Pemimpin Tidak Bisa Berlepas Diri dan Harus Bertanggungjawab dari Tuntutan Pengikutnya

Tanggal: 11 Mar 2024 07:17 wib.

“Dan orang yang (masuk) terlebih dahulu berkata kepada yang (masuk) belakangan, Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami. Maka, rasakanlah azab itu karena perbuatan yang telah kamu lakukan."

(QS. Al-A'raf 7: Ayat 39)


Pemimpin tidak bisa berlepas diri dan harus bertanggungjawab dari tuntutan pengikutnya

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini dijelaskan, bagaimana cara pemimpin-pemimpin mereka berlepas diri dan tanggungjawab dari tuntutan pengikut-pengikutnya. Pemimpin-pemimpin yang telah lebih dahulu masuk neraka mengatakan: "Kalau memang seperti yang kamu tuduhkan itu, bahwa kami menyesatkan kamu dan hendaklah azab kami dilipatgandakan dari azab yang kamu terima, maka sekarang kamu rasakan azab neraka ini karena kebodohanmu, mau disesatkan dari jalan yang benar. Kami tidak memaksamu untuk mengikuti kami tetapi kamu sendirilah yang memilih jalan yang sesat itu, berbuat dosa dan mendurhakai Allah. Begitulah akhirnya, mereka saling salah menyalahkan dan hal itu tidak ada gunanya lagi, karena mereka akan sama-sama berada dalam api neraka yang bergejolak itu.
Firman Allah:

Dan (harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu pada hari itu karena kamu telah menzalimi (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu pantas bersama-sama dalam azab itu. (az-Zukhruf/43: 39).

Pemimpin itu berdampak luar biasa, bisa membuat masyarakat menjadi sholeh dan bisa membuat mayarakat mungkar.  Pemimpin yang adil termasuk salah satu dari 7 golongan yang mendapatkan naungan di hari kiamat. Dalam hal ini Rasulullah SAW pernah bersabda, ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, salah satunya adalah pemimpin yang adil (HR Bukhari dan Muslim).

إِمَامٌ عَدْلٌ

Pemimpin yang adil. Pemimpin yang adil adalah sosok yang memimpin dengan keadilan, mengedepankan kepentingan umum, dan menjalankan tugas kepemimpinannya dengan baik.

 Rasulullah SAW bersabda, “Penghuni surga itu terdiri dari tiga kelompok, yaitu penguasa yang adil dan disenangi, orang yang mempunyai sifat kasih sayang dan lunak hati kepada setiap sanak keluarga dan setiap muslim, serta orang miskin yang menjaga kehormatan dirinya sedangkan ia mempunyai keluarga.” (HR Muslim).

Pertama, pemimpin yang adil sehingga antara dirinya dan orang-orang yang dipimpinnya akan tumbuh rasa saling mencintai dan mendoakan.

Dalam hadis yang lain, dari Abu Ya’la Ma’qil bin Yasar RA ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Seorang hamba yang diberi Allah kepercayaan untuk memimpin rakyatnya, dan ia mati dalam keadaan menipu rakyat, pasti Allah mengharamkan surga baginya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Kedua, orang yang memiliki kasih sayang. Yaitu, orang-orang yang dapat menyebar rasa kasih sayang kepada sesama manusia tanpa melihat kedudukan, harta, dan tampang. Ka

Diriwayatkan oleh Amr bin Ash Radhiyallahu Anhu dengan hadits yang marfu’, “Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman. Karena itu berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada di bumi, niscaya yang ada di langit akan mengasihi kalian.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim).

Ketiga, orang miskin yang dapat menjaga kehormatan. Sehingga tampak dalam diri orang yang miskin itu seakan seperti orang yang berkecukupan, sebab ia dapat menjaga kehormatannya dari belas kasihan orang lain.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT menyukakan orang miskin yang tetap menjaga kehormatan dirinya dan menanggung nafkah keluarganya.” (lihat dalam kitab Kanz al-Ummal).

Semoga kita termasuk salah satu dari tiga kelompok manusia yang akan menghuni surga Allah SWT. Amin.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved