Mengenal Upacara Saraswati: Peringatan Dewi Ilmu Pengetahuan
Tanggal: 19 Jul 2024 13:54 wib.
Upacara Saraswati adalah salah satu perayaan penting dalam agama Hindu, khususnya di Bali, Indonesia. Upacara ini didedikasikan untuk Dewi Saraswati, dewi ilmu pengetahuan, seni, dan kebijaksanaan. Setiap 210 hari, umat Hindu Bali memperingati hari Saraswati untuk memohon berkah dan perlindungan Dewi Saraswati atas ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Perayaan ini tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga menjadi momentum penting dalam menjaga tradisi dan budaya Bali.
Sejarah dan Asal Usul
Dewi Saraswati adalah salah satu dewi utama dalam agama Hindu, yang dipercaya sebagai istri dari Dewa Brahma, sang pencipta. Dewi Saraswati sering digambarkan dengan empat tangan, memegang kitab suci Veda, mala (tasbih), dan alat musik veena, serta duduk di atas bunga teratai atau angsa. Simbolisme ini mencerminkan atribut Dewi Saraswati sebagai pelindung ilmu pengetahuan, seni, dan kebijaksanaan.
Di Bali, hari Saraswati diperingati setiap Saniscara Umanis Wuku Watugunung, yang jatuh setiap 210 hari dalam kalender Pawukon. Perayaan ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Bali dan menunjukkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan dan pendidikan dalam budaya mereka.
Rangkaian Upacara Saraswati
Perayaan Saraswati terdiri dari beberapa tahapan dan rangkaian kegiatan yang penuh dengan makna religius dan budaya. Setiap tahapan memiliki simbolisme dan tujuan tertentu dalam menghormati Dewi Saraswati.
1. Persiapan dan Persembahyangan
Sehari sebelum upacara, keluarga Hindu Bali mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, seperti bunga, buah-buahan, dan canang (sesajen). Pada hari Saraswati, pagi-pagi sekali, mereka melakukan persembahyangan di pura keluarga atau di rumah. Kitab-kitab suci, alat tulis, dan buku-buku pelajaran ditempatkan di tempat yang dihormati dan diberikan sesajen sebagai simbol penghormatan kepada Dewi Saraswati.
2. Mekiyis
Setelah persembahyangan di rumah, umat Hindu Bali melakukan upacara Mekiyis atau Melasti, yaitu mengarak kitab-kitab suci ke sumber air suci seperti danau, laut, atau sungai. Air suci ini kemudian digunakan untuk memerciki kitab-kitab sebagai simbol penyucian dan permohonan berkah dari Dewi Saraswati.
3. Malam Saraswati
Pada malam hari, umat Hindu Bali melanjutkan persembahyangan di pura-pura besar dan tempat-tempat suci lainnya. Di sini, mereka memohon agar Dewi Saraswati memberikan pengetahuan, kebijaksanaan, dan inspirasi dalam hidup mereka. Selama malam Saraswati, berbagai kegiatan seni seperti tari-tarian dan musik tradisional sering kali ditampilkan sebagai bentuk penghormatan dan persembahan kepada Dewi Saraswati.
Makna Filosofis
Upacara Saraswati memiliki makna filosofis yang mendalam. Ilmu pengetahuan dan seni dianggap sebagai anugerah yang sangat berharga dari Dewi Saraswati, yang harus dijaga dan dikembangkan. Perayaan ini mengingatkan umat Hindu Bali akan pentingnya pendidikan dan pencarian pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, upacara ini juga mengajarkan bahwa pengetahuan harus digunakan untuk kebaikan dan kesejahteraan umat manusia.
Pengaruh dan Pelestarian Tradisi
Perayaan Saraswati tidak hanya penting bagi masyarakat Hindu Bali, tetapi juga berkontribusi dalam pelestarian budaya dan tradisi lokal. Pemerintah daerah dan berbagai organisasi budaya sering kali mendukung dan mempromosikan perayaan ini sebagai bagian dari upaya menjaga warisan budaya Bali. Pendidikan mengenai pentingnya upacara Saraswati juga diajarkan di sekolah-sekolah, sehingga generasi muda dapat memahami dan menghargai tradisi ini.