Mengapa Allah Membenci Suara Keledai? Tafsir Surat Luqman Ayat 18-19
Tanggal: 8 Mei 2024 12:18 wib.
Allah SWT dalam Al-Qur'an telah menyampaikan larangan terhadap suara keledai, sebagaimana terdapat dalam Surat Luqman ayat 18-19. Ayat tersebut menyiratkan penolakan Allah terhadap sifat dan perilaku yang dianalogikan dengan suara keledai. Untuk memahami lebih dalam tentang mengapa Allah membenci suara keledai, mari kita simak tafsir Surat Luqman ayat 18-19.
Surat Luqman merupakan surat ke-31 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 34 ayat. Ayat 18-19 menjelaskan, "Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia dan janganlah kamu berjalan di bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan berjalanlah dengan berhati-hati dan rendah diri. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai."
Dari tafsir Surat Luqman ayat 18-19, kita dapat memahami bahwa larangan suara keledai yang disebutkan oleh Allah bukanlah secara harfiah terhadap suara hewan tersebut. Lebih dari itu, ayat tersebut merupakan metafora yang menggambarkan sifat manusia yang sombong, angkuh, dan tidak rendah hati. Suara keledai dipakai sebagai simbol keburukan agar manusia dapat memahami hakekat dari larangan tersebut.
Allah tidak mencela suara keledai secara langsung, melainkan menyatakan bahwa "seburuk-buruk suara adalah suara keledai." Hal ini mengisyaratkan bahwa perbuatan atau perilaku yang buruk, sombong, atau angkuh adalah hal yang tidak disenangi oleh Allah. Allah mencintai sifat rendah hati, sopan-santun, dan kerendahan hati dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
Dalam konteks ini, suara keledai menjadi simbol dari perilaku atau sikap yang melanggar tata krama, merendahkan orang lain, atau bersikap angkuh. Oleh karena itu, ayat ini mengingatkan umat manusia agar senantiasa menjaga perilaku dan budi pekerti mereka. Menjauhi sikap sombong, merendahkan orang lain, dan bersikap angkuh adalah tindakan yang dilarang oleh Allah, sebagaimana yang diungkapkan melalui metafora suara keledai.
Dari tafsir Surat Luqman ayat 18-19, kita dapat belajar bahwa ajaran Islam mendorong umatnya untuk menjaga perilaku, sikap, dan ucapan agar senantiasa sopan, rendah hati, dan tidak angkuh. Islam mengajarkan agar manusia saling menghormati satu sama lain, tidak merendahkan orang lain, serta senantiasa bersikap ramah dan penuh kasih sayang.
Sebagai umat Muslim, penting bagi kita untuk merefleksikan makna dari larangan Allah terhadap "suara keledai" dalam Surat Luqman ayat 18-19. Kita dapat menggunakan ayat tersebut sebagai pedoman untuk menjaga perilaku yang baik, menjauhi sikap sombong, dan senantiasa bersikap rendah hati dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa larangan Allah terhadap "suara keledai" merupakan ajaran yang mengingatkan umat manusia untuk senantiasa menjaga perilaku sopan, rendah hati, dan tidak angkuh. Dengan memahami tafsir Surat Luqman ayat 18-19, kita dapat memperkuat keyakinan dan keimanan kita kepada ajaran Islam yang mendorong kesopanan, rendah hati, dan kasih sayang dalam berinteraksi dengan sesama manusia.