Sumber foto: Era.id

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 10 Zulhijah 1445 H Jatuh Hari Senin 17 Juni 2024

Tanggal: 10 Jun 2024 13:50 wib.
Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Saiful Rahmat Dasuki, telah mengumumkan hasil Sidang Isbat yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama serta pihak terkait. Berdasarkan keputusan tersebut, ditetapkan bahwa Idul Adha 10 Zulhijah 1445 H/2024 akan jatuh pada tanggal 17 Juni 2024. Sementara 1 Zulhijah 1445 H akan dimulai pada hari Sabtu, 8 Juni 2024.

Pengumuman ini disampaikan oleh Wakil Menag pada konferensi pers di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, pada Jumat, 7 Juni 2024. "Dalam sidang Isbat, disepakati bahwa 1 Zulhijah tahun 1445 Hijriyah akan dimulai pada hari Sabtu tanggal 8 Juni 2024 Masehi, dan Insya Allah, hari raya Idul Adha akan jatuh pada hari Senin tanggal 17 Juni," ungkap Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki, Jumat sore.

Sehubungan dengan hal ini, Mahkamah Agung Arab Saudi juga telah mengumumkan bahwa hari pertama Zulhijah jatuh pada Jumat, 7 Juni 2024. Puncak ibadah haji atau hari Arafah dijadwalkan pada Sabtu, 15 Juni 2024. Oleh karena itu, Saudi menetapkan perayaan Idul Adha, yaitu sehari setelah Arafah, pada Minggu, 16 Juni 2024. Pengumuman ini telah disampaikan oleh Mahkamah Agung Arab Saudi pada hari Kamis sebelumnya.

"Perayaan puncak ibadah haji, hari Arafah, akan berlangsung pada 15 Juni. Umat Muslim yang tidak menunaikan ibadah haji akan merayakan Idul Adha pada 16 Juni di Kerajaan Arab Saudi," demikian laporan Arab News yang dikutip pada Jumat, 7 Juni 2024.

Dalam kalender Islam, Idul Adha, atau yang dikenal juga sebagai Hari Raya Haji, amatlah penting. Hari itu diperingati oleh umat Muslim sebagai saat kedatangan Nabi Ibrahim yang akan menyembelih putra tunggalnya, Ismail, atas perintah Allah, tetapi akhirnya digantikan oleh kambing. Dalam rangka memperingati peristiwa penting ini, umat Muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah kurban.

Ketentuan penentuan tanggal 1 Zulhijah dan Idul Adha ini sangatlah penting, karena menentukan waktu pelaksanaan ibadah haji dan penyembelihan hewan kurban yang akan dilakukan oleh jutaan umat Muslim di seluruh dunia. Oleh karenanya, penetapan tanggal ini merupakan hasil kajian yang matang dan dilakukan dengan berbagai pertimbangan, baik keagamaan maupun astronomi.

Perbedaan penetapan tanggal 1 Zulhijah ini juga seringkali mengemuka di berbagai negara, terutama dalam konteks ibadah haji. Negara-negara dengan jumlah umat Muslim yang signifikan akan berupaya untuk memastikan kepatuhan terhadap penetapan resmi tanggal 1 Zulhijah dari pemerintah negara asal. Hal ini juga mempengaruhi persiapan dan prosedur dalam pelaksanaan ibadah haji, termasuk dalam penjadwalan keberangkatan serta lokasi pelaksanaan ibadah.

Penetapan awal bulan Zulhijah ini juga memengaruhi kalender ibadah bagi umat Muslim yang melaksanakan puasa sunnah atau ibadah-ibadah lain yang berkaitan dengan bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu, pengumuman resmi penetapan tanggal tersebut baik di level nasional maupun internasional sangat mempengaruhi kegiatan keagamaan umat Muslim.

Pada umumnya, penetapan awal bulan Zulhijah ini dilakukan dengan metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan hilal). Dalam metode hisab, penetapan awal bulan dibuat berdasarkan perhitungan astronomi tentang posisi bulan. Sedangkan dalam metode rukyat, penetapan bulan didasarkan pada pengamatan hilal, yaitu penampakan bulan yang menentukan awal bulan.

Di Indonesia, proses penentuan awal bulan dan perayaan Idul Adha dilakukan melalui Sidang Isbat yang melibatkan berbagai pihak seperti ulama, astronom, dan pemerintah. Sidang Isbat ini dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama dalam penetapan awal bulan Dzulhijjah melalui perhitungan ilmiah yang akurat.

Kementerian Agama juga bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk mendukung proses penentuan awal bulan ini secara ilmiah. Keterlibatan LAPAN dalam memantau peredaran bulan telah membantu menentukan posisi hilal secara lebih akurat, sehingga penentuan awal bulan Dzulhijjah bisa dilakukan secara lebih terinci.

Penetapan tanggal Idul Adha dalam Islam merupakan tanggung jawab yang besar, karena menyangkut pelaksanaan ibadah yang bersifat wajib bagi umat Muslim. Oleh karena itu, proses penetapan ini perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan akurasi, untuk memastikan bahwa seluruh umat Muslim dapat menjalankan ibadah dengan tepat waktu dan sesuai dengan ajaran agama.

Sejumlah negara juga memiliki lembaga khusus yang bertanggung jawab dalam penetapan hari raya dan bulan dalam kalender Islam. Lembaga-lembaga ini memiliki peran yang sangat penting dalam merumuskan keputusan yang bersifat resmi terkait dengan penetapan tanggal 1 Zulhijah dan Idul Adha. Hal ini bertujuan untuk menyelaraskan praktek ibadah umat Islam di negara tersebut, serta meredakan potensi kontroversi terkait dengan penentuan tanggal keagamaan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved