Serial Ilmuwan Muslim I: Abbas Ibn Firnas sang Penemu Pesawat Terbang

Tanggal: 6 Jul 2017 07:24 wib.
Nama lengkapnya Abu al-Qasim Abbas bin Firnas bin Wirdas at-Takurini al-Andalusi al-Qurthubi. Lahir pada 810 M di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (sekarang Ronda, Spanyol). Ia merupakan seorang penemu, fisikawan, kimiawan, teknisi, musisi Andalusia dan penyair berbahasa Arab keturunan Berber.

Abbas bin Firnas menjalani masa kehidupannya di Cordoba pada abad ke-2 sampai ke-3 Hijriyah. Cordoba saat itu menjadi kota yang menjadi tujuan orang-orang Arab dan non-Arab untuk menimba ilmu pengetahuan dengan berbagai macam jurusannya. Ia hidup di masa kekhalifahan bani Umayyah II. Pada masa Khalifah al-Hakam I, Abdurrahman II, dan Muhammad I, yang hidup pada abad ke-9 Masehi.

Ia merupakan sosok yang langka. Amat perhatian dengan matematika, ilmu falak, fisika, dan terkenal dengan riset tentang penerbangan. Ia adalah pilot pertama di dunia. Seorang ilmuan Islam melakukan riset tentang dunia penerbangan. Apa yang ilmuan Islam lakukan pada masa itu adalah terobosan dan eksplorasi pertama dalam dunia kedirgantaraan.

Pengertian manusia pertama di sini berlaku umum, mencakup siapa pun yang berhasil terbang menggunakan alat apa pun, tidak harus berupa pesawat terbang seperti yang ada saat ini.

Ibn Firnas berhasil terbang menggunakan glider, alat terbang sederhana yang dilengkapi sayap. Sementara itu, tak diragukan, Wright merupakan penemu dan penerbang pesawat terbang pertama.

Alat terbang Ibn Firnas memang masih sederhana. Namun, keberhasilan Ibn Firnas menguji dan menerbangkan alat buatannya pada tahun 852 memberi inspirasi kepada ilmuwan-ilmuwan Barat untuk mengembangkan pesawat.



Ibn Firmas lahir di Izn-Rand Onda (sekarang Ronda, Spanyol) tahun 810 Masehi. Pria Maroko ini hidup pada masa pemerintahan Khalifah Umayyah di Andalusia (Spanyol).

Semasa hidupnya, seorang genius yang hidup di Cordoba ini dikenal sebagai ilmuwan serba bisa dan menguasai beragam disiplin ilmu pengetahuan. Menurut sejumlah sumber, ketertarikan Abbas pada aeronautika bermula saat ia menyaksikan atraksi pria pemberani bernama Armen Firman.

Pria tersebut membuat alat dari sutra yang diperkuat dengan batang kayu. Ia lantas terjun dari ketinggian, tetapi ia tak berhasil. Untungnya, alat cukup menghambat gerak jatuh bebas Firman sehingga ia tak terluka.

Ibn Firnas yang berada dalam kerumuman penonton terkesan dengan aksi Armen Firman. Pengalamannya ini yang menyeretnya mempelajari aeronautika lebih dalam.

Sumber lain menyebut, Armen Firman sejatinya merupakan nama Ibn Firnas yang "dilatinkan". "Penerbangan" pada tahun 852 adalah percobaan pertamanya.

Tahun 875, saat usianya menginjak 65 tahun, Ibn Firnas merancang dan membuat sebuah alat terbang yang mampu membawa penumpang.

Ia lantas mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba.

Sebelum melakukan uji coba terbang, Ibn Firnas sempat mengucapkan salam perpisahan, mengantisipasi jika penerbangannya gagal.


"Saat ini, saya akan mengucapkan selamat tinggal. Saya akan bergerak dengan mengepakkan sayap, yang seharusnya membuat saya terbang seperti burung. Jika semua berjalan dengan baik, saya bisa kembali dengan selamat," katanya.


Penerbangan itu sukses. Ibn Firnas mampu terbang selama 10 menit. Sayang, cara meluncurnya tidak tepat sehingga melakukan pendaratan yang fatal.

Ibn Firnas terempas ke tanah bersama "pesawatnya" dan mengalami patah tulang pada bagian punggung. Kecelakaan itu terjadi karena dia lupa untuk menambahkan ekor pada alat buatannya.

Ibn Firnas tidak memperhitungkan pentingnya ekor sebagai bagian yang digunakan untuk memperlambat kecepatan saat melakukan pendaratan sebagaimana layaknya burung ketika menggunakan ekornya.



Ibnu Firnas meninggal dunia pada tahun 264 H (887 M), sekitar 12 tahun setelah ia melakukan uji coba terbang keduanya. Cedera yang dialaminya saat melakukan uji coba penerbangan itu membuat kondisi kesehatannya semakin memburuk.

Sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam bukunya yang berjudul History of the Arabs: From the Earliest Times to the Present mengatakan bahwa Abbas bin Firnas sebagai salah satu tokoh besar dan manusia pertama dalam sejarah yang melakukan uji coba dalam bidang penerbangan. “Ibn Firnas was the first man in history to make a scientific attempt at flying.”

Dia merupakan orang yang pertama kali yang meninggal karena percobaan kapal terbang sepanjang sejarah manusia. Namanya diabadikan sebagai simbol keberanian dalam melakukan eksperimen. Ia telah mengajarkan pada dunia bahwa manusia bisa terbang.

Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Libya mengeluarkan perangko bergambar Ibnu Firnas untuk mengenang upayanya itu. Bangsa Irak juga membangun patung sang penerbang pertama itu di sekitar lapangan terbang internasionalnya serta mengabadikan namanya sebagai nama bandara di Utara Baghdad. (dilansir dari berbagai sumber)
Copyright © Tampang.com
All rights reserved