini adalah prosesi arak-arakan yang membawa berbagai sesajen dan hasil bumi, yang kemudian dibagikan kepada masyarakat.