Seorang Pria Berstatus Mahasiswa Lakukan Penyerangan di Gereja Santa Lidwina Yogyakarta, 4 Orang Terluka
Tanggal: 12 Feb 2018 00:37 wib.
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mana kemajemukan sangat tinggi. Kemajemukan ini pun terdiri dari berbagai aspek seperti letak geografis, budaya, adat istiadat, suku, agama dan ras. Dengan dasar negara pancasila dan semboyan bhineka tunggal ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi satu tua ini pun seringkali dicoba diganggu oleh oknum-oknum tertentu untuk memecah belah masyarakat Indonesia.
Hal ini dapat dibuktikan dengan sering terjadinya berbagai terror dan ancaman seperti larangan beribadah oleh oknum tertentu pada umat minoritas, terror bom pada rumah Ibadah, bahkan pembakaran rumah ibadah yang seringkali mengatasnamakan agama tertentu.
Terror berupa penyerangan terhadap umat beragama kerapkali terjadi di Indonesia, dan kaum minoritaslah yang seringkali menjadi sasaran terror tersebut. Terror yang dilakukan pun seringkali mengancam nyawa umat yang sedang beribadah.
Kejadian yang mengganggu umat beragama pun kembali terjadi pada hari ini Minggu, 11/02 di Gereja Santa Lidwina, Sleman. Terjadi pembacokan dan ancaman oleh seorang laki-laki tak dikenal dengan sebuah samurai di dalam gereja saat jemaat tengah melaksanakan ibadah. Kejadian ini membuat 4 orang mengalami luka termasuk Romo Prier dan 3 lainnya adalah jemaat Gereja Santa Lidwina.
Setelah polisi setempat tiba di tempat kejadian, pelaku sempat melakukan perlawanan dengan mengancam petugas dan jemaat dengan samurai yang dipegannya. Namun, untuk keamanan polisi menembak kaki pelaku untuk kemudian diamankan.
Hingga kini motif pelaku masih ditelusuri oleh petugas kepolisian. Termasuk meminta bantuan Densus 88 untuk memastikan penyerangan tersebut bagian dari teror kelompok tertentu atau hanya aksi perorangan.
"Sudah pasti (melibatkan Densus) untuk menyelidiki menganalisa apakah peristiwa ini aksi teror atau aksi yang dilakukan perorangan atau lone wolf. Kalau kita lihat dari peristiwanya pelaku masuk sendiri kemudian melakukan aksinya dan Alhamdulillah saya berterima kasih kepada masyarakat terutama pihak gereja tidak mengambil langkah masing-masing karena dengan datangnya petugas kemudian dilumpuhkan semua bisa diatasi dengan baik," kata Kabareskrim Polri, Komjen Ari Dono Sukmanto, kepada wartawan, Minggu (11/2).
"Pasti kita tindaklanjuti dengan kegiatan penyelidikan," sambung dia.
Sebenarnya, kata dia, upaya antisipasi adanya penyerangan seperti ini di rumah ibadah terus dilakukan bersama Polri dan TNI.
"Berdasarkan informasi yang ada nanti intelijen memberikan masukan apakah akan ditingkatkan pengamanan atau tidak. Sementara semua masih landai," katanya.
Terkait peristiwa yang melukai Romo dan tiga orang jemaat gereja, dia menyatakan mengutuk keras. Kejadian ini, kata Ari Dono, jelas meresahkan bangsa
"Makanya saya mengimbau untuk tidak mengambil langkah-langkah analisa masing-masing. Karena setelah ini kapolda akan mengumpulkan ormas-ormas dan menginformasikan apa sebenernya yang terjadi," katanya.
Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri dan pihaknya telah mengidentifikasi identitas pelaku berstatus mahasiswa.
"Kalau dari identitasnya memang mahasiswa. Tetapi kondisi pelaku belum stabil sehingga belum bisa dimintai keterangan," ujar Dofiri usai mengunjungi Gereja Santa Lidwina, Minggu (11/2).