Memiliki Pemikiran Yang Sempit Sangatlah Merugi Kawan
Tanggal: 25 Okt 2017 11:54 wib.
Tampang.com- Dari Waktu ke waktu dalam keseharinnya yang dilaluinya sering kali diisi kondisi hati yang mendidih, bergolak, penuh ketidaksukaan, terkadang kebencian, bahkan dendam kesumat pada saudaranya.
Dan mudah tersinggung, dan kalau sudah tersinggung seakan-akan tidak ada kata maaf. Hatinya baru terpuaskan dengan melihat orang yang menyinggungnya menderita, sengsara, atau tidak berdaya. Karena itu, tak heran bila menjelang tidur, otaknya berpikir keras menyusun rencana bagaimana memuntahkan kebencian dan rasa dendam yang ada di lubuk hatinya agar habis tandas terpuaskan pada orang yang dibencinya.
Sangatlah kasihan mereka, alangkah menderitanya orang-orang yang sempit hatinya. Hari-harinya menjadi tidak nyaman, pikirannya menjadi keruh, dan penuh rencana buruk.
Hidup di dunia ini hanya satu kali. Hanya sebentar, belum tentu panjang umur. Amat rugi kalau kita tidak bisa menjaga suasana hati.
Saudaraku, kekayaan yang sangat mahal dalam hidup ini adalah suasana hati. Walau rumah kita sempit, tapi hati kita lapang, maka akan terasa lapang pula hidup kita. Walau tubuh kita sakit, tapi kalau hati kita sehat, maka hidup akan lebih tenang. Walau badan kita lemas, tapi kalau hati tegar, maka jiwa kita insya Allah akan terasa lebih mantap.
1. Pertama, Kita harus mengkondisikan hati agar selalu siap untuk dikecewakan.
Hidup ini tidak akan selamanya sesuai dengan keinginan. Artinya, kita harus siap dengan situasi dan kondisi apapun. Kita harus siap dengan kondisi yang paling pahit dan sulit sekalipun.
2. Kedua, Kalau toh ada yang mengecewakan, maka jangan terlalu dipikirkan.
Sudah lupakan saja. Kita akan rugi oleh pikiran kita sendiri. Karena yang memberi dan membagikan rezeki hanyalah Allah semata; juga yang mengangkat derajat dan menghinakan manusia juga hanya Allah. Apa perlunya kita pusing dengan omongan orang? Apalagi kalau kita tidak salah dan berada di jalan yang benar. Biar pun orang tersebut kelelahan menghina kita, sungguh tidak akan berkurang sedikit pun pemberian Allah kepada kita. Kita tidak akan hina dengan cemoohan orang. Kita hanya akan hina dengan perilaku kita sendiri.
Sungguh seseorang akan menafkahkan apa-apa yang dimilikinya.
Saudaraku percayalah, semakin mudah kita tersinggung, apalagi hanya karena hal-hal sepele, maka akan semakin sengsara pula hidup ini.
Kita harus menjadikan orang-orang yang menyakiti kita sebagai ladang amal.
Kalau kita tidak ada yang menghina atau menyakiti, kapan kita mau memaafkan? Kapan kita mau belajar berlapang dada?kapan kita mau berjiwa besar?begitu banyak pelajaran yang kita dapat dari hinaan itu. Yang pasti, semakin kita berjiwa pemaaf, maka hati kita akan semakin lapang; semakin bisa memahami orang lain; dan hidup kita akan semakin aman dan tentram. Wallahu a’lam bish-shawab.
Amin semoga kita senantiasa dalam kumpulan orang-orang yang dilindungi Allah.