Menolak Ibadah Haji dengan Ayat Al Quran
Tanggal: 2 Sep 2017 11:03 wib.
Selepas sholat isyak, Sukamto keluar masjid, memakai sandal hendak pulang, tiba-tiba dari belakang terdengar teriakan…
Cak Munir : “To… Sukamto…” (berteriak)
Sukamto : “Eh Cak Munir, gmana Cak ??” (sambil menoleh ke belakang)
Cak Munir : “Apanya yang gmana, To??
Ya… Kamu itu gmana?? Kan tadi kamu yang belum kelar ngomongnya…”
Sukamto : “Owalah yang tadi ta, Cak??!
Ya itu, Cak… Kan ibadah haji itu bagi yang mamou, Cak… Apalagi di Indonesia, biayanya ya tetep saja mahal. Biaya juga selalu naik kan???!! (sambil mengernyitkan dahi)
Mendengar ucapan Sukamto seperti itu, Cak Munir langsung saja menyahutnya…
Cak Munir : “Pasti kamu pakai dalil Surat Ali Imron ayat 97 kan?!!
Bahwa hak Alloh yang wajib atas manusia adalah ibadah haji, yaitu bagi orang yang mampu jalannya menuju kesana.”
Sukamto : “Iya, Cak… Memang seperti itu kan??!” (dengan PD-nya)
Cak Munir : “Gini ya, To… Berarti kamu ini menolak ibadah haji dengan ayat Al Quran lo, To!!
Kamu tidak begitu saja mentah-mentah menyimpulkan seperti itu. Apalagi ini masalah ibadah haji lo, To.
Kamu yakin kan kalau ibadah haji itu wajib? Kalau ibadah haji itu termasuk rukun Islam, termasuk pondasinya Islam?” (sambil mengelus dada)
Sukamto : “Ya…Iyaalah, Cak… Tapi kan memang seperti itu ayatnya, Cak!!”
Cak Munir : “Tidak seharusnya kamu mengambil kesimpulan yang seolah melemahkan perintah Alloh, To. Haji itu perintah mutlak dari Alloh lo, To.”
Sukamto : “Hloh… Saya tidak melemahkan perintah Alloh, Cak… Waduuhhhh…”
Cak Munir : “Seharusnya kamu pelajari juga rangkaian ayat nya, jangan dipahami sepotong saja ayatnya!!” (mulai geram)
Sukamto : “Ohhhh…. Gitu ya, Cak? Iya sih, Cak… Kadang-kadang kalau say abaca terjemahan ayat sepotong-potong gitu kok jadi aneh ya… Ada beberapa yang sulit dipahami, tidak ada hubungannya.
Oke deh, Cak… Sekarang tolong saya dijelaskan tentang ayat haji tersebut ya….”
Sukamto mulai menyadari kesalahannya. Sekarang berbalik dia yang bersemangat untuk membuka hati, mencari ilmu dan menambah kefahaman terhadap ayat-ayat Al Quran, terutama mengenai ibadah haji tersebut. Selanjutnya Cak Munir mulai menjelaskan dengan gambling tentang Surat Ali Imron ayat 97, bahwa rangkaian terdekat ayat tersebut adalah dimulai dari ayat 95 yang menjelaskan bahwa Alloh adalah Dzat yang Maha Benar dan Alloh menggunakan Nabi Ibrohim AS sebagai pancingan untuk memberitahukan tentang perintah kewajiban haji pada manusia.
Perlu kita ketahui, di ayat-ayat yang dijelaskan di Al Quran, dapat kita ketahui metode dakwah yang diterapkan oleh Alloh kepada hamba-Nya, yaitu kebanyakan adalah Alloh memulainya dengan langsung menyebutkan secara vulgar tentang sebuah perintah atau larangan. Kemudian apabila hamba-Nya belum bisa menerimanya, maka Alloh akan memberikan gambaran-gambaran untuk memotivasi hamba-Nya agar mau beriman. Apabila hamba belum juga mau beriman, maka Alloh akan menceritakan kisah-kisah di zaman dahulu sebagai contoh bagi umat yang ada di zaman sekarang. Selanjutnya apabila hamba tetap belum bisa beriman, maka Alloh mulai memberikan motivasi reward, Alloh menceritakan kebaikan-kebaikan, menunjukkan manfaat dan pahala jika mau mengerjakan suatu perintah atau menghindari suatu larangan. Dan yang paling akhir apabila hamba tetap tidak mau beriman, maka Alloh akan memberikan motivasi ancaman, Alloh akan menunjukkan kerugian-keruagian bahkan ancaman berupa siksa api neraka.
Lain hal nya dengan perintah tentang ibadah haji, terdapat keunikan di dalam nya, yaitu Alloh memulai pancingan dengan seorang kholilulloh (kekasih Alloh), Nabi Ibrohim AS, seorang nabi panutan umat, yang banyak sekali amalan-amalan ibadah merujuk pada amalan beliau. Bahkan di ayat 95 tersebut dijelaskan bahwa beliau adalah bukan orang yang mensekutukan Alloh. Jelas kita tahu, bahwa Alloh amat sangat benci dengan orang yang syirik, tapi disini kita lihat bahwa Alloh lah yang memberi stempel untuk Nabi Ibrohim sebagai orang yang suci dari syirik. Dan selanjutnya kita diperintah untuk mengikuti ajaran Nabi Ibrohim AS dengan hanif (condong).
Setelah itu di ayat 96 Alloh menjelaskan bahwa tempat yang pertama kali dibangun sebagai pusat ibadahnya manusia (Baitulloh) itu adalah berada di Kota Bakkah (nama lain Kota Makkah), yang mana Kota Makkah itu adalah kota yang dibarokahi dan menjadi petunjuk bai seluruh alam. Di ayat ini Alloh langsung memberikan motivasi reward kepada kita, bahwa kita beribadah haji itu menuju ke Baitulloh, yang bertempat di Kota Makkah, yaitu tempat yang dibarokahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam, dalam hal ini adalah terdapat banyak sekali situd-situs bersejarah para nabi bahkan tempat-tempat mustajab.
Tidak hanya sampai disitu, motivasi reward berlanjut di ayat 97 awal, yang menjelaskan bahwa di Kota Makkah itu terdapat salah satu ayat yang jelas berupa Maqom Ibrohim. Bahkan lafadz selanjutnya menjelaskan bahwa barangsiapa yang masuk ke Kota Makkah, maka di masuk dalam keadaan aman. Kemudian Alloh memulai menyebutkan sutu perintah yang dimaksud, yaitu ibadah haji ke Baitulloh bagi orang yang mampu jalannya. Ini yang nanti menarik untuk kita bahas. Sebelumnya kita lanjutkan dulu lafadz ayat 97 sampai habis, yaitu sebuah akhiran yang berupa motivasi ancaman, “Dan barangsiapa yang kufur (tidak mau melaksanakan ibadah haji), maka ketahuilah sesungguhnya Alloh Dzat yang Maha Kaya dari seluruh alam.”
Sekarang kita bahas tentang lafadz “bagi orang yang mampu jalannya”. Kenapa kita tidak melihat di awal ayat 95, yang mana Alloh telah memerintahkan kita untuk mengikuti ajaran Nabi Ibrohim AS, termasuk dalam hal ini adalah ajaran ibadah haji. Coba kita banyangkan, bagaimana sempurnanya ibadah haji seorang Nabi Ibrohim AS?? Bagaimana khusyuknya setiap ibadah beliau?? Tentu Alloh Maha Mengetahui akan semua itu. Alloh tahu bahwa ibadah haji itu ibadah yang berat, ibadah fisik sekaligus mental. Alloh tahu tidak semua hamba bisa melaksanakan ibadah haji seperti ibadah hajinya Nabi Ibrohim. Alloh tahu ada banyak hamba yang tinggal jauh dari Kota Makkah. Oleh karena itulah, secara tekstual Alloh menambahkan imbuhan pada perintah ibadah haji, yaitu “bagi orang yang mampu jalannya”.
Jadi ini bukan menunjukkan pelemahan pada perintah wajibnya ibadah haji, melainkan wujud cinta dan kasih sayang Alloh kepada hamba-Nya. Bukankah Alloh itu Dzat yang Maha Bijaksana??? Tidak ada lagi alasan bagi kita untuk menunda-nunda ibadah haji. Karena ibadah haji itu sama wajib nya dengan syahadat, sholat 5 waktu, puasa romadhon dan zakat fitrah. Karena ibadah haji itu termasuk pondasi islam kita. Ayo kita prioritaskan ibadah haji untuk menyempurnakan Islam kita. Semoga Alloh memberi manfaat dan barokah. Aamiiin.