Pernahkah Anda merasa orang yang paling malang dalam hidup ini?
Tanggal: 27 Mei 2017 01:25 wib.
Sedih, senang, marah, terharu, takut, dll adalah berbagai varian rasa dalam hidup ini. Pernahkah Anda merasa orang yang paling malang dalam hidup ini? Merasa Anda-lah orang yang paling sering mendapatkan varian rasa sedih. Atau Anda pernah merasa takut dan cemas atas sesuatu yang belum terjadi? Berbagai varian rasa itu, sedikit banyak pasti mempengaruhi hidup kita. Bekerja bisa tidak fokus ketika kita merasa sedih. Belajar tidak bisa optimal ketika kita khawatir terhadap sesuatu.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan supaya berbagai varian rasa dalam hidup ini bisa memberdayakan kita? Bukannya membuat kita tidak berdaya. Beberapa waktu lalu, ketika saya sedang merasa menjadi orang yang paling malang, saya tak sengaja mengobrol dengan teman. Kala itu sebenarnya tak ada maksud sama sekali untuk menceritakan masalah yang sedang saya alami. Namun, Tuhan memang punya rencana. Dia kemudian mengajak saya untuk mengikuti sebuah kegiatan keesokan harinya. Saat itu, saya tidak langsung meng-iya-kan. Saya hanya berkata, “Gimana besok ya saya ikut atau tidak.”
Akhirnya hari esok pun tiba. Dan kala itu, hati saya digerakkan untuk meng-iya-kan ajakan teman saya untuk mengikuti acara yang saya juga belum jelas sebenarnya. Dari sinilah, awal perkenalan saya dengan NLP (Neuro Linguistic Programming). Konon, NLP ini dapat meningkatkan performa seseorang. Tapi jujur, di kala itu, saya hanya mengikuti ajakan teman tanpa tahu sebelumnya apa itu NLP.
Dari acara itu, sedikitnya saya jadi tahu bahwa Neuro (syaraf) fungsinya menyerap informasi yang diolah oleh sistem syaraf pusat (terima sesuatu, kemudian sesuatu itu diolah dan akhirnya merespon sebuah pikiran (takut, senang, sedih, dll)). Linguistic (bahasa) yang bisa berbentuk gambar, suara, rasa. Programming adalah menyususn sesuatu untuk mencapai sesuatu. Hmm, menarik juga ternyata kita bisa mengedit pikiran kita sendiri! Itu yang ada di benak saya kala itu.
Neuro adalah proses ketika kita menerima sesuatu, nah yang menentukan apa yang akan kita lakukan ketika kita menerima sesuatu adalah bagaimana kita menyusun bahasa ke dalam jiwa. Nah, saat itu jujur, saya yang mulai tertarik mengetahui lebih banyak mengenai NLP merasa bingung. Bahasa? Menyusun bahasa dalam jiwa? Ahhh, bingung! Don’t worry, bingung merupakan awal dari paham atau bisa.
Maksud bahasa di sini bukanlah seperti pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dkk. Dalam dunia NLP, bahasa dapat berbentuk visual (yang dilihat-oleh mata), auditory (yang didengar-oleh telinga), kinestetic (yang dirasa-oleh kulit), olfaktory (yang dicium-oleh hidung), gusfaktory (yang dirasa-oleh lidah). Atau bahasa keren-nya adalah VACOG. Nah VACOG ini lah yang dapat kita proses agar nantinya kita merespon sesuatu tadi sesuai dengan yang kita inginkan.
Jadi, ketika susunan bahasa berubah, maka makna kata juga bisa berubah. Nah perubahan ini lah yang diharapkan sesuai dengan harapan kita masing-masing. Misal nih, laporan kita dikatakan payah oleh bos. Programlah ‘sesuatu’ itu ke dalam bentuk yang akan memberdayakan kita bukan ke bentuk yang membuat kita tidak berdaya. Yang ada dalam kendali kita adalah pikiran kita, sedangkan bos ada di luar kendali kita. Janganlah kita sibuk memikirkan mengapa bos mengatakan laporan kita payah. Tapi fokuslah pada penyelesaian, agar laporan kita lebih baik, kita harus tingkatkan kualitasnya. Bukan malah memikirkan bosnya.
Dari pertemuan itu juga, saya mengetahui bahwa ada 4 cara bagaimana kita bisa memiliki kendali hidup atas hidup kita:
1. Fokus pada solusi, bukan pada masalah.
Kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa mengubah layar kita!
2. Fokus pada hal yang ada dalam kendali kita.
3. Pilih makna yang paling memberdayakan kita.
4. Atur suara, gambar, dan rasa dalam diri kita.
Dengan kemampuan kita untuk memprogram berbagai ‘sesuatu’ yang kita terima, in shaa Allah kita bisa memiliki hidup yang memberdayakan kita. Ketika ada berbagai varian rasa hidup yang kita dapatkan, kelola-lah dengan baik dan selanjutkan percayakan pada Allah untuk hasilnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam QS: Ath-Thalaq 2-3:
... Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Oh, intinya, janganlah merasa paling malang, karena ketika Allah menciptakan manusia, bukan hanya fisiknya saja yang diciptakan, namun dilengkapi dengan berbagai perangkat hidupnya. Percayalah, Allah melengkapi setiap makhluknya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
Happiness is in everywhere and anytime, if you can transform all variant taste of life into something worth...