Mengenal Satu-Satunya Sahabat Nabi Muhammad yang Masih Hidup
Tanggal: 4 Des 2017 21:48 wib.
Tampang - Nabi Muhammad lahir pada tahun 570 M dan meninggal pada tahun 632 M. Itu artinya, beliau hidup ribuan tahun sebelum hari ini. Namun, percayakah Anda jika sampai saat ini ada sahabat Nabi yang masih hidup? Dia berada di tengah kering kerontangnya gurun Yordania. Dia bukanlah manusia, melainkan pohon yang masih berdiri tegak dan tumbuh subur sementara tidak ada lagi pohon selain dia yang hidup di gurun tersebut.
Orang-orang menyebutnya dengan istilah “The Only Living Sahabi” atau satu-satunya sahabat Nabi yang masih hidup. Selain dapat bertahan hidup di daerah gurun yang minim sekali air, pohon yang disebut-sebut sebagai pohon yang diberkati ini menjadi begitu istimewa karena dipercaya sebagai pohon yang pernah menunjukkan tanda-tanda kenabian Muhammad atas izin Allah swt.
Dulu, ketika Nabi Muhammad melakukan perjalanan untuk berdagang ke Suriah dengan pamannya, Abu Thalib, mereka bertemu dengan biarawan Nasrani bernama Bahira yang sudah lama mendengar ramalan tentang munculnya nabi terakhir yang sangat ditunggu-tunggu. Ketika itu, Nabi Muhammad sedang duduk di bawah pohon tersebut untuk beristirahat. Namun kemudian, Bahira takjub menyaksikan cabang pohon tersebut merunduk untuk melindungi Rasulullah. Bahira yakin bahwa kelak keponakan Abu Thalib itu akan menjadi nabi akhir zaman. Ia pun meminta kepada Abu Thalib untuk senantiasa merawat dan menjaga Rasul.
Awal ditemukannya pohon tersebut sebagai pohon Sahabi adalah ketika Pangeran Ghazi bin Muhammad dari Yordania menemukan beberapa manuskrip atau naskah tua ketika ia memeriksa arsip negara. Dari manuskrip-manuskrip tersebut, kemungkinan besar tempat bertemunya Bahira dan Nabi Muhammad adalah di gurun Yordania.
Saat ini, pohon tersebut dilestarikan oleh pemerintah. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu memasang pagar di sekeliling pohon, memantau keadaannya secara rutin, serta mempekerjakan ilmuan dan cendekia untuk penelitian lebih lanjut. Meski begitu, siapapun masih dapat menyentuh dan berlindung di bawah pohon rindang tersebut untuk mengenang Rasulullah. Wallohu’alam bishawab. (Ulf/Red)