Percaya dan Berbahagialah! Tidak Ada Keraguan Sedikitpun
Tanggal: 12 Jul 2017 23:29 wib.
Percayalah pada-Nya, yakinlah atas kuasa-Nya! Dia lah Maha Perencana dan percayalah rencana-Nya. Kalimat itu sering aku dengar dalam berbagai pengajian atau nasihat. Aku percaya, tentu aku percaya pada-Nya. Hanya saja, terkadang tak kupungkiri, ada kalanya aku merasa Dia tak sayang padaku, atau Dia tak memperhatikanku. Nah, perasaan ini sering muncul, khususnya ketika aku mengalami hal yang tidak menyenangkan.
Ada beberapa kejadian yang berhubungan dengan percaya tersebut. Ternyata percaya itu, bukan hanya sesekali, tapi mari kita berusaha untuk bisa percaya pada-Nya, kapan pun dan di mana pun. Kejadian yang pernah aku alami adalah ketika aku berkali-kali gagal untuk melamar pekerjaan di beberapa perusahaan yang aku inginkan, selulus aku dari kuliah dahulu. Sampailah aku pada satu titik, aku akan melamar pekerjaan di dalam kota saja dan tak usah di perusahaan yang ternama. Kala itu aku melihat ada lowongan dan lokasinya memang di dalam kota. Aku masih bimbang sebenarnya untuk melamar posisi tersebut, karena posisi itu tak sesuai dengan minatku dan juga tak sesuai dengan disiplin ilmu kuliahku. Aku adalah seorang sarjana ekonomi dan posisi yang aku lamar adalah di bidang pendidikan.
Aku ternyata diterima di posisi yang aku lamar. Jujur, di awal aku bekerja aku sungguh merasa tidak nyaman, karena harus belajar dari awal mengenai dunia pendidikan ini. Beberapa kali terbersit untuk resign saja dari pekerjaan ini karena aku sungguh tak menguasainya dengan baik. Aku sering merasa sedih jika dalam beberapa reuni bertemu dengan teman kuliah dan mereka menceritakan tentang pekerjaannya (note: pekerjaan yang ia ceritakan adalah pekerjaan yang aku inginkan dulu). Terpikir juga mengapa aku selalu gagal dalam melamar posisi itu, sedangkan temanku bisa mendapatkannya. Apa salahku? Hingga beberapa waktu aku bekerja, pikiran itu masih berkecambuk dalam kepala. Saat itu seolah aku belum percaya bahwa Dia sayang padaku.
Tanpa sadar, ada berbagai penyebab yang membuatku (masih) bertahan di dunia pendidikan itu. Dan lambat laun, aku makin merasakan manfaat dengan aku bekerja di dunia ini. Aku dahulu sangat sulit untuk bisa berpikir positif dan juga banyak sulit-sulit lainnya yang aku alami. Nah, kini perlahan alhamdulillah kesulitan-kesulitanku teratasi satu per satu. Mereka bisa teratasi bukan dengan aku konsultasi dengan psikolog atau juga ikut kursus kepribadian, namun melalui dunia pendidikan ini. Ketika aku melihat kesulitan yang dialami oleh anak didik, aku berusaha mencari tahu penyebabnya dan kemudian mencoba untuk atasi penyebabnya tersebut. Tanpa sadar, aku pun melakukan hal yang sama untuk diriku.
Hal seperti ini, belum tentu aku bisa dapatkan dari perusahaan yang ingin aku masuki dahulu. Allah sangat paham hambanya dan juga kebutuhannya. Karenanya, Dia dahulu tidak meluluskanku di perusahaan yang aku inginkan. Dia tahu bahwa untuk mengatasi kesulitanku adanya bukan di perusahaan itu, melainkan di tempat yang lain (baca: dunia pendidikan). Nah, kini aku percaya bahwa Dia sungguh sayang hambanya. Dia menempatkan kita pada berbagai situasi, karena situasi itulah yang terbaik untuk kita. Mungkin, jika aku tidak bekerja di dunia pendidikan, aku akan tetap saja dengan berbagai sulit-sulit yang aku alami. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al Baqoroh 216:
..., Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Percayalah dengan perspektif-Nya. Ia Maha mengetahui segala perkara. Berhentilah bersikukuh bahwa kita tahu yang terbaik untuk kita dan merasa gagal jika yang kita lakukan tidak sesuai dengan keinginan kita. Dengan percaya dan yakin, in shaa Allah hidup akan lebih ringan dijalani dan dapat dinikmati dengan bahagia. Kewajiban kita adalah berusaha juga berdoa, dan hasil-Nya serahkan pada Dia yang Maha Tahu kebutuhan hambanya.