Sumber foto: Canva

Perbedaan Al-Qur’an di Berbagai Negara

Tanggal: 25 Agu 2025 21:33 wib.
Mungkin banyak yang bertanya, apakah Al-Qur’an di Indonesia berbeda dengan Al-Qur’an yang ada di Mesir, Arab Saudi, atau negara lain? Jawabannya, secara esensial, tidak ada perbedaan. Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan isinya sama di seluruh dunia, tidak ada yang diubah sedikit pun. Namun, Al-Qur’an yang kita temui di berbagai negara bisa memiliki perbedaan dalam aspek cetakan, rasm, dan penerjemahan, yang merupakan hal teknis dan tidak mengubah makna atau isi dari ayat-ayatnya.

Ragam Rasm: Standar Penulisan yang Berbeda

Aspek paling menonjol yang seringkali disalahartikan sebagai perbedaan isi adalah rasm, yaitu metode penulisan huruf dan ejaan dalam mushaf Al-Qur’an. Rasm sendiri adalah produk dari perkembangan tradisi kaligrafi dan penulisan Islam di berbagai wilayah. Di era awal Islam, mushaf ditulis tanpa tanda baca dan harakat (vokal). Seiring waktu, para ulama mengembangkan sistem untuk memudahkan pembacaan, terutama bagi mereka yang bukan penutur asli bahasa Arab.

Secara umum, ada dua rasm yang paling populer dan digunakan secara luas di dunia:

Rasm Utsmani: Ini adalah rasm yang paling otentik dan paling banyak digunakan di seluruh dunia, terutama di negara-negara Arab dan Timur Tengah. Rasm Utsmani mengikuti kaidah yang telah ditetapkan sejak masa Khalifah Utsman bin Affan, dan kaidahnya sangat ketat. Rasm ini bisa jadi memiliki beberapa perbedaan kecil dalam penulisan kata, yang tidak mempengaruhi pengucapan dan makna, namun tetap dianggap sebagai rasm standar yang paling otentik.

Rasm Imla’i: Rasm ini lebih modern dan seringkali disesuaikan dengan ejaan bahasa Arab standar yang digunakan saat ini. Rasm Imla'i lebih umum ditemukan di beberapa negara non-Arab, seperti di Asia Tenggara. Kaidah penulisannya cenderung lebih sederhana dan langsung.

Perbedaan antara keduanya sangat halus dan tidak mengubah esensi Al-Qur’an. Perbedaannya hanya pada cara penulisan kata-kata tertentu. Contohnya, kata "Al-Rahman" bisa ditulis tanpa huruf alif di tengah dalam rasm tertentu, namun tetap dibaca dengan huruf alif tersebut. Ini seperti perbedaan ejaan dalam bahasa Inggris, misalnya "color" (Amerika) dan "colour" (Inggris). Keduanya merujuk pada hal yang sama, hanya cara penulisannya yang berbeda.

Di Indonesia, mushaf Al-Qur’an yang diterbitkan oleh Kementerian Agama menggunakan Rasm Imla'i yang disempurnakan dengan standar Kementerian Agama. Sedangkan di negara-negara Arab, lebih banyak menggunakan Rasm Utsmani. Ini adalah perbedaan yang sah dan tidak mempengaruhi keotentikan Al-Qur'an.

Variasi Qira'ah: Cara Baca yang Sahih

Selain rasm, ada juga perbedaan qira'ah atau cara baca Al-Qur'an. Qira'ah adalah variasi cara pengucapan (vokal, intonasi) yang telah diwariskan dari Nabi Muhammad SAW melalui para sahabat dan tabi'in secara sanad yang mutawatir (berkesinambungan dan sahih). Ada 7 cara baca utama yang dikenal luas (Qira'ah Sab'ah) dan 3 lainnya yang juga diakui (Qira'ah Asy'ar). Masing-masing qira'ah ini memiliki aturan pengucapan yang berbeda, namun semuanya sahih dan berasal dari Rasulullah SAW.

Contoh yang paling sering kita dengar adalah Qira'ah Imam Hafs dari Ashim, yang paling populer di dunia saat ini. Qira'ah ini digunakan secara luas di hampir seluruh dunia Islam, termasuk di Indonesia. Namun, ada juga negara lain yang menggunakan qira'ah berbeda, seperti di Maroko dan beberapa negara Afrika Utara yang menggunakan Qira'ah Warsh dari Nafi'. Perbedaan qira'ah tidak mengubah makna ayat, melainkan hanya variasi cara pengucapan yang telah diakui oleh para ulama.

Perbedaan dalam Terjemahan dan Teks Tambahan

Hal lain yang membuat Al-Qur’an terlihat berbeda adalah terjemahan dan teks tambahan yang menyertainya. Al-Qur’an asli hanya ditulis dalam bahasa Arab. Untuk memudahkan umat Muslim di seluruh dunia yang tidak berbahasa Arab, mushaf-mushaf modern sering kali menyertakan terjemahan dalam bahasa lokal.

Setiap terjemahan Al-Qur’an adalah hasil interpretasi dari para penerjemah, dan tidak ada satu terjemahan yang bisa sepenuhnya menangkap seluruh makna dan keindahan bahasa Arab dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, terjemahan bisa sedikit berbeda dari satu bahasa ke bahasa lain, atau bahkan dari satu penerjemah ke penerjemah lain.

Selain terjemahan, mushaf Al-Qur’an di berbagai negara juga bisa berbeda dalam hal:

Penjelasan atau tafsir singkat di bagian bawah ayat.


Tanda waqaf dan ibtida (tanda berhenti dan memulai bacaan) yang bisa berbeda antar penerbit.
Tata letak, desain, dan warna yang disesuaikan dengan selera estetika lokal.
Adanya transliterasi (tulisan latin) untuk membantu pembaca yang kesulitan membaca huruf Arab.


Semua perbedaan ini tidak mengubah isi Al-Qur’an. Ini adalah fitur tambahan untuk membantu umat Muslim memahami dan membaca kitab suci mereka.

 Al-Qur’an adalah satu dan sama di mana pun kita berada. Kesamaan ini dijaga oleh Allah SWT dan umat Islam di seluruh dunia. Perbedaan yang terlihat pada cetakan Al-Qur’an di berbagai negara hanyalah variasi teknis yang tidak esensial—seperti perbedaan rasm (cara penulisan), qira'ah (cara baca), atau terjemahan dan desain. Variasi ini muncul untuk mengakomodasi berbagai budaya dan bahasa, serta untuk memudahkan pembaca dari berbagai latar belakang. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved