Mengungkap Tradisi Unik Iduladha di Nusantara: Warisan Budaya yang Sarat Makna
Tanggal: 9 Jun 2025 11:46 wib.
Hari Raya Iduladha, selain dikenal sebagai momen ibadah haji dan kurban, juga menjadi ajang perayaan yang kaya akan tradisi di berbagai penjuru Indonesia. Setiap daerah memiliki cara unik dalam merayakan hari besar ini, mencerminkan keragaman budaya yang memperkaya khazanah bangsa. Berikut beberapa tradisi khas Iduladha dari berbagai daerah di Indonesia:
1. Meugang di Aceh: Tradisi Menyambut Hari Suci dengan Hidangan Daging
Di Aceh, tradisi Meugang telah berlangsung sejak masa Kesultanan Aceh. Menjelang Iduladha, masyarakat berkumpul untuk memasak dan menikmati hidangan berbahan dasar daging sapi atau kerbau bersama keluarga dan tetangga. Tradisi ini melambangkan rasa syukur dan kebersamaan dalam menyambut hari suci.
2. Apitan di Semarang: Ungkapan Syukur atas Hasil Bumi
Masyarakat Semarang merayakan Iduladha dengan tradisi Apitan, yang dipercaya berasal dari ajaran Wali Songo. Dalam tradisi ini, hasil pertanian dan ternak diarak dalam sebuah prosesi sebelum akhirnya dibagikan kepada warga. Apitan mencerminkan rasa syukur atas rezeki yang diberikan serta mempererat solidaritas sosial.
3. Grebeg Gunungan di Yogyakarta: Simbol Kemakmuran dari Keraton
Di Yogyakarta, perayaan Iduladha dimeriahkan dengan Grebeg Gunungan. Tiga gunungan yang terdiri dari hasil bumi diarak dari Keraton menuju Masjid Gede Kauman. Masyarakat percaya bahwa mendapatkan bagian dari gunungan tersebut akan membawa berkah dan kesejahteraan.
4. Manten Sapi di Pasuruan: Penghormatan kepada Hewan Kurban
Di Pasuruan, Jawa Timur, terdapat tradisi unik bernama Manten Sapi. Sapi yang akan dikurbankan dihias layaknya pengantin dengan kain kafan, bunga, dan sajadah, kemudian diarak menuju masjid setempat. Tradisi ini menunjukkan penghormatan kepada hewan kurban dan menambah kekhidmatan perayaan Iduladha.
5. Gamelan Sekaten di Cirebon dan Surakarta: Alunan Musik Religius
Di Cirebon dan Surakarta, perayaan Iduladha dimeriahkan dengan alunan Gamelan Sekaten. Tradisi ini dipercaya sebagai bagian dari dakwah Sunan Gunung Jati dan digelar di area Keraton Kasepuhan. Musik gamelan dimainkan usai salat Iduladha dan terbuka untuk umum, menambah semarak perayaan.
6. Mepe Kasur di Banyuwangi: Simbol Penolak Bala dan Keharmonisan
Suku Osing di Banyuwangi memiliki tradisi Mepe Kasur atau menjemur kasur jelang Iduladha. Kasur bercorak merah dan hitam dijemur di halaman rumah sebagai simbol penolak bala dan harapan akan keharmonisan rumah tangga.
7. Accera Kalompoang di Gowa: Penyucian Benda Pusaka
Di Gowa, Sulawesi Selatan, terdapat tradisi Accera Kalompoang yang dilakukan selama dua hari, dimulai sehari sebelum Iduladha. Dalam upacara ini, benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Gowa dibersihkan sebagai simbol penyucian dan penghormatan.
8. Toron dan Nyalase di Madura: Pulang Kampung dan Ziarah Leluhur
Masyarakat Madura memiliki tradisi Toron, yaitu pulang kampung saat Iduladha. Setelah salat Id, mereka melakukan Nyalase atau ziarah ke makam leluhur untuk mendoakan arwah keluarga, menunjukkan kuatnya ikatan kekeluargaan dan penghormatan terhadap leluhur.
9. Ngejot di Bali: Berbagi dengan Tetangga Non-Muslim
Di Bali, umat Muslim merayakan Iduladha dengan tradisi Ngejot, yaitu berbagi makanan kepada tetangga non-Muslim sebagai wujud rasa syukur dan toleransi antarumat beragama. Tradisi ini memperkuat harmoni dan kerukunan di tengah masyarakat yang multikultural.
10. Kaul Negeri dan Abda'u di Maluku Tengah: Prosesi Membawa Berkah
Di Negeri Tulehu, Maluku Tengah, pemuka adat dan agama membawa kambing keliling desa sambil bertakbir dalam tradisi Kaul Negeri dan Abda'u. Tradisi ini dipercaya dapat mengusir bencana dan membawa berkah bagi masyarakat setempat.
Tradisi-tradisi tersebut mencerminkan kekayaan budaya Indonesia dalam merayakan Iduladha. Selain sebagai bentuk ibadah, tradisi ini juga mempererat tali silaturahmi, memperkuat solidaritas sosial, dan melestarikan warisan budaya yang sarat makna.