Sudah Dapat THR dari Ramadhan?

Tanggal: 26 Jun 2017 10:37 wib.
Sekarang kita sudah memasuki bulan Syawal, bulan yang di awali dengan berbagai keriangan hari raya. Bulan Ramadhan baru saja beranjak meninggalkan kita. Tapi semoga kita mendapatkan ‘sesuatu’ dari Ramadhan sebagai bekal kita untuk menjalani bulan Syawal dan bulan-bulan selanjutnya. Ada beberapa ‘sesuatu’ yang kualami dan kuamati di bulan Ramadhan kemarin.

 

Kisah pertama terjadi ketika aku hendak menghadiri sebuah undangan ulang tahun. Saat itu aku tak berniat janjian dengan siapapun. Karena memang teman yang diundang kebetulan tidak ada yang searah dengan arah rumahku. Ketika aku keluar dari rumah, aku pun berjalan beberapa saat untuk menuju ke jalan raya. Setibanya aku di tepi jalan dan hendak menghentikan sebuah angkot. Eh, ada suara yang memanggilku.

“Hei Ka!” Panggilnya.

Aku sempat celingukan karena tak menyangka ada yang memanggilku di jalan seperti itu.

Akhirnya aku menemukan sumber suara, ternyata itu adalah Ghina. Salah satu teman yang diundang juga ke ulangtahun yang hendak kuhadiri.

“Ayo, Ka naik!” Ia langsung mangajakku untuk duduk di motornya. Tanpa berpikir, aku pun langsung mengikuti ajakannya.

Saat itu, kami sama sekali tidak janjian dan aku pun tak tahu jika ia akan lewat jalan dekat rumahku. Itu lah rezeki, bisa tanpa direncanakan (oleh manusia) tapi memang sudah tertulis di Lauh Mahfudz.

 

 

Kisah kedua terjadi ketika aku hendak pergi ke sebuah rapat komunitas di kawasan yang terletak cukup jauh dari rumahku. Saat itu aku sudah merencanakan akan pergi ke tempat rapat tersebut menggunakan ojek online.  Aku tidak familiar dengan tempat tersebut dan ketika kulihat di map, tempat tersebut cukup jauh dari rumahku. Pagi itu aku sudah mengetik destinasi di aplikasi ojek online, ketika hendak mengetik order, masuklah sebuah chat dari temanku di grup chat yang mengabarkan ia akan terlambat karena masih ada di sebuah kawasan, yang notabene kawasan tersebut adalah kawasan dekat dengan rumahku.  Segera aku keluar dari aplikasi ojek online dulu dan kemudian menelepon temanku tadi. Ternyata, ia baru pindah rumah ke kawasan yang tak jauh dari rumahku karena sesuatu. Aku pun bertanya, apakah bisa jika aku ke rumahnya dan kita pergi bersama ke tempat rapat karena aku tidak familiar dengan tempatnya dan aku tahu, temanku membawa kendaraan. Akhirnya aku pun segera meluncur ke rumah temanku dan kita pun kemudian menuju ke tempat rapat bersama-sama.

Untuk kisah yang ke-2 ini, memang ada unsur perencanaannya, tapi tetap saja, perencanaan ini tak akan terjadi jika aku tidak membaca chat yang masuk tadi. Dan pengaturan waktu masuknya chat dengan kesempatan aku membacanya tentu sudah diatur oleh-Nya. Nah, pertanyaanku kepada temanku, apakah boleh jika aku berangkat bersama dengannya adalah salah satu bentuk usaha!



Kisah di atas hanyalah bagian-bagian kecil dari berjuta bahkan bermilyaran episode-episode hidup kita. Selanjutnya adalah gambaran menarik yang aku peroleh di akhir Ramadhan. Mungkin kalian juga mengamati, bahwa menjelang bulan Syawal, banyak profesi yang bermunculan dan tidak ada di bulan-bulan sebelumnya. Mungkin ada profesi ini, tapi tidaklah menjamur seperti yang terjadi di akhir bulan Ramadhan.

Profesi yang kemarin kuamati salah satunya adalah tukang permak baju. Di hari biasa, profesi ini memang sudah ada. Tapi di bulan Ramadhan, khususnya di akhir bulan Ramadhan profesi ini semakin banyak. Kemarin aku mengamati tukang permak baju yang tentunya ada di kawasan yang tak jauh dari rumahku. Di kawasan Pasar Kosambi Kota Bandung, tukang permak baju ini lumayan banyak berjejer rapi di kiri kanan jalan. Panas siang, tak mematahkan semangat mereka untuk menjemput rezeki mereka.

Profesi selanjutnya yang ada di kawasan tersebut adalah penjual bunga potong. Nah, berbeda dengan profesi yang kuceritakan sebelumnya. Kalau profesi ini tak ada di kawasan ini di hari-hari biasa. Tampaknya mereka khusus datang di akhir Ramadhan saja. Karena ketika aku lewat di awal Ramadhan, belum kujumpai profesi ini.

Selanjutnya ada juga penjual jambangan bunga! Sama dengan profesi penjual bunga, profesi ini khusus ada di akhir Ramadhan saja.

Profesi lainnya tentunya adalah penjual ketupat! Bukan hanya ada di dalam pasar, tapi penjual ketupat ini, di akhir Ramadhan ada hingga ke pinggil jalan. Uniknya, aku melihat ada beberapa bapak-bapak yang jelas-jelas bukan penjual ketupat, ikut merangkai daun kelapa menjadi sebuah ketupat. Mereka adalah petugas parkir dan juga penjaga toko.

Profesi terakhir yang aku jumpai di akhir bulan Ramadhan kemarin adalah penjaja uang baru (uang dengan seri terbaru dan dalam kondisi lembaran masih halus dan mulus)! Cukup banyak orang yang menjadi penjual uang dadakan di akhir Ramadhan kemarin. Tentunya ini berhubungan dengan pembagian THR ke anak-anak saat silaturahmi di hari lebaran.

 

Ada berbagai profesi yang muncul menjelang hari lebaran, hari suci berkumpulnya keluarga. Tak bisa dipungkiri juga bahwa di hari lebaran ini, hari di mana peredaran uang tentunya sangat tinggi (baca: konsumtif). Tapi kalau kita lihat dari sudut pandang yang berbeda, untuk menuju ke hari lebaran ini, banyak yang menjemput rezekinya dengan lebih bersungguh-sungguh (yang semula pengangguran, beralih menjadi berbagai profesi sesuai dengan kemampuannya masing-masing; yang semula hanya berprofesi sebagai karyawan saja, menambah profesinya dengan menjadi penjual kue lebaran; yang semula berprofesi sebagai petugas parkir, menambah profesinya dengan menjadi tukang ketupat, dll.). Semoga berbagai pembelajaran yang diperoleh di bulan Ramadhan ini menjadi bekal kita untuk beribadah di bulan-bulan selanjutnya, khususnya dalam menjemput rezeki yang sudah disiapkan Allah untuk kita. THR ternyata tak selalu berupa nominal, yang kita dapatkan dari kantor, orangtua, paman, tante, sanak saudara, dll. Yuk, kita lebih peka! Apakah kamu sudah dapat THR dari Ramadhan? J

Sebagaimana yang disebutkan dalam Quran surat Al Anfal 53:


“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Copyright © Tampang.com
All rights reserved